• Menuruti keinginan orang lain biar hubungan tetap baik.

  • Menuruti isi hati sendiri biar gak ngerasa ngorbanin diri.

Tapi… kenapa harus memilih salah satu?

Jawabannya: nggak harus milih salah satu kok. Tapi kamu perlu tahu prioritas.

Menjaga hubungan itu penting. Tapi menjaga diri sendiri itu juga penting. Kamu gak bisa terus-menerus mengorbankan dirimu hanya demi kenyamanan orang lain.

Karena percaya deh, ujung-ujungnya kamu yang bakal kelelahan, merasa gak dihargai, dan pelan-pelan kehilangan jati diri.

Ingat: self-love bukan bentuk pengkhianatan terhadap orang lain. Itu bentuk perlindungan untuk dirimu sendiri.

Batas Sehat Itu Perlu—Bukan Bukti Kamu Jahat

Sering banget nih, orang yang mulai pasang batas malah dikira “dingin” atau “udah beda”.

Padahal, batas sehat itu justru cara kita menjaga hubungan tetap sehat dan saling menghargai.

Contoh batas sehat dalam hubungan:

  • Kamu boleh bilang “aku gak bisa ngobrol sekarang, aku butuh waktu sendiri.”

  • Kamu boleh nolak ajakan kalau kamu sedang gak sanggup.

  • Kamu boleh gak setuju tanpa harus merasa bersalah.

Batas sehat itu bukan tembok buat menjauhkan orang lain. Tapi jaring pengaman supaya kamu gak jatuh dalam pola relasi yang gak seimbang.

Kalau hubungan itu sehat, batasan akan dihargai. Tapi kalau hubungan itu manipulatif, batasan akan dianggap ancaman.

Cara Menyampaikan Ketidaksesuaian Secara Asertif 

Nah, ini dia yang sering jadi PR besar: gimana cara bilang “aku gak setuju” atau “aku gak nyaman” tapi tetep sopan dan gak nyakitin?

Kuncinya adalah komunikasi asertif. Bukan agresif. Bukan juga pasif.

Asertif itu artinya kamu menyampaikan kebutuhanmu secara jelas, jujur, dan penuh rasa hormat—baik untuk dirimu sendiri maupun lawan bicaramu.

Tips komunikasi asertif:

Ananditha Nursyifa
Editor