Kenapa Otak Kita Suka Banget Bikin Sosok “Perfect Partner”?
Alasannya sederhana tapi mendalam: otak kita ingin kontrol dan kepastian.
Kita suka dengan hal-hal yang bisa ditebak dan sesuai ekspektasi. Nah, ketika menciptakan sosok ideal di kepala, kita punya “pasangan” yang sesuai 100% sama apa yang kita inginkan. Gak akan ada konflik. Gak ada perbedaan pendapat. Semua terasa serasi.
Masalahnya, ini too good to be true. Karena manusia nyata pasti punya ketidaksempurnaan. Dan saat kita terus bandingin orang nyata dengan orang imajiner yang “sempurna”, ya pasti kalah jauh. Kita jadi gak bisa menghargai hubungan yang sebenarnya berpotensi bahagia.
Bahaya Overidealizing: Dari Ekspektasi ke Kekecewaan
Terus-terusan membandingkan pasangan nyata dengan sosok ideal yang kamu ciptakan di kepala bisa jadi jebakan.
📌 Cepat kecewa
Ketika pasanganmu gak se-romantis yang kamu bayangkan, atau ternyata dia punya sifat yang gak kamu suka, kamu jadi gampang ilfeel. Padahal, bisa jadi dia cuma manusia biasa yang sedang berproses.
📌 Gagal membangun hubungan yang sehat
Alih-alih berusaha mengenal orang secara utuh, kamu justru sibuk mengharapkan dia berubah sesuai dengan ekspektasimu. Lama-lama hubungan jadi berat sebelah dan gak berjalan alami.
📌 Kehilangan kesempatan mencintai yang tulus
Saking fokus sama bayangan sempurna, kamu malah menutup diri dari cinta yang sebenarnya ada di depan mata.
Tinggalkan Balasan