JAKARTA, Prolite Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada minggu pertama September 2023. Rupiah ditutup pada level Rp15.320 per dolar AS pada akhir pekan lalu, melemah 0,2% dari level penutupan minggu sebelumnya.

Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman, telah menjelaskan beberapa faktor yang dapat menyebabkan pelemahan rupiah. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang disebutkan:

  1. Kenaikan Suku Bunga The Fed yang Lebih Agresif: Suku bunga yang lebih tinggi di Amerika Serikat, terutama jika dinaikkan secara agresif oleh Federal Reserve (The Fed), dapat menarik modal investor asing dari negara-negara berkembang seperti Indonesia. Investasi di AS menjadi lebih menarik karena imbal hasilnya lebih tinggi, sehingga arus modal dapat mengalir keluar dari Indonesia, yang dapat melemahkan nilai tukar rupiah.
  2. Kekhawatiran Terhadap Resesi Global: Kekhawatiran akan resesi ekonomi global juga dapat mempengaruhi arus modal ke negara-negara yang dianggap lebih aman. Ketika investor khawatir akan perlambatan ekonomi global, mereka mungkin cenderung mencari tempat yang lebih aman untuk berinvestasi, seperti aset-aset yang dikelola di negara maju, yang dapat memengaruhi mata uang negara berkembang seperti rupiah.
  3. Arus Modal Asing Keluar dari Indonesia: Ketika investor asing mulai menarik investasi mereka dari Indonesia, hal ini dapat menyebabkan tekanan pada mata uang rupiah. Alasan investor asing dapat menarik modalnya termasuk kekhawatiran akan ketidakstabilan ekonomi atau perubahan dalam kondisi pasar global yang mempengaruhi keyakinan mereka dalam berinvestasi di Indonesia.

Berdasarkan data transaksi 4-7 September 2023, terlihat bahwa nonresiden (investor asing) di pasar keuangan domestik melakukan jual neto senilai Rp7,57 triliun.

Jual neto ini terbagi menjadi jual neto senilai Rp7,06 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan jual neto senilai Rp0,50 triliun di pasar saham.

Ananditha Nursyifa
Editor