Pernyataan serupa diungkapkan mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman.
Penasihat Khusus Presiden Urusan Pertahanan Nasional ini mengungkapkan, warga kerap datang ke lokasi latihan militer untuk mencari selongsong, untuk kemudian dijual ke masyarakat.
“Iya, memang saya mendengar, dan saya sering juga di daerah latihan itu, warga itu pasti memanfaatkan kalau kita latihan nembak, itu kan selongsong-selongsong itu kan kuningan, itu kan bisa dijual oleh mereka,” ujar Dudung dikutip dari Kompas TV.
Namun pernyataan Dudung cepat di bantah oleh keluarga korban yang merupakan warga sipil yang menjadi korban pemusnahan amunisi tak layak pakai tersebut.
Agus (55), kakak kandung Rustiwan yang menjadi korban dalam insiden itu, mengatakan, adiknya bukanlah pemulung atau pencari sisa logam.
Sudah 10 tahun terakhir Rustiwan membantu TNI dalam pemusnahan amunisi kedaluwarsa. Tak hanya di Garut, Rustiwan juga membantu proses pemusnahan di Yogyakarta maupun daerah lainnya.
Tinggalkan Balasan