Ia menjelaskan, kolam ini dikerjakan secara swakelola menggunakan alat berat DSDABM. Pengerjaannya dilakukan selama dua bulan dengan menghabiskan anggaran sebesar Rp175 juta. Luas keseluruhan mencapai 1.767 meter persegi.
“Lahan 179 meter perseginya digunakan untuk kolam. Daya tampungnya bisa mencapai 716 meter kubik. Di sekitarnya, kami tanami 75 pohon pelindung,” ujar Didi.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Bandung, Eric M Attauriq menyebutkan, pembangunan di musim kemarau merupakan hal yang tepat.
“Momen musim kemarau saat ini tepat untuk bangun kolam retensi. Jangan sampai dibangun saat banjir melanda,” kata Eric.
Ia menambahkan, di tahun 2023 akan ada 3 kolam retensi yang dibangun, salah satunya di Dian Permai. Kemudian satu lagi kolam retensi di Bandung Inten Indah, Kelurahan Derwati. Lalu satu lagi di Margahayu, Kelurahan Sekejati.
Menurutnya, kolam retensi merupakan upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menghadapi kemungkinan bencana akibat dari El Nino saat ini.
“El Nino sekarang menjadi periode terpanas yang akan berlangsung sampai pertengahan tahun 2024. Dengan ini kita sudah siap membuat kolam, sehingga pada saat bencana datang sudah bisa dicegah terlebih dahulu,” akunya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan