Sementara itu, pemeriksaan pada sampel air juga menemukan adanya bakteri Coliform. Mulyati menjelaskan bahwa bakteri Coliform yang terdapat pada air tidak bercampur ke dalam makanan karena sampel makanan yang diuji menunjukkan hasil negatif untuk bakteri E.coli.
Hasil uji lab pada sampel air baku menunjukkan adanya koloni Escherichia coli (E. coli) di dua titik lokasi vendor penyedia makanan dan snack. Namun, pada pemeriksaan tersebut tidak ditemukan bakteri Salmonella, shigella, atau cholerae.
Meskipun terdapat temuan E. coli sebanyak 1 koloni dan 46 koloni di dua lokasi tersebut, pada pemeriksaan mikrobiologi makanan tidak ditemukan kandungan tersebut kembali. Hal ini menandakan bahwa dalam proses pemasakan, kadar bakteri tersebut tidak masuk ke dalam makanan.
Selain itu, hasil pemeriksaan kimia kesehatan lingkungan juga mengungkapkan adanya nitrit pada sampel makanan capcai. Namun, hasil pemeriksaan terhadap sampel makanan lainnya seperti nasi putih, sambal, ayam isian burger, ayam suwir, ikan tuna isian panada, serta selada bokor menunjukkan hasil negatif.
Mulyati menjelaskan bahwa. “Pada menu nasi putih, telur balado, ayam suwir, dan sambel kandungan kimiawinya negatif. Pada pemeriksaan sampel toksikologi ditemukan pada menu perkedel jagung dan capcay. Secara besaran angka, jumlah tersebut tidak signifikan dan masih di ambang batas wajar,”
Bakteri Salmonela Diduga Menjadi Penyebab Utama Keracunan Makanan
Ia juga menyatakan bahwa kemungkinan besar penyebab keracunan yang terjadi adalah bakteri Salmonela, mengingat temuan bakteri tersebut pada sampel makanan perkedel jagung.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan