Uniknya, hubungan ini cuma terjadi dari satu sisi—alias, kamu merasa kenal banget sama mereka, tapi mereka jelas nggak tahu kamu ada!

Contohnya? Kamu ngerasa “nyambung banget” sama idol K-pop yang sering bikin vlog, atau kamu selalu nungguin streamer favorit kamu live di Twitch.

Rasanya seperti mereka adalah temanmu, padahal hubungan ini cuma ada di kepala kamu.

Kenapa Parasocial Relationship Bisa Memberikan Rasa Nyaman?

  1. Penyelamat di Saat Kesepian
    Di saat kamu lagi merasa sendirian atau nggak punya banyak interaksi sosial, parasocial relationship bisa jadi sumber kenyamanan. Sosok figur publik ini seolah jadi “teman” yang selalu ada lewat konten mereka. Mereka bikin kamu merasa didengar, dimengerti, dan terhubung, meskipun cuma secara virtual.
  2. Sumber Inspirasi
    Banyak orang merasa termotivasi oleh figur publik yang mereka kagumi. Misalnya, idol yang kerja keras bisa bikin kamu jadi lebih semangat ngejar mimpi. Atau streamer yang sering ngajak bercanda bisa membantu menghibur kamu di hari-hari sulit. Mereka seperti role model yang ngasih energi positif.
  3. Manfaat Emosional
    Hubungan ini juga bisa jadi semacam pelarian emosional. Di saat kamu capek sama dunia nyata, menonton konten idol favorit atau mendengarkan podcast dari selebritas yang kamu suka bisa bikin hati lebih tenang.

Contoh Nyata 

  • Fans dengan Idol K-pop
    Bayangin deh, kamu hafal semua nama member boyband favoritmu, tahu tanggal ulang tahun mereka, bahkan ingat quotes yang pernah mereka ucapkan. Buat kamu, mereka kayak “teman dekat,” meski mereka jelas nggak tahu siapa kamu.
  • Streamer dan Penontonnya
    Streamer game sering banget bikin interaksi dengan penontonnya lewat chat. Meskipun interaksinya terbatas, banyak penonton yang ngerasa kayak mereka punya hubungan personal dengan streamer tersebut.
  • Selebritas di Media Sosial
    Dengan adanya Instagram, TikTok, dan YouTube, selebritas jadi terlihat “lebih dekat” dengan fansnya. Kamu bisa tahu makanan favorit mereka, kebiasaan sehari-hari, atau bahkan ngeliat mereka curhat soal hidupnya. Semua ini bikin kamu merasa lebih “terhubung.”

Kenapa Banyak dan Sering Terjadi di Era Digital?

  1. Konten yang Semakin Personal
    Di era digital, figur publik sering berbagi hal-hal personal lewat media sosial atau vlog. Mereka bikin kamu merasa “masuk” ke kehidupan mereka.
  2. Kemudahan Akses
    Dengan smartphone di tangan, kamu bisa kapan aja ngeliat konten dari idol atau streamer favoritmu. Kedekatan virtual ini bikin parasocial relationship makin gampang terbentuk.
  3. Interaksi Virtual
    Banyak selebritas dan streamer yang aktif berinteraksi dengan fans lewat komentar atau live streaming. Meskipun sekilas, hal ini bisa bikin fans merasa spesial.

Kapan Parasocial Relationship Jadi Berbahaya?

Meski terlihat nggak berbahaya, hubungan ini bisa jadi masalah kalau:

  • Berubah Jadi Obsesi
    Kalau kamu sampai nge-stalk atau merasa “memiliki” figur publik, itu tanda bahaya. Hubungan satu arah ini seharusnya nggak mengganggu hidupmu.
  • Mengorbankan Kehidupan Nyata
    Kalau kamu terlalu sibuk dengan “hubungan virtual” ini sampai lupa berinteraksi dengan orang-orang di dunia nyata, ini juga bisa jadi alarm. Ingat, hidup nyata tetap lebih penting!
  • Ekspektasi yang Nggak Realistis
    Menganggap figur publik “sempurna” atau terlalu menggantungkan kebahagiaanmu pada mereka juga bisa bikin kecewa, apalagi kalau mereka melakukan sesuatu yang nggak sesuai harapanmu.

Jadi, Gimana Cara Sehat Menyikapi Parasocial Relationship?

  1. Sadari Batasan
    Nikmati konten mereka, tapi tetap ingat bahwa hubungan ini satu arah. Jangan terlalu larut sampai lupa kalau kamu punya kehidupan nyata.
  2. Fokus pada Diri Sendiri
    Jadikan mereka inspirasi untuk memperbaiki diri, tapi jangan sampai kamu kehilangan jati dirimu sendiri.
  3. Bangun Hubungan Nyata
    Jangan lupa untuk tetap menjalin hubungan dengan teman, keluarga, atau komunitas di sekitarmu. Hubungan dua arah jauh lebih bermakna, loh.

Parasocial relationship memang unik dan bisa memberikan manfaat emosional, terutama di era digital yang serba cepat ini.

Ananditha Nursyifa
Editor