Israel membentuk pemerintahan perang kesatuan baru pada hari Rabu, membawa lawan-lawan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ke dalam kabinetnya.

Negara tersebut telah memanggil ratusan ribu reservis dalam persiapan untuk apa yang bisa menjadi serangan darat ke Gaza.

“Belum ada keputusan untuk invasi, tetapi kami sedang mempersiapkannya,” kata juru bicara militer Letnan Kolonel Richard Hecht pada Kamis dini hari.

Perang ini telah menghancurkan diplomasi di kawasan tersebut, tepat ketika Israel sedang mempersiapkan untuk mencapai kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan Arab Saudi, kekuatan Arab terkaya, dan beberapa bulan setelah Riyadh memulihkan hubungan dengan rival regionalnya, Iran, yang merupakan sponsor Hamas.

Iran telah merayakan serangan Hamas tetapi membantah berada di belakangnya. Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa penempatan kapal dan pesawat militer lebih dekat dengan Israel harus dilihat sebagai sinyal kepada Iran untuk menjauh dari konflik.

Ananditha Nursyifa
Editor