Kita Sudah Bangun Mindset Sedemikian Rupa, Tapi Malah Dikalahkan oleh Perasaan
Pernah nggak sih kamu merasa sudah mempersiapkan semuanya dengan matang, tapi pas waktunya bertindak, tiba-tiba muncul rasa malas, cemas, atau bahkan takut?
Misalnya, kamu sudah niat bangun pagi untuk mulai olahraga. Malam sebelumnya, kamu sudah pasang alarm, menyiapkan baju olahraga, bahkan sudah membayangkan betapa segarnya udara pagi.
Tapi pas alarm berbunyi, tiba-tiba ada suara kecil dalam diri yang berkata, “Ah, masih ngantuk, 5 menit lagi.” Dan akhirnya, niat olahraga pun tertunda, lagi dan lagi.
Ini adalah contoh klasik bagaimana perasaan kita bisa mengalahkan niat baik. Kita sering kali terlalu mendengarkan emosi sesaat dibandingkan tujuan jangka panjang. Akibatnya? Kita terus berada di lingkaran yang sama tanpa ada perubahan nyata.
Kenapa Keinginan untuk Berkembang Sering Kalah dengan Kenyamanan Emosional?
Jawabannya sederhana: manusia secara alami lebih memilih kenyamanan dibandingkan tantangan. Otak kita dirancang untuk mencari rasa aman, sehingga ketika ada sesuatu yang terasa sulit atau tidak pasti, naluri kita adalah menghindarinya.
Misalnya, kamu ingin lebih percaya diri berbicara di depan umum. Tapi setiap kali ada kesempatan untuk berbicara, rasa gugup menyerang dan membuatmu memilih untuk diam. Akhirnya, kamu tetap berada di zona nyaman dan tidak pernah benar-benar berkembang.
Kenyamanan emosional memang terasa enak, tapi kalau kita terus-terusan menuruti perasaan itu, kita tidak akan pernah tumbuh. Perubahan membutuhkan keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan menghadapi ketidaknyamanan sementara.
Tinggalkan Balasan