Meskipun begitu, kelompok Palestina seperti Hamas berpendapat tindakan mereka adalah respons atas pemblokiran Gaza yang berkepanjangan dan penindasan keras di Tepi Barat.
Mereka menganggap serangan ini sebagai hasil dari kebuntuan dalam pembicaraan perdamaian dan usulan pemimpin Israel yang ingin menganeksasi wilayah Palestina.
Di sisi lain, dengan dukungan dari negara-negara Barat, mereka mengutuk keras setiap alasan di balik pembunuhan massal terhadap warga sipil.
Meskipun Mesir dan Qatar telah berusaha menjadi mediator, situasi saat ini berpotensi mengancam inisiatif AS untuk memperbaiki hubungan antara Israel dan Arab Saudi.
Normalisasi seperti ini sebelumnya dapat mengancam impian Palestina untuk penentuan nasib sendiri dan meningkatkan tekanan pada pendukung Hamas seperti Iran.
Dalam perkembangan lain, sumber-sumber menyoroti bagaimana Hamas telah mengelabui selama dua tahun terakhir, menunjukkan citra fokus ekonomi daripada kesiapan perang. Namun, semua ini terbongkar selama serangan yang terbagi dalam empat fase.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan