Penelitian terbaru di bidang psikologi kerja (2024–2025) menunjukkan bahwa burnout sering diawali dengan drained energy yang diabaikan terlalu lama.
3. Kebiasaan Sehari-hari yang Menguras Mental
Multitasking berlebihan, kebiasaan menunda lalu panik di akhir, serta paparan layar gadget yang terus-menerus juga berkontribusi besar. Otak dipaksa berpindah fokus tanpa henti, sehingga cepat lelah meski tubuh tidak banyak bergerak.
Scrolling tanpa sadar selama berjam-jam juga bikin otak penuh stimulasi, tapi miskin pemulihan.
4. Faktor Eksternal dan Relasional
Lingkungan yang tidak suportif, konflik berkepanjangan, atau hubungan interpersonal yang menuntut emosi (misalnya harus terus “kuat” atau jadi penopang orang lain) juga bisa menguras energi secara perlahan.
Energi emosional sering kali habis tanpa disadari, terutama kalau kamu jarang mengekspresikan kebutuhan diri sendiri.
Gejala Drained Energy yang Perlu Diwaspadai
Drained energy punya tanda-tanda khas yang sering muncul bersamaan, seperti:
- Merasa lelah terus-menerus meski sudah cukup tidur
- Sulit fokus dan gampang terdistraksi
- Motivasi menurun, bahkan untuk hal yang dulu disukai
- Emosi terasa datar atau justru mudah tersinggung
- Merasa kewalahan oleh hal-hal kecil
- Menarik diri secara sosial karena “nggak punya energi”
Kalau gejala ini berlangsung berminggu-minggu, ada baiknya mulai lebih aware dan tidak menganggapnya remeh.
Cara Efektif Mengelola dan Mengembalikan Energi
1. Beri Ruang untuk Pemulihan Mental
Istirahat bukan cuma tidur. Otak juga butuh jeda dari tuntutan, keputusan, dan stimulasi. Coba sisipkan waktu tanpa layar, tanpa target, dan tanpa tuntutan produktivitas.
2. Kelola Stres Secara Aktif
Latihan pernapasan, mindfulness, atau journaling reflektif terbukti secara ilmiah membantu menurunkan aktivasi stres. Bukan untuk menghilangkan masalah, tapi membantu sistem saraf kembali ke kondisi lebih tenang.
3. Atur Ulang Prioritas
Tidak semua hal harus dikerjakan sekaligus dan sempurna. Belajar menetapkan batasan adalah bagian penting dari menjaga energi. Mengatakan “cukup” bukan tanda lemah, tapi tanda sadar diri.
4. Bangun Rutinitas yang Mendukung Energi
Tidur cukup, makan teratur, bergerak ringan, dan paparan sinar matahari pagi punya dampak besar pada regulasi energi dan mood.
5. Cari Dukungan
Kalau drained energy mulai mengganggu fungsi sehari-hari, tidak ada salahnya mencari bantuan profesional seperti psikolog atau konselor. Kadang, berbagi dan dipahami saja sudah mengurangi beban mental.
Drained energy bukan tanda malas, kurang bersyukur, atau kurang kuat. Ini sinyal dari tubuh dan pikiran bahwa ada sesuatu yang perlu diperhatikan dan dirawat.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan