-
Susah tidur, padahal lagi capek banget
-
Gak bisa fokus belajar
-
Sering merasa bersalah terus menerus
-
Menyangkal kebahagiaan karena mikirin hal negatif terus
Dan parahnya, overthinking ini bisa menjebak kita dalam lingkaran toxic yang gak kelar-kelar. Kita jadi overanalisis ucapan teman, mikirin “apa kata orang”, atau takut ngambil keputusan karena takut salah. Padahal, semua orang juga pernah salah, dan itu bagian dari proses.
Healing Gak Selalu Bekerja? Kamu Butuh Lebih dari Sekadar Me Time!
Kita sering banget denger kata βhealingβ buat ngilangin beban-beban yang ada di pundak. Jalan-jalan ke pantai, minum kopi cantik, maskeran, atau rebahan seharian sambil nonton drama Korea. Tapi… kok kadang abis itu masih ngerasa hampa ya?
Ini jawabannya!
π± “Healing adalah Perjalanan, Bukan Destinasi”
Karena healing itu bukan sulap, dan gak semua masalah selesai cuma dengan me time. Kadang yang kita butuhin bukan liburan, tapi didengar. Bukan skincare, tapi pelukan. Bukan tidur panjang, tapi ruang aman buat cerita.
Healing itu bukan checklist satu hari selesai, tapi perjalanan panjang yang butuh kesabaran dan proses.
Coba kita bedain ya:
-
Healing instan: jalan-jalan, beli makanan favorit, skincare, rebahan
-
Pemulihan emosional sesungguhnya: mengenali luka batin, menerima diri, memperbaiki pola pikir, dan punya support system
Yang pertama bisa bikin kita bahagia sementara, tapi yang kedua adalah proses yang benar-benar ngebantu kita pulih dari dalam. Gak instan, tapi nyata. Dan itu gak harus berjuang sendirian kok, ada banyak cara buat mulai pemulihan emosional ini.
Tinggalkan Balasan