Kejar Target 430 Ton Per Hari, Pemkot Bandung Segera Kick Off Penanganan Sampah

Kejar Target 430 Ton Per Hari, Pemkot Bandung Segera Kick Off Penanganan Sampah (dok Pemkot Bandung).

Kejar Target 430 Ton Per Hari, Pemkot Bandung Segera Kick Off Penanganan Sampah

Prolite – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan memulai langkah penanganan sampah secara intensif pekan ini. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengatasi permasalahan, terutama setelah dihentikannya kerja sama pembuangan ke TPA Pasir Bajing.

Usai menggelar Rapat Kordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Wakil Wali Kota Bandung, Erwin, mengungkapkan, ada tiga tahap penyelesaian masalah sampah, yaitu penanganan, pemulihan, dan penormalan.

“Pada tahap ini, yakni penanganan, ada titik-titik kumpul timbunan sampah di 136 lokasi yang harus segera dimusnahkan. Sampah dari titik kumpul akan dibawa ke TPS terdekat dan dimusnahkan dengan insinerator. Namun, pembuangan ke TPA Sarimukti masih tetap berjalan,” ujar Erwin di Kantor DLH Kota Bandung, Senin 24 Februari 2025.

dok Pemkot Bandung
dok Pemkot Bandung

Dari total timbunan sampah harian, sekitar 430 ton masih belum tertangani. Untuk mengatasi hal ini, Pemkot Bandung menargetkan pemusnahan 430 ton sampah per hari dalam tiga bulan ke depan.

Selain itu, upaya memperluas Kemitraan Bank Sampah (KBS) hingga 700 titik juga terus dikejar guna mengurangi jumlah sampah yang harus dikirim ke TPA.

Sementara itu, Kepala DLH Kota Bandung, Dudy Prayudi mengakui, persoalan sampah masih menjadi tantangan utama. Pasalnya, sejak 3 Oktober 2024, kuota pengiriman sampah ke TPA Sarimukti dikurangi dari 170 ritase menjadi 140 rit per hari.

Meski ada tambahan lima rit pada 8 Februari hingga 10 Maret 2025 (sehingga jatah ritase bertambah menjadi 145 rit), setelahnya jumlah ritase ini akan kembali turun ke 140 rit per hari. Sedangkan rata-rata produksi sampah Kota Bandung masih mencapai 154 rit per hari.

“Artinya, ada 14-15 ritase sampah per hari yang belum bisa terangkut ke TPA dan ini harus segera kami selesaikan,” jelas Dudy.

Berdasarkan data DLH Kota Bandung, rata-rata pengiriman sampah ke TPA Sarimukti sepanjang 1-22 Februari 2025 adalah 146 rit per hari, dengan rincian:
– 1–6 Februari: 155 rit per hari
– 7–13 Februari: 142 rit per hari
– 14–22 Februari: 143 rit per hari

Selanjutnya, untuk mengatasi keterbatasan kuota pengiriman sampah ke TPA, Pemkot Bandung menyiapkan beberapa langkah strategis, di antaranya:
1. Optimalisasi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
2. Kerja sama dengan Mesin Olah Runtah (MOTAH) milik BBWS.
3. Pemusnahan sampah dengan MOTAH di Kota Bandung.
4. Pemusnahan sampah dengan mesin pirolisis di TPST Cicukang Holis dan Babakan Siliwangi.
5. Optimalisasi Bank Sampah.
6. Optimalisasi program magotisasi di tingkat kelurahan.
7. Penambahan RW KBS (Kemitraan Bank Sampah).

Sebagai pamungkas, Dudy juga menyebut kick off penanganan sampah Kota Bandung akan digelar beberapa hari ke depan. Meski begitu, DLH Kota Bandung akan mengkoordinir terlebih dahulu hal-hal teknis terkait kick off tersebut.

“Kami perlu berkoordinasi lebih lanjut. Akan kami update segera informasinya dalam beberapa waktu ke depan,” tutur Dudy.




Pemerintah Kota Bandung Dapat Tambahan 5 Ritasi ke TPA Sarimukti, Target Kembali ke 140 Rit dalam Sebulan

Pemerintah Kota Bandung Dapat Tambahan 5 Ritasi ke TPA Sarimukti (dok Pemkot Bandung).

Pemerintah Kota Bandung Dapat Tambahan 5 Ritasi ke TPA Sarimukti, Target Kembali ke 140 Rit dalam Sebulan

Prolite – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendapatkan tambahan kuota pembuangan sampah sebanyak 5 ritasi ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Dengan tambahan ini, ritasi harian Kota Bandung naik dari 140 menjadi 145 rit per hari selama satu bulan. Keputusan ini diambil setelah adanya Rapat koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Pendopo Kota Bandung, Sabtu 8 Februari 2025.

Hal tersebut juga dituangkan dalam berita acara Kesepakatan Bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan Pemerintah Kota Bandung dan Cimahi.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman menjelaskan, sejak September 2024, Kota Bandung bersama Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat telah menyepakati pengurangan ritasi ke TPA Sarimukti untuk menjaga kapasitasnya.

dok Pemkot Bandung
dok Pemkot Bandung

Saat itu, Kota Bandung dikurangi dari 170 rit menjadi 140 rit per hari, sementara daerah lain juga mengalami pengurangan serupa.

Namun, menjelang akhir Januari 2025, muncul kebutuhan tambahan ritasi karena masih ada sampah yang belum terangkut. Oleh karena itu, setelah koordinasi dengan Pj Gubernur Jawa Barat, disepakati adanya tambahan 5 rit untuk Kota Bandung.

“Kami memberikan tambahan 5 rit selama satu bulan, tetapi ini harus dimanfaatkan dengan baik. Pemerintah Kota Bandung harus memastikan pengelolaan sampah di rumah tangga dan TPS berjalan optimal, sehingga pada 9 Maret 2025 bisa kembali ke 140 rit per hari,” ujar Herman.

Atas hal itu, Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara menuturkan, tambahan ini harus dimanfaatkan dengan optimal oleh semua pihak.

“Sisanya harus dan wajib dikelola sendiri di sumber. Kami akan memperkuat pengolahan mandiri di 10 klaster, mulai dari rumah tangga hingga sektor komersial. Targetnya, sampah yang masuk ke TPA hanya residu yang tidak bisa didaur ulang,” katanya.

Konsep Zero Waste menjadi solusi utama dalam pengurangan sampah ke TPA Sarimukti. Meskipun tidak berarti nol sampah, program ini menargetkan maksimal hanya 20–30% sampah yang berakhir di TPA.

Namun, Koswara menegaskan, penerapan Zero Waste membutuhkan waktu dan perubahan budaya masyarakat.

Selain itu, optimalisasi berbagai sumber pengolahan sampah terus dikebut Pemkot Bandung, seperti optimalisasi TPST, pemanfaatan mesin Motah, bank sampah, rumah maggot dan penambahan RW KBS.

Pemkot Bandung juga bersama seluruh stakeholder, termasuk camat, lurah, dan masyarakat, terus didorong untuk mengoptimalkan pengolahan sampah.

Dengan kerja keras bersama, Koswara berharap jumlah ritasi bisa kembali ke 140 rit per hari sesuai target pada Maret mendatang.

 




Perluasan TPA Sarimukti Dinilai Berpotensi Merusak Lingkungan

Perluasan TPA Sarimukti - Buky Wibawa

Rencana Perluasan TPA Sarimukti Oleh Pemprov Jabar di Kawasan Hutan Perhutani

BANDUNG, Prolite – Rencana perluasan TPA Sarimukti oleh Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar, yang rencananya diperluas di kawasan hutan milik Perhutani mendapat kritik dari Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Buky Wibawa.

Pasalnya, perluasan TPA Sarimukti tersebut justru akan mengurangi kawasan hutan, belum lagi merusak lingkungan. Mulai dari air limbah atau lindi yang merusak ekosistem lingkungan sekitar, seperti sungai, laut hingga Waduk Jatiluhur. Kemudian resiko ledakan karena akumulasi gas metan hasil dekomposisi sampah oleh bakteri anaerob, terutama masyarakat sekitar yang dirugikan atas kerusakan lingkungan imbas dari perluasan tersebut dan dampak negatif lainnya.

