Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, setidaknya 340.000 penduduk Gaza telah kehilangan tempat tinggal mereka dalam empat hari terakhir. Hampir 220.000 di antaranya berlindung di 92 sekolah yang dikelola PBB.
Sementara itu, Amerika Serikat terus berupaya mendamaikan situasi. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, tiba di Israel pada hari Kamis untuk menunjukkan solidaritas dengan Israel, membantu mencegah perang dari meluas, dan mendorong pembebasan sandera, termasuk warga negara Amerika.
Blinken akan melanjutkan kunjungannya ke Yordania pada hari Jumat untuk bertemu dengan Raja Abdullah dan Mahmoud Abbas, kepala Otoritas Palestina yang menjalankan pemerintahan mandiri terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel.
Abbas, yang gerakan Fatah-nya kehilangan kendali atas Jalur Gaza kepada saingannya Hamas pada tahun 2007, belum mengutuk serangan-serangan terhadap Israel.
Dia menyalahkan eskalasi pada pengabaian keluhan Palestina dan telah meminta warga Palestina di luar Gaza untuk melawan militer Israel.
Israel membentuk pemerintahan perang kesatuan baru pada hari Rabu, membawa lawan-lawan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ke dalam kabinetnya.
Negara tersebut telah memanggil ratusan ribu reservis dalam persiapan untuk apa yang bisa menjadi serangan darat ke Gaza.
“Belum ada keputusan untuk invasi, tetapi kami sedang mempersiapkannya,” kata juru bicara militer Letnan Kolonel Richard Hecht pada Kamis dini hari.
Perang ini telah menghancurkan diplomasi di kawasan tersebut, tepat ketika Israel sedang mempersiapkan untuk mencapai kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan Arab Saudi, kekuatan Arab terkaya, dan beberapa bulan setelah Riyadh memulihkan hubungan dengan rival regionalnya, Iran, yang merupakan sponsor Hamas.
Iran telah merayakan serangan Hamas tetapi membantah berada di belakangnya. Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa penempatan kapal dan pesawat militer lebih dekat dengan Israel harus dilihat sebagai sinyal kepada Iran untuk menjauh dari konflik.
Tinggalkan Balasan