Eh, jangan lupa juga soundtrack-nya pake tembang Jawa. Padahal liriknya tentang cinta, tapi nggak pada tau artinya, jadi kesannya lagu mistis deh. Terus aksara Jawa juga sering muncul di mantra atau rajah gaib.
Setelah itu, tempatnya disetting di desa dengan nuansa Jawa. Dan pastinya, ada deh kembang, kemenyan, dan dupa ala Jawa sebagai properti yang selalu muncul. Pokoknya ini kayak resep jitu buat bikin film horor Indonesia yang meledak.
Buat kalian yang paham dunia perfilman, pasti udah hapal dan tau rumus-rumus di atas. Mulai dari para filmmaker, aktor, atau aktris, mereka tahu banget, cerita horor + sentuhan budaya Jawa = cuan.
Kalian tinggal ketik di Google aja “film horor Indonesia yang laris”, pasti bakal nemuin unsur Jawa-nya. Apalagi yang terang-terangan menonjolkan nuansa Jawa dari poster filmnya. Contohnya ada “Lampor”, “Lingsir Wengi”, “KKN di Desa Penari”, “Sewu Dino”, “Pesugihan”, “Jailangkung”, dan masih banyak lagi.
Tinggalkan Balasan