Fearful-avoidant attachment adalah salah satu gaya keterikatan dalam teori attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth. Orang dengan gaya keterikatan ini memiliki konflik internal antara keinginan untuk dekat dengan orang lain dan ketakutan akan penolakan atau luka emosional.
Mereka ingin mencintai dan dicintai, tapi saat hubungan mulai terasa terlalu dekat atau intim, mereka bisa merasa cemas, tertekan, dan malah menjauh. Pola ini sering kali muncul secara tidak sadar dan bisa menghambat hubungan yang sehat.
Mengapa Seseorang Bisa Memiliki Gaya Keterikatan Ini?
Gaya keterikatan seseorang biasanya terbentuk sejak kecil, terutama dari hubungan dengan orang tua atau pengasuh utama. Beberapa faktor yang bisa menyebabkan fearful-avoidant attachment antara lain:
- Pengalaman trauma atau pengabaian di masa kecil
- Hubungan dengan orang tua yang tidak konsisten (kadang hangat, kadang dingin)
- Pernah mengalami pengkhianatan atau hubungan yang menyakitkan
- Lingkungan yang membuat seseorang sulit merasa aman dalam hubungan interpersonal
Singkatnya, jika seseorang tumbuh dalam lingkungan yang tidak bisa diprediksi—di mana kasih sayang dan kehangatan tidak konsisten—mereka bisa mengembangkan pola ini sebagai cara untuk melindungi diri.
Dampaknya terhadap Hubungan Romansa, Pertemanan, dan Kehidupan Sosial
Gaya keterikatan fearful-avoidant bisa mempengaruhi banyak aspek kehidupan, terutama dalam hal hubungan dengan orang lain. Berikut beberapa dampaknya:
1. Dalam Hubungan Romantis
- Sulit percaya sepenuhnya pada pasangan.
- Bisa tiba-tiba menarik diri dari hubungan saat merasa terlalu dekat.
- Takut diabaikan, tapi juga takut terlalu terikat.
- Cenderung mengalami siklus “tarik-ulur” dalam hubungan.
2. Dalam Pertemanan
- Takut terlalu bergantung pada orang lain.
- Sering merasa tidak cukup berharga untuk menjalin hubungan dekat.
- Bisa merasa kesepian, tapi juga cemas ketika seseorang terlalu peduli.
3. Dalam Lingkungan Sosial
- Kesulitan mengekspresikan emosi secara terbuka.
- Bisa menghindari situasi yang melibatkan kedekatan emosional.
- Takut dihakimi atau ditolak oleh orang lain.
Apakah Aku Punya Fearful-Avoidant Attachment? Coba Tes Sederhana Ini!
Kamu bisa bertanya pada diri sendiri dengan beberapa pertanyaan refleksi berikut:
- Bagaimana responsku saat seseorang mulai menunjukkan kasih sayang?
- Apakah aku sering merasa ingin dekat, tapi kemudian takut sendiri?
- Apakah aku cenderung curiga atau overthinking dalam hubungan?
- Seberapa nyaman aku menunjukkan emosi atau meminta bantuan?
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini bisa memberi gambaran tentang pola keterikatanmu.
Tinggalkan Balasan