Feeling worthless bukan cuma perasaan yang lewat gitu aja. Ini bisa berdampak besar ke banyak aspek hidup:
- Kehidupan Sosial: Orang jadi menarik diri, merasa nggak layak punya teman atau pasangan.
- Pekerjaan/Belajar: Sulit fokus, sering merasa gagal, bahkan malas mencoba karena sudah yakin bakal salah.
- Kesehatan Mental & Fisik: Perasaan nggak berharga sering berhubungan dengan insomnia, kecemasan, bahkan pikiran untuk mengakhiri hidup.
Penelitian terbaru dari Journal of Affective Disorders (2025) bahkan menyebutkan bahwa feeling worthless punya korelasi tinggi dengan kekambuhan depresi dibanding gejala lain. Artinya, kalau perasaan ini nggak ditangani, risiko depresi makin parah bisa meningkat.
Apakah Bisa Diatasi?
Kabar baiknya, iya, bisa. Beberapa cara yang direkomendasikan psikolog antara lain:
- Terapi Psikologis
Misalnya terapi kognitif-perilaku (Cognitive Behavioral Therapy/CBT) yang membantu mengubah pola pikir negatif jadi lebih realistis. - Obat-obatan
Dalam kasus depresi berat, psikiater bisa meresepkan obat antidepresan untuk membantu menyeimbangkan zat kimia di otak. - Support System
Dukungan dari keluarga, teman, atau komunitas sangat penting untuk menumbuhkan kembali rasa berharga dalam diri. - Mindfulness & Self-care
Melatih kesadaran diri, meditasi, olahraga, atau sekadar tidur cukup bisa bantu memperbaiki kondisi mental secara perlahan.
Kenapa Penting Mengetahui Hal Ini? Banyak orang masih salah kaprah soal depresi. Mereka mengira depresi cuma soal “kurang bersyukur” atau “kurang ibadah.” Padahal, ini kondisi psikologis serius yang butuh pemahaman dan penanganan tepat. Dengan tahu bahwa feeling worthless adalah gejala utama depresi, kita bisa lebih peka—baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.
Tinggalkan Balasan