DP3A sendiri kata Uum, tengah keliling ke 18 kecamatan dan baru 4 kecamatan yang didatangi guna penguatan edukasi tindak kekerasan kerjasama dengan kewilayahan, pol pp, kader PKK atau posyandu, babin kamtibmas, Babinsa, dan karang taruna.

“Semua jenis kekerasan di lingkungan rumah keluarga tapi kalau di sekolah itu kerjasama dengan forkab dan kepala sekolah termasuk pada waktu menjelang ppdb kita sudah mengumpulkan para kepala sekolah terkait untuk tidak terjadi kekerasan disekolah, dan ada yang langsung bermitra dengan forkab itu,” tegasnya.

“Ya kebetuan kita ambil yang tertinggi kasusnya yang jadi prioritas aja yang 18 itu. Kalau kasus kekeraasan ada di semua kecamatan. Kota Bandung ini tertinggi se-Jawa Barat,” ucapnya lagi.

Bila kasus tertinggi itu, kata Uum jangan dianggap selalu negatif terlebih ada program pemerintah pusat ke daerah dimana harus mengenjot pencegahan kekerasan.

Kata Uum, kekerasan perempuan dan anak ini seperti fenomena gunung es, namun semakin tinggi angka tercatat artinya perempuan yang mengalami kekerasan sudah berani lapor atau speak up.