Dengan membuat jadwal yang teratur, Anda bisa lebih mudah mengatur prioritas dan memastikan bahwa Anda hadir di kedua sisi – pekerjaan dan keluarga. Jangan lupa untuk fleksibel juga, karena situasi di kantor atau rumah bisa berubah.
2. Batasi Waktu Kerja yang Lebih Jauh
Meski terkadang tuntutan pekerjaan bisa terasa tak ada habisnya, cobalah menahan diri dari bekerja terlalu larut atau membawa pekerjaan ke rumah.
Jika ada tenggat waktu yang ketat, diskusikan dengan manajer mengenai pengaturan waktu yang lebih efektif.
Menetapkan batasan yang jelas antara jam kerja dan waktu untuk keluarga akan membuat kamu lebih fokus dan produktif di kedua area.
3. Manfaatkan Teknologi untuk Menjaga Komunikasi
Teknologi modern sebenarnya bisa menjadi sahabat para ayah untuk tetap terhubung dengan keluarga.
Saat kamu sedang ada rapat atau perjalanan bisnis, manfaatkan video call untuk sekadar menyapa keluarga atau mendengarkan cerita anak-anak.
Meski fisik nggak selalu bisa hadir, setidaknya kamu bisa memberikan perhatian melalui teknologi.
Namun, jangan lupa juga untuk membatasi penggunaan gadget di rumah, terutama saat sedang bersama keluarga.
Saat di rumah, fokuskan perhatian sepenuhnya pada mereka tanpa terganggu oleh notifikasi pekerjaan.
4. Libatkan Diri dalam Kegiatan Keluarga
Ayah yang terlibat aktif dalam kegiatan keluarga, baik itu membantu pekerjaan rumah atau mendampingi anak-anak belajar, memberikan dampak besar pada kesejahteraan emosional anak-anak.
Jadilah figur yang selalu hadir, meski dalam hal-hal sederhana, seperti membantu anak-anak dengan PR atau mengajak mereka jalan-jalan.
Tinggalkan Balasan