“Air limbah atau lindi dari TPA Sarimukti itu pada faktanya dialirkan ke sungai dengan kadar racun yang masih tinggi, hingga ikan yang hidup di sungai saja mati,” ungkap Buky Wibawa, Kota Bandung, Kamis (31/10/2024).

Perluasan TPA Sarimukti yang direncanakan Pemdaprov Jabar lanjut Buky Wibawa, bukan solusi tepat dalam penanganan sampah. Menurutnya, dirinya lebih setuju terhadap solusi pengurangan sampah yang dimulai dari hulu atau rumah dengan cara memilah sampah organik dan anorganik. Masyarakat perlu diedukasi untuk mulai memilah sampah.

Kemudian, di pasar-pasar tradisional yang paling tinggi memproduksi sampah organik. Seharusnya ada penanganan sampah di pasar-pasar, lewat pengolahan sampah organik menjadi pupuk atau soluasi penanganan sampah organik lainnya secara mandiri. Lalu, dengan mengolah sampah di hulu Tempat Pembuangan Sampah Terakhir (TPS).

“Sampah terus diproduksi setiap hari, harus ada solusi tepat untuk menangani masalah sampah ini,” kata dia.

Menunggu Tempat Pengolahan dan Pemprosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka di Nagreg, Kabupaten Bandung itu baru diperkirakan selesai di 2028, itu pun kalau lancar. Sedangkan sampah terus diproduksi, harus ada solusi karena menunggu TPPAS Legok Nangka beroperasi harus menunggu cukup lama.

Pada berita sebelumnya disebutkan Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar berencana akan memperluas TPA Sarimukti di Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sebagai solusi mengatasi darurat sampah di Bandung Raya. Rencananya akan mulai difungsikan di 2025.




Permasalahan Sampah Holistik, Lingkungan Pendidikan Harus Turut Serta

Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna meminta sekolah lebih peka dengan permasalahan sampah (dok Humas pemkot).

Permasalahan Sampah Holistik, Lingkungan Pendidikan Harus Turut Serta

BANDUNG, Prolite – Plh. Wali Kota Bandung, Ema Sumarna meminta para kepala sekolah untuk lebih peka terhadap lingkungan, salah satunya permasalahan sampah.

Apalagi saat ini Kota Bandung tengah dihadapkan pada permasalahan sampah dari hulu karena adanya pembatasan di TPA Sarimukti.

Ema meminta agar para pendidik mengedukasi para siswa supaya permasalahan sampah tidak menjadi momok yang menakutkan, tetapi bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomi.

“Saya mengumpulkan para tenaga pendidik ini agar mampu membimbing siswa siswi dalam permasalahan sampah. Besar harapan bisa mereduksi sampah di sekolah masing-masing,” beber Ema saat memberikan arahan secara virtual kepada sekolah di lingkungan Pemkot Bandung, di Balai Kota Bandung 8 September 2023.

Disdik Jawa Barat
Disdik Jawa Barat

Ia berharap, secara perlahan permasalahan sampah mampu dilakukan di setiap sekolah. Sehingga mampu mengurangi produksi sampah yang saat ini masih dalam kondisi darurat.

“Pendidik mampu berikan pemahaman, agar perilaku anak-anak peduli lingkungan, minimal peduli terhadap sampah yang mereka produksi,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut Ema sampah yang dihasilkan Kota Bandung ton per hari. Namun, ia yakin dengan gerakan 3R dan program Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman) mampu bergema di seluruh wilayah Kota Bandung.

“Kontribusi gerakan masif, ini harus mampu mengurangi beban dan volume sampah. Hal ini terus dikampanyekan,” tuturnya.

Ia mengatakan kepedulian terhadap lingkungan seperti sampah, termasuk bagian dari kurikulum yang harus dimasifkan.

“Bagian kurikulum itu terus masifkan, sehingga seluruh level sekolah itu nanti terbangun SDM di sekolah menjadi tanggung jawab, itu menjadi SDM yang unggul peduli lingkungan,” tuturnya.

Di Kota Bandung terdapat sekolah Adiwiyata. Ema mengarahkan agar sekolah lainnya mampu menerapkan kebersihan lingkungan salah satunya sampah.

Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli lingkungan, sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Dengan adanya program Adiwiyata diharapkan seluruh masyarakat di sekitar sekolah agar dapat menyadari bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat bagi kesehatan.

“Perilaku menjadi modal utama untuk solusi penanganan sampah. Untuk siswa TK, SD dan SMP coba diberikan pola cara atau ilustrasi yang mudah di tangkap. Supaya ini bagian kualitas hidup yang lebih baik,” ungkapnya.

Ema mengatakan, sekolah berlabel Adiwiyata harus mampu dijadikan rujukan untuk sekolah yang lebih memahami lingkungan.

“Sekolah berlabel Adiwiyata bisa dijadikan rujukan untuk semua sekolah yang ada. Tugas Dinas Pendidikan (Disdik), kolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk terus tingkatkan dalam sisi kuantitas dan kualitas. TK, SD juga SMP terus bertambah sekolah label Adiwiyata. Standar kepentingan lingkungan mampu menangangani sampah dengan standar yang sudah diberikan pengetahuan oleh dinas terkait,” ungkapnya.

Sebagai contoh, lanjut Ema, setiap murid untuk mengurangi produksi sampah, bisa membahwa tempat makanan dan tempat minum (tumbler). Hal itu guna mengurangi produksi sampah di sekolah.

“Murid bisa bawa tumbler sendiri, yang biasanya beli minuman dalam kemasan plastik. Ini bentuk kecil perhatian,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengatakan pertemuan tersebut sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah dalam penanganan sampah.

“Ini perhatian kita dalam menjaga lingkungan. Sehingga harus mengetahui situasi kondisi di lingkungan, jadi harus berempati,” ujarnya.

Sedangkan Perwakilan SMPN 17 Bandung, Mia mengatakan, di sekolahnya sudah ada sistem pemilahan sampah. Para siswa sebelum pulang sekolah diwajibkan untuk memilah sampah di sekitarnya.

“Sekolah kami termasuk Adiwiyata, baiknya saat ini data reduksi sampah secara keseluruhan bisa diketahui,” imbuh Mia. (yan)**




Warga Gedebage Menolak Wilayahnya Dijadikan TPS

Warga Gedebage menolak wilayahnya dijadikan TPS sementara oleh Pemkot Bandung (Jabar Ekspres).

Warga Gedebage Menolak Wilayahnya Dijadikan TPS

BANDUNG, Prolite – Ada penolakan warga Gedebage karena diwilayahnya dijadikan tempat pembuangan sampah sementara (TPS), Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna kembali meyakinkan warga bahwa TPS itu bersifat sementara tidak selamanya.

Dan Ema meminta agar warga Gedebage mau berkorban sementara ini demi menangangi masalah sampah yang kian hari kian menumpuk hampir diseluruh titik jalan dan TPS.

dok Pemkot Bandung
dok Pemkot Bandung

“Saya mohon masyarakat juga mau berkorban, ini kan karena kedaruratan. Kakau tidak ada TPS terus maunya gimana, kita pikirkan bahwa tiada hari tanpa memikirkan sampah. Tapi kita juga minta bagaimana masyarakat sadar selesaikan sampah organik di lingkungannya masing-masing dan yang residu diambil pemulung,” imbuh Ema di Balai Kota, Kamis (7/9/2023).

Pemilihan TPSS tersebut kata Ema, sudah disosialisasika ke beberapa tokoh masyarakat dan lokasinya pun jauh dari perkampungan serta lahan milik Pemkot.

Lanjut Ema saat ini sedang darurat sehingga jika tidak dibuang ke lokasi-lokasi tersebut bahaya. Sambil menunggu TPS pihaknya akan membeli 10 mesin pencacah sampah dan 2 loder.

TPA Sarimukti sendiri kata Ema di zona 2 dan 4 masih ada titik api. Sedang zona 1 dan 3 sudah padam. Karenanya Pemkot Bandung mendorong Pj Gubernur agar zona 1, zona 3, dan zona cadangan bisa dibuka secepatnya.

“Supaya sampah di Kota Bandung saat ini 7 8 ton belim terkirim bