4 Sastrawan Raih Penghargaan Sastra Rancage 2024

Penghargaan Sastra Rancage

Empat Sastrawan Raih Penghargaan Sastra Rancage 2024

BANDUNG, Prolite – Pada penganugerahan Sastra Rancage 2024, empat sastrawan dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Bali berhasil meraih penganugerahan.

Keempat sastrawan peraih penganugrahan Sastra Rancage tersebut yakni untuk Sastra Sunda diraih Abdullah Mustaffa, dengan karya : Cerita Anu Duaan, penerbit Dunia Pustaka Jaya terbitan 2023.

Dari sastra Jawa diraih Ageng Cicit, dengan judul sastra Wit Tanjung Ngiringan Omah, penerbit Interlude Yogyakarta 2023.

Sastra Bali diraih Carma Mira dengan karya Ngantosan Ulungan Bulan, penerbit Pustaka Ekspresi Bali 2023.

Serta Penghargaan Samsudi atau bacaan anak-anak berbahasa Sunda diraih oleh Ai Koraliati dengan karya sastra Si Timu, penerbit Geger Sunten 2023.

 

Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan . H.M Didi Turmudzi, Msi menyebutkan, penganugerahan Sastra Rancage merupakan bagian dari kegelisahan di mana pendidikan nasional mencatat ada kegagalan mendasar salah satunya di budaya.

“Akibatnya, modernisasi sering diartikan sebagai westernisasi, bahkan kadang-kadang diartikan sebagai tuntutan eksklusifikasi parokial yang justru mengutuk modernisme dan mendekatkan pada puritanisme fundamental yang suicidal,” tutur Prof Didi usai acara di Aula Mandalasaba, lantai 5 Paguyuban Pasundan, di Jalan Sumatera 41 Bandung, Selasa (20/8/2024).

Kata Didi, ada empat krisis yang terjadi pada masyarakat Jawa Barat, masyarakat sunda khususnya. Pertama adalah krisis menggunakan bahasa sunda.

 

“Dengan adanya penghargaan Sastra Rancage seperti ini diharapkan bisa merangsang motivasi kita semua, karena bagaimanapun juga bahasa itu adalah ciri khas bangsa atau identitas bangsa. Kalau bahasanya hilang tentu suku bangsa itu akan hilang dan dalam detik itulah Paguyuban Pasundan perlu bekerja sama dengan Yayasan Rancage karena Rancage itu adalah mitra sabaraya rasa dengan Paguyuban Pasundan dengan misinya yang sama,” tegasnya.

Kedua, saat ini terjadi krisis simbol di Jabar. Padahal menurutnya, simbol-simbol inilah yang wajib kita munculkan, salah satunya Bahasa. Ketiga krisis kesuku-bangsaan , sehingga dengan adanya kegiatan tersebut memperlihatkan jika tidak ada sukuisme. Namun justru bersama-sama membangun bangsa.

Berikutnya adalah krisis Pendidikan moral, mantan Rektor Unpas ini menyebutkan jika kemajuan pendidikan saat menakjubkan.

 

“Namun di lain pihak, kita belum berhasil memenuhi tuntutan budaya sebagai bangsa yang merdeka. Saat ini kita merasakan banyak yang tidak waras. Karena itu perlu adanya kepemimpinan informal di tiap daerah, di tiap kelurahan atau desa atau kampung sehingga kepemimpinan informal ini bisa memandu sebagai acuan bagaimana berkehidupan yang wajar bagaimana cara bermasyarakat yang baik, bagaimana cara berwarganegara yang baik sehingga ada etika dalam bergaul dan berbudaya serta berpolitik. Kita khawatir saat ini akhlak kita sedang tidak baik-baik saja, mudah-mudahan dengan cara pendekatan pendidikan membangun karakter akan terwujud manusia yang pantang menyerah pemberani, petarung untuk masa depan,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Rancage Erry Riyana Hardjapamekas mengatakan para penerima pengharagaan Sastra Rancage itu adalah orang-orang luar biasa ditengah-tengah gempuran budaya nasional dan internasional, mereka masih mau fokus pada keberlanjutan Bahasa daerah.

