Banyak dari kita refleksi diri dengan nada keras ke diri sendiri: mengkritik, menyalahkan, atau membandingkan diri dengan orang lain. Padahal, refleksi yang tidak menghakimi jauh lebih membantu perkembangan.

Praktik sederhana refleksi harian:

  • Saat pulang kerja/selesai belajar, ambil waktu 5 menit.
  • Tanyakan tiga hal:
    1. Apa yang terjadi hari ini?
    2. Apa yang aku rasakan?
    3. Apa pelajaran kecil yang bisa diambil?
  • Hindari kata-kata seperti “seharusnya” atau “kenapa aku begini banget”.

Refleksi tanpa judgement membantu kamu memahami pola emosi dan perilaku tanpa menambah tekanan mental.

Self-Affirmation & Nilai Diri: Mengingatkan Siapa Kita dan Apa yang Penting

Prinsip “here & now” lebih mudah dilakukan ketika kita tahu nilai diri—apa yang penting bagi kita dan bagaimana kita ingin menjalani hidup.

Contoh self-affirmation yang realistis dan sehat:

  • “Aku sedang belajar, bukan harus sempurna.”
  • “Hari ini aku melakukan yang terbaik sesuai kemampuanku.”
  • “Aku layak merasa tenang dan hadir di momen ini.”

Menurut riset psikologi (2025), self-affirmation membantu otak mengurangi respons stres dan mendorong kita bertindak lebih selaras dengan nilai-nilai pribadi. Ketika pikiran selaras dengan nilai, kita lebih mudah hadir tanpa terdistraksi oleh kecemasan atau tekanan eksternal.

Membentuk Kebiasaan: Dari Rutinitas Sesaat Menjadi Identitas Diri

 

Ananditha Nursyifa
Editor