Stoikisme, berasal dari filsuf-filsuf Yunani kuno seperti Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius, menekankan pada kontrol diri, penerimaan atas hal-hal yang tidak dapat diubah, dan fokus pada apa yang dapat kita kontrol.

Dalam keadaan sulit, filosofi ini mengajarkan kita untuk memusatkan perhatian pada reaksi dan sikap kita terhadap situasi daripada terus-menerus meratapi hal-hal yang berada di luar kendali kita.

Cara Praktis Mengaplikasikan Filosofi Stoik

Ilustrasi menikmati waktu sendiri – Freepik

1. Bedakan Antara Hal yang Bisa Dikontrol dan Tidak Bisa Dikontrol

 Stoikisme mengajarkan untuk membedakan antara hal-hal yang berada dalam kendali kita dan yang tidak. Oleh karena itu, fokuslah pada hal-hal yang dapat kita kendalikan, seperti sikap dan tindakan, dan terimalah dengan lapang dada hal-hal yang tidak bisa kita ubah misalnya cuaca, orang lain dsb.

2. Prosoche

Latihlah diri untuk selalu memeriksa dan mempertahankan kebersihan hati nurani. Dengan demikian, kita dapat menghindari terjebak dalam emosi negatif yang tidak produktif.

3. Pikiran Positif dan Hikmat dalam Pilihan Kata

Pilih kata-kata dengan bijak. Gunakan bahasa yang positif dan bijak dalam berpikir serta berbicara. Ini dapat membantu mengubah perspektif kita terhadap situasi sulit.

4. Rencana untuk Kemungkinan Buruk

Stoik menekankan pentingnya mempersiapkan diri terhadap kemungkinan buruk. Dengan memiliki rencana cadangan, kita dapat mengurangi kecemasan dan ketidakpastian.

5. Latihan Introspeksi dan Meditasi

Luangkan waktu untuk introspeksi diri dan meditasi. Hal ini membantu kita memahami nilai-nilai yang sebenarnya, menenangkan pikiran, dan meningkatkan keseimbangan emosional.

Ilustrasi wanita yang merasa bebas – Freepik
Ananditha Nursyifa
Editor