CEO Mattel (Will Ferrell) cari-cari alasan. Dia berusaha ngegambarin kalo jajaran direksi peduli sama perempuan dengan ngungkapin kalo perusahaan dulu sempat ada perempuan-perempuan hebat yang menjabat.
Tapi yang jelas, jumlahnya masih jauh banget kalah sama laki-laki yang menduduki posisi selama ini. Tetep aja kenyataannya itu menunjukkan ketimpangan gender yang besar di perusahaan tersebut.
Saking pengennya dapet pengakuan dari Barbie, CEO itu terus cari-cari alasan sampe ngelantur. Coba aja dia bilang dia anak dari seorang ibu, keponakan dari seorang bibi, dan semua jajaran petinggi yang laki-laki suka sama perempuan. Tapi jelas, itu nggak bisa menggambarkan betapa pedulinya perusahaan terhadap perempuan.
Kenyataannya, dukungan terhadap perempuan bukan cuma soal hubungan keluarga atau preferensi pribadi, tapi tentang memberikan kesempatan yang setara dan mendukung perempuan untuk berprestasi dan berkembang di dunia kerja.
Potongan-potongan film Barbie di atas berasa gak asing ya kan? Film ini emang sukses banget mengangkat isu-isu penting tentang ketidaksetaraan gender dengan cara yang kocak dan menyegarkan. Greta Gerwig emang jago banget mengemas ceritanya sehingga penonton bisa ngakak dan menikmati filmnya.
Walaupun filmnya lucu dan bikin ketawa, tapi ceritanya juga ada pesan penting yang bikin kita mikir dan merenung. Kadang ada perasaan aneh yang muncul di hati, tapi justru itu bisa jadi peluang buat kita mikirin masalah-masalah serius yang beneran ada di dunia nyata, khususnya soal kesetaraan gender.
Gabungan antara komedi sama pesan seriusnya bisa bikin kita ngerasa senang tapi juga bikin kita lebih peka sama isu-isu sosial yang rumit. So, apa pendapat kamu tentang film ini? Tolong komen di kolom komentar ya!
Tinggalkan Balasan