Ia mengungkapkan, statistik menunjukkan, Indonesia merupakan produsen sampah makanan terbesar kedua di dunia, sekitar 13 juta ton sampah makanan terbuang setiap tahun.
Iskandar mengungkapkan, nilai makanan yang terbuang mencapai 5 persen dari produk domestik bruto. Sementara di Australia, sampah makanan yang terbuang senilai 3,36 miliar dollar australia.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup tahun 2022, di Kota Bandung, dari sekitar 1.500 ton sampah harian, 44,5 persennya adalah sampah makanan atau setara 667,5 ton per hari.
“Hari ini kita tidak hanya membicarakan masalah tetapi solusi. ‘Melbourne – Bandung Food Waste Challenge 2025’ adalah wujud nyata kolaborasi antar dua negara sahabat yang bertujuan menemukan solusi inovatif dan praktis mengatasi persoalan sampah makanan,” ujarnya.
Ia menambahkan, program ini tidak hanya melibatkan pemerintah, tetapi juga mahasiswa, pelaku usaha, peneliti, start-up, dan masyarakat umum. ultimate goals- nya adalah zero food waste.
“Berkaca dari Kota Melbourne, ada gerakan yang namanya ‘Garbage Butler’ atau ‘pelayan sampah’, yang mana pegiat dan komunitas sepeda mengumpulkan sampah fogo (food and garden organics) dari restoran – restoran di sana,” tuturnya.
Tinggalkan Balasan