“Kami ingin agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pemilahan sampah, sekaligus mendukung program ini untuk menciptakan nilai ekonomis dari limbah organik,” katanya.
Tahapan pengolahan meliputi pemilahan, fermentasi, dan pencacahan sampah menjadi pakan maggot sebanyak 326 kg. Sebagai hasil budidaya, diperoleh kasgot sebanyak 40 kg, 9 kg pupa, dan 82,5 gram telur maggot yang dipanen untuk siklus pembibitan berikutnya.
Seluruh kegiatan ditutup dengan penyemprotan Em4 (cairan yang mengandung bakteri fermentasi) dan penataan fasilitas di area budidaya maggot.
“Dengan adanya Jempol Soma, kami berharap dapat mengurangi sampah organik yang terbuang begitu saja dan sekaligus memberi peluang bagi masyarakat dalam budidaya maggot. Ini adalah langkah kecil tapi berdampak besar bagi lingkungan kita,” ungkapnya.
Gerakan Jempol Soma menjadi inovasi pengelolaan sampah organik di Husein Sastranegara, mengubah limbah menjadi produk bernilai bagi pakan ternak, mengurangi beban lingkungan, serta menciptakan ekosistem budidaya maggot yang berkelanjutan.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan