“Iya, sudah tahunan,” ujar Kelik saat ditemui wartawan di lokasi, Jumat (3/3).
Kelik mengatakan, akibat banjir tersebut, 25 kepala keluarga di wilayahnya ikut terdampak. Ia tidak mengetahui pasti penyebab banjir. Namun, ia menduga saluran yang ada di kampungnya mampet.
“Mampet begini (aliran airnya). Entah saluran di toko kedelai itu macet, terus tembus ke kali gitu. Diperkirakan gitu, padahal ini sudah dibikinin got atau saluran baru,” jelas Kelik. (*/ino)
Tag Terkait:
Tinggalkan Balasan