“ Ini perjuangan yang berat dan jangka panjang namun bukan berarti mustahil kita harus terus bekerja keras, karena perkembangan sastra daerah terancam berat oleh kebudayaan bukan hanya Indonesia tapi Internasional, disisi lain, undang-undang mengatakan bahwa kita wajib melestarikan Bahasa ibu artinya Bahasa daerah harus tetap kita pelihara dan itu bukan hanya tugas rancage untuk memeliharanya namun tugas kita semua,” jelasnya.

 

Selain itu, pada kesempatan itu juga diberikan penghargaan Layang Pangajen Paguyuban Pasundan kepada Ubun R Kubarsyag untuk penghargaan Parama Dharma Guna atau Karya unggul yang berguna, Gending Raspuzi meraih penghargaan Pataka Riksa Budaya atau yang membangkitkan Budaya Sunda khususnya Pencaksilat, Dedi Sutrisno,MP meraih penghargaan Pataka Riksa Niaga atau pembina UMKM di Indonesia, Djumaedi, meraih penghargaan Pataka Riksa Wiraga atau penghargaan untuk membangiktkan olahraga Voli di Pasundan serta K.H Dedi Mulyadi Pataka Riksa Pandita atau yang mempersatukan semua mubalig di Jawa Barat.

Penganugrahan Sastra Rancage bagi sastrawan daerah tersebut diselenggarakan bersamaan dengan Milangkala Paguyuban Pasundan ke 111. Penghargaan diserahkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan . H.M Didi Turmudzi Msi dan Ketua Yayasan Rancage Erry Riyana Hardjapamekas.

Hadir dalam acara tersebut Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan Mayjen , Brigjen Ahmad Saefudin, Mayjen Deny , Kepala Balai Bahasa Kemendikbudristek Prof. Aziz,M.A.,Ph.D, Sekjen Paguyuban Pasundan, seluruh pengurus besar Paguyuban Pasundan, dan Rektor Unpas dan Ketua Sekolah Tinggi Pasundan.




Ketua KPK: Universitas Pasundan Kampus Pelopor Upaya Pemberantasan Korupsi

Ketua KPK - kuliah umum pasundan (1)

Ketua KPK dalam Kuliah Umum Eksistensi dan Prespektif KPK Dalam Memberantas Korupsi Universitas Pasundan

BANDUNG, Prolite – Ketua KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) Nawawi Pomolango, S.H.,H.H berharap Lembaga Pendidikan yang ada di bawah Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan, salah satunya Universitas Pasundan menjadi kampus pelopor dalam upaya pemberantasan korupsi.

Hal itu disampaikan Ketua KPK yang juga alumni Pascasarjana Unpas ini saat Kuliah Umum Eksistensi dan Perspektif KPK Dalam Memberantas Korupsi yang diselenggarakan dalam rangka Milangkala ke 111 Paguyuban Pasundan, yang dilaksanakan Jumat (9/8/2024) di Aula Mandalasaba dr. Djoendjoenan Jalan Sumatra 41 Bandung.

“Tugas pendidik saat ini adalah keberanian menyuarakan tentang praktik korupsi , karena jika perilaku korupsi tidak bisa diubah, kita tidak bisa berharap banyak tentang kemajuan negeri ini. Tanggung jawab kita semua buka hanya KPK saja, namun juga salah satunya perguruan tinggi. Melalui kolaborasi saya berharap, Universitas Pasundan jadi pelopor pada upaya pemberantasan korupsi,” tegasnya.

Kuliah umum Ketua KPK tersebut dihadiri oleh seluruh akademisi di lingkungan Yayasan Pendidikan Tinggi serta Yayasan Pendidikan Menengah Dasar Pasundan, mahasiswa serta Pengurus Besar Paguyuban Pasundan, hadir pula Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi , Ketua Milangkala ke 111 yang juga merupakan Direktur Pascasarjana Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, ., ., IPU., .

