Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi masing-masing gaya komunikasi ini, memahami perbedaan antara mereka, serta implikasi dari penggunaan masing-masing gaya dalam berbagai situasi kehidupan sehari-hari.

Berikut ini merupakan perbedaan antar gaya komunikasi:

1. Komunikasi Pasif

– shutterstock
  • Pasif dalam mengungkapkan kebutuhan:

Seseorang yang komunikasi pasif mungkin tidak berani mengatakan apa yang mereka inginkan. Misalnya, “Aku gak tau, terserah kamu aja.”

  • Menghindari konflik: 

Mereka sering menghindari konflik dan menahan perasaan mereka. Contohnya, “Gapapa, aku bisa sendiri kok.”

2. Komunikasi Agresif

– Freepik
  • Berbicara dengan keras dan menuntut:

Orang dengan gaya komunikasi agresif seringkali berbicara keras dan menuntut. Contoh, “Kamu harus melakukan ini sekarang!”

  • Menyalahkan orang lain: 

Mereka cenderung menyalahkan orang lain atas masalah. Contohnya, “Ini semua kesalahanmu.”

3. Komunikasi Pasif-Agresif

– Freepik
  • Menghindari konfrontasi tetapi merasa tidak puas:

Seseorang yang komunikasi pasif-agresif mungkin akan tersenyum tetapi sebenarnya merasa marah. Misalnya, mereka setuju dengan rencana tetapi kemudian mengeluh secara diam-diam.

  • Menyembunyikan perasaan:

Mereka bisa menyembunyikan kemarahannya dan mungkin mengomel dalam hati.

4. Komunikasi Asertif

– Freepik
  • Menyampaikan dengan jujur:

Orang yang berkomunikasi asertif dapat mengungkapkan perasaan dan kebutuhan mereka dengan jujur tanpa menyalahkan. Contoh, “Aku merasa kesal waktu kamu terlambat.”

  • Memperhatikan perasaan orang lain:

Mereka juga memperhatikan perasaan orang lain. Contohnya, “Saya mengerti bahwa ada banyak kegiatan di organisasi dan kepanitiaan, tapi kita harus beresin tugas ini.”

Gaya komunikasi dapat beragam dalam situasi berbeda, dan penting untuk diingat bahwa komunikasi asertif seringkali dianggap sebagai gaya yang paling efektif dalam menjaga hubungan yang sehat dan saling pengertian.

Ananditha Nursyifa
Editor