Negara berpenduduk 125 juta itu mencatat kurang dari 800.000 kelahiran tahun lalu, terendah sejak pencatatan dimulai.

Dikutip dari Soranews24, rata-rata nasional untuk biaya melahirkan adalah sekitar 473.000 yen atau sekitar Rp53 juta. Hal ini membuat kaum muda di Jepang enggan untuk melahirkan karena biaya mengurus anak yang dinilai sangat tinggi.

Maka dari itu, pemerintah Jepang mencanangkan program untuk warganya yang melahirkan dapat uang.

Pada pertemuan hari Kamis, Kishida mengatakan dia ingin menganggarkan sekitar 3,5 triliun yen atau setara US$ 25 miliar selama tiga tahun ke depan untuk kebijakan mendorong angka kelahiran tersebut. Namun dorongan tersebut telah menuai kritik karena kegagalannya mengidentifikasi sumber pendanaan selain memotong pengeluaran di tempat lain dan meningkatkan ekonomi.