Dalam kuliah umumnya disebutkan jika pemberantasan korupsi harus dengan peran serta masyarakat, pasalnya pemberantasan korupsi atau konsep, apa pun yang berkenaan dengan pemberantasan korupsi dikatakannya mustahil tanpa peran masyarakat.

“Pemberantasan korupsi memang harus dilakukan keroyokan. Jadi tidak ada artinya jika memberantas korupsi dilakukan sendiri – sendiri. Termasuk lembaga pendidikan serta masyarakat harus berada paling depan dalam konsepsi pemberantasan korupsi,” tegasnya.

Meski demikian, dirinya menyayangkan ketika lembaga pendidikan tinggi pun ternyata tak luput dari perkara korupsi.

“Yang lain boleh tapi Lembaga Pendidikan apalagi Pendidikan tinggi seharusnya tidak ada praktik korupsi. Saya sangat menyayangkan ketika ada korupsi di sejumlah kampus dan terakhir di universitas di Lampung yang melibatkan para penyelenggara Pendidikan. Para pendidikan ini tidak boleh korupsi tapi harus paling depan dalam memberantas korupsi yakni para Pendidikan,” ungkapnya.

Oleh karenanya pihaknya menempatkan pendidikan anti korupsi dalam semua jenjang Pendidikan sebagai upaya menyimpan paling depan dalam mengubah perilaku masyarakat dalam pemberantasan korupsi.

“Salah satu yang menjadi contoh pemberantasan korupsi dimulai dari Pendidikan adalah Hongkong dan itu jadi roll model bagi seluruh negara. Jadi mereka bukan berhasilnya dalam penindakan atau penangkapan saja, atau penyelidikan secara terbuka dan lain. Namun mereka lebih mengedepankan Pendidikan dalam pemberantasan korupsi. Memang dalam implementasinya tidak terasa sepeti orang makan cabe langsung terasa pedasnya itu dibutuhkan waktu, namun bagaimana agar tidak terlalu lama orang dididik sejak usia dini, ditanamkan nilai-nilai integritas anti korupsi dan lain sebagiannya itu akan lebih berhasil ke depannya, dari pada kita nangkapin yang sudah tua-tua ini,” tegas Ketua KPK sementara ini.

Oleh karenanya, Nawawi Pomolango yang menjabat sebagai Ketua KPK menegaskan KPK kini mulai giat melakukan pendidikan anti korupsi bahkan tingkat PAUD dan tentunya perguruan tinggi.

“Apalagi pemikiran akademisi ini sangat diperlukan dan orang semua harus punya tanggung jawab melihat perilaku yang enggak benar. Dan Lembaga Pendidikan adalah Lembaga yang paling penting dalam konsepsi di pemberantasan korupsi itu bukan hanya di Indonesia tetapi sudah dicontohkan di Hongkong sebagai contoh dunia,” paparnya.




Perguruan Tinggi Harus Sosialisasikan Kearifan Pangan Lokal

perguruan tinggi harus sosialisasikan pangan lokal

Perguruan Tinggi Harus Sosialisasikan Kearifan Pangan Lokal

BANDUNG, Prolite – Untuk mengantisipasi krisis pangan, semua pihak termasuk perguruan tinggi diminta sumbang sarannya, hal itu agar pangan khususnya di Kota Bandung tetap aman.

Rektor Universitas Pasundan Eddy Jusuf, Sp.,.,.,IPU mengatakan bahwa setiap daerah, setiap geografis memiliki Indigenous Knowledge (pengetahuan pribumi) baik itu bidang seni atau bidang pengembangan lainnya.

“Kebetulan ini hari pangang jadi yang kita up pangan itu sendiri,” jelas Eddy, disela pembukaan Seminar dan Pameran Nasional Hari Pangan Sedunia 2023, Senin (23/10/2023).

Kata Eddy, peran perguruan tinggi terkait indigenous knowledge ini seperti pengetahuan dan pengalaman yang belum di modifikasi.

“Dari pangan-pangan ciri khas ini sepertinya bisa berkembang. Karena ada 3 sasaran, diantaranya keamanan pangan yang mengarah ketahanan pangan. Suatu negara akses asupannya bagus karena punya kedaulatan pangan, jika kita punya kedaulatan pangan kita tidak akan selalu mengandalkan impor,” tuturnya.

Bukan itu saja karena saat ini banyak generasi milenial yang tidak tahu pangan lokal sehingga harus menyosialisasikan pangan lokal tersebut.

Perguruan Tinggi Harus Sosialisasikan Kearifan Pangan Lokal

“Masyarakat yang biasa makan di Cireundeu itu ketela biarkan, yang biasa makan nasi biarkan. Namun kan padi berkurang karena peralihan lahan, nah diservikasi pangan harus dilakukan bisa porang atau sergum. Sebab itu indigenous knowledge harus dikembangkan dan ini peran perguruan tinggi melakukan sosialisasi disamping UMKM. Dan karena perguruan tinggi dihuni generasi milenial, mereka tidak mengenal makanan umbi-umbian sehingga pihak perguruan tinggi harus melakukan sosialisasi,” tutupnya.

Sementara itu Ketua Prodi Magister Teknik Pangan Unpas R. Muchtadi, menyampaikan peringatan hari pangan ini tercetus oada tahun 1979 di Roma. Pada saat itu VAO penyelenggaranya dengan VDA dan Unicef mengakui disana tengah terjadi krisis pangan maka ahli pangan sedunia menyatakan tanggal 16 Oktober hari pangan.
“Kegiatan ini untuk menyentuh seluruh lapisan masyarakat, bersama kita mengatasi krisis pangan juga stunting. Kenapa ? Karena ternyata kita lihat banyak indigenous knowledge ada di perguruan tinggi. Nah ini kenapa belum disentuh kearifan lokal,” ujarnya.




Hari Pangan Sedunia 2023, Kembangkan Pangan Lokal yang Mendunia

Hari Pangan Sedunia - Seminar Nasional Unpas

Seminar Nasional Hari Pangan Sedunia Bertema “Indigenous Knowledge untuk Pengembangan Kearifan Pangan Lokal”

BANDUNG, Prolite – Dalam rangka Hari Pangan Sedunia 2023 Program Sarjana Teknologi Pangan dan Magister Teknologi Pangan Universitas Pasundan (Unpas) akan mengadakan seminar nasional  pada Senin (23/10/2023) di Kampus Pascasarjana Unpas, Jl. Sumatera , Kota Bandung.

Even ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap bahan pangan lokal makin hari makin jarang ditemukan sedangkan bahan baku dari negara Indonesia diolah di luar negeri jadi makanan sehat dan berkualitas, mirisnya makanan itu kembali ke Indonesia dengan harga cukup mahal.

Seminar nasional dalam rangka Hari Pangan Sedunia mengusung tema “Indigenous Knowledge untuk Pengembangan Kearifan Pangan Lokal” ini peserta akan mendapatkan konsultasi produk untuk UMKM secara gratis, bazzar produk pangan dan pameran poster penelitian.

“Kami sangat peduli dan ingin berkontribusi dalam Teknologi pangan. Kami mengadakan seminar nasional ini untuk pertama kalinya. Untuk tema saya mengacu visi dan misi dari Unpas yaitu keislaman dan kesundaan,” kata Ketua Prodi Magister Teknologi Pangan Unpas Prof. Dr. Ir. Tien R. Muchtadi,

Profesor Tien menyampaikan alasannya mewajibkan mahasiswa mengikuti seminar ini yaitu agar mahasiswa bisa lebih mengembangkan produk pangan lebih dalam lagi dalam momen Hari Pangan Sedunia ini.

Guru Besar Bidang Analisis dan Keamanan Pangan Unpas Prof. Dr. Ir. Wisnu Cahyadi, menuturkan adanya el Nino, perang dan kemarau yang berkepanjangan ini sangat mempengaruhi masalah pangan.

“Ini sebagai upaya membumikan pangan lokal kita, karena ternyata di negara lain bisa dimanfaatkan untuk kesehatan atau health food. 22 negara sudah enggan ekspor karena mereka juga kekurangan pangan, sehingga kita harus mengembangkan pangan lokal. Kita akui pengetahuan di masyarakat masih rendah, bahan ditanam dipanen di kita tapi diolah 99% di negera orang,” kata Prof Wisnu.

Sedangkan Dekan Fakultas Teknik Unpas yang sekaligus Guru Besar Ilmu Teknologi Pangan, Unpas Prof. Dr. Ir. Yusman Taufik, M.P berharap adanya seminar ini generasi muda atau para mahasiswa bisa memahami tentang aspek pangan lokal.

“Pangan lokal semakin hari semakin hilang, peranan Unpas akan diperlihatkan dalam seminar ini. Sehingga generasi muda atau mahasiswa diwajibkan hadir. Mudah-mudahan mahasiswa juga bisa mengembangkan pangan lokal yang bisa mendunia,” pungkasnya.

Peserta seminar sendiri dibuka untuk umum. Mahasiswa Program Sarjana dan Magister Teknik Pangan wajib mengikuti seminar ini. Unpas menargetkan yang daftar dalam seminar ini sebanyak 300 orang, tetapi yang sudah mendaftar sudah seribu lebih peserta.

Akan hadir pada Seminar, Rektor Unpas Prof. Dr. Ir. H. Eddy Jusuf Sp, ., ., IPU, Direktur Pascasarjana Unpas Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, dan Ketua Prodi Magister Teknologi Pangan Unpas Prof. Dr. Ir. Tien R. Muchtadi, akan memberikan sambutan dalam seminar ini.

Seminar Hari Pangan Sedunia ini menghadirkan narasumber dari Direktur Dewan Eksekutif BAN PT Prof. Dr. Ir. Ari Purbayanto, , Ketua Umum GAPMMI Ir. Adhi S. Lukman dan Ketua Aliksa Organik SRI Consultant Ir. Alik Sutaryat, M.P. dengan moderator dari Dekan Fakultas Teknik Unpas Prof. Dr. Ir. Yusman Taufik, M.P
Ketua Prodi Magister Teknologi Pangan Unpas Prof. Dr. Ir. Tien R. Muchtadi mengatakan bahwa Hari Pangan Sedunia diperingati setiap tanggal 16 Oktober. Namun pihaknya baru bisa menggelarnya pada Senin (23/10/2023).

Pameran Produk Hari Pangan Sedunia 2023 di Pascasarjana Unpas
1. Syarief: Powder mix
2. Upe: Cokelat (Showcase 180 watt)
3. Aliks: Makanan organik
4. Neneng: Yoghurt dan makaroni schotel
5. Andris: Nasi liwet instan
6. Astri: Minuman cokelat
7. Farid: Choco taco ice cream (freezer 150 W)
8. Ira Endah: Bawang goreng
9. Rostanti: Bandeng Presto
10. Yesy Inayah: Yesy Potato Chips (4 varian chees sweetcorn empalgentong rendang)
11. Adi: Kopi
12. Indah: Sambal kemasan
13. Ibu Sri: Paru daun singkong
14. Hilal, Nadhif: Dapurpapa (risoles mayo, takoyaki, milktea, strawberry tea)
15. Zahra: Sweetycurious
16. Raissa: (susu keju jelly)
17. Aura: Japanese Wonogiri ( onigiri )
18. Kamiliya, Nazwa: Kawa
19. Nazmi: Princheese Elsa (cheesecake,brownies,yogurt)
20. Mail, Arief: Kopi 99
21. Zahra Aulia: (mochi bites, dessert sago)
22. Pinkan: Olen’s food (tiramisu, gyoza, kimbab)
23. Zahra Aulia: (alat: termos air listrik)
24. Mie kocok
25. Pempek, lumpia & tekwan.