Farhan juga menyoroti pentingnya pengumpulan arsip, seperti buku tahunan SMA se Kota Bandung, sebagai bagian dari identitas kolektif warga. Ia mendorong agar arsip-arsip pribadi dan sejarah komunitas turut dikumpulkan dan diceritakan kembali.
“Siapa sangka orang yang ada di ‘yearbook’ SMA 30 tahun lalu, kini menjadi profesor atau tokoh penting. Cerita-cerita ini punya kekuatan luar biasa,” jelasnya.
Kegiatan Cerita Fest menjadi ajang peluncuran program “Bandung Kota Cerita” yang mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat dalam pelestarian arsip dan pengembangan literasi berbasis narasi.
Rangkaian acara meliputi diskusi panel, mini workshop, showcase duta cerita, walking tour sejarah, serta peluncuran program Child Dreams dan Jalan Cerita Soekarno.
Lebih lanjut, Farhan mengingatkan pentingnya pengarsipan digital sebagai landasan perlindungan hak cipta dan penguatan ekonomi kreatif.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan