Menurut riset kuliner dari Kompas Lifestyle (2025), generasi muda semakin tertarik mengeksplorasi masakan tradisional karena ada rasa ingin kembali ke akar budaya. Apalagi, pandemi sempat bikin banyak orang kembali ke dapur dan mengenal lagi resep keluarga. Kini, dengan adanya tren media sosial, resep tradisional jadi naik kelas karena dikemas lebih modern dan relatable.

Selain itu, dunia kuliner global juga lagi hype sama konsep authentic yet creative. Makanan dengan akar budaya kuat, tapi dikemas dengan cara baru, terbukti lebih menarik perhatian pasar internasional.

Modifikasi Rasa: Antara Inovasi dan Menghormati Tradisi

Penting banget diingat, modifikasi rasa dalam fusion harus tetap menghargai tradisi. Caranya gimana?

  1. Pertahankan elemen utama – misalnya rendang harus tetap kaya rempah, meskipun bentuknya jadi burger.
  2. Gunakan bahan autentik – tetap pakai santan, gula aren, daun jeruk, atau bumbu asli Nusantara.
  3. Eksperimen di teknik dan penyajian – plating modern, metode memanggang, atau saus tambahan bisa dipakai tanpa merusak inti rasa.

Dengan begitu, fusion nggak cuma soal gaya-gayaan, tapi juga bentuk pelestarian budaya yang lebih mudah diterima generasi muda.

Saatnya Ikutan Eksperimen!

Fusion tradisional + modern bukan sekadar tren sementara. Ini adalah cara baru mencintai kuliner Indonesia, sekaligus bikin warisan budaya kita tetap hidup di lidah generasi berikutnya. Bayangkan saja, dari dapur rumahmu bisa lahir kreasi baru yang suatu hari jadi ikon kuliner masa depan.

Ananditha Nursyifa
Editor