Prolite – Dilansir dari Reuters, ketegangan di Timur Tengah meningkat saat Israel memperkuat kehadiran militernya dan mengeluarkan pemberitahuan evakuasi cepat untuk lebih dari satu juta warga sipil yang tinggal di wilayah utara Jalur Gaza.
Langkah ini dilihat sebagai persiapan Israel untuk potensi serangan darat sebagai balasan atas serangan oleh Hamas, kelompok militan yang saat ini mengendalikan Gaza.
Meskipun ada peringatan dari Israel, kepemimpinan Hamas mendesak warganya untuk tetap teguh, mengambil sikap yang menentang dan bersumpah untuk melawan “hingga tetes darah terakhir”.
Hingga Jumat siang, tidak ada pergerakan besar warga sipil yang meninggalkan daerah tersebut.
Seorang warga setempat, Mohammad berusia 20 tahun, dengan tegas berkomentar, “Lebih baik mati daripada pergi. Saya lahir di sini, dan saya akan mati di sini. Meninggalkannya akan menjadi aib.”
Perasaannya tercermin di tengah reruntuhan sebuah gedung, yang hancur dalam serangan udara Israel beberapa hari lalu, menggarisbawahi situasi suram di lapangan.
Situasi semakin rumit dengan tantangan logistik dan kemanusiaan. Dengan Jalur Gaza yang berjuang dengan pasokan sumber daya penting seperti makanan dan air yang semakin berkurang.
Tinggalkan Balasan