1. Mulai dengan “aku” bukan “kamu”
    Contoh: “Aku merasa lelah dan butuh waktu sendiri” lebih baik daripada “Kamu gak peka sih!”

  2. Jelaskan tanpa menyudutkan
    Misal: “Aku senang ngobrol sama kamu, tapi akhir-akhir ini aku ngerasa butuh ruang buat istirahat juga.”

  3. Fokus pada solusi, bukan menyalahkan
    “Gimana kalau kita cari waktu ngobrol yang sama-sama nyaman?”

Dengan cara ini, kamu bisa menyuarakan isi hati tanpa menutup ruang untuk orang lain. Inilah seni menjaga koneksi tanpa mengorbankan integritas pribadi.

Menjadi Diri Sendiri Memang Gak Selalu Mudah, Tapi Layak Diperjuangkan

Yes, kadang jadi diri sendiri itu bikin kamu disalahpahami. Kadang kamu akan dikira berubah, dingin, egois, atau keras kepala. Tapi satu hal yang perlu kamu ingat:

Lebih baik kehilangan orang yang gak bisa menerima dirimu apa adanya, daripada kehilangan dirimu sendiri demi orang lain.

Perjalanan untuk jadi diri sendiri itu mungkin gak instan. Tapi setiap langkah kecilmu menuju kejujuran, kejelasan, dan keberanian untuk bersuara—itu adalah langkah besar untuk hidup yang lebih damai.

Kalau kamu sering ngerasa “kok aku kayak jahat ya cuma karena nolak sesuatu yang gak aku mau?”, tenang… kamu gak sendirian. Banyak yang lagi berjuang di jalur yang sama. Yuk saling dukung, saling belajar, dan saling mengingatkan: jadi diri sendiri itu bukan egois, tapi jujur.

Kalau kamu merasa artikel ini relate dan bisa bantu orang lain yang lagi merasa bersalah karena memilih dirinya sendiri, yuk share ke mereka. Karena bisa jadi, ini adalah pengingat yang mereka butuhkan hari ini. 💬💛

Ananditha Nursyifa
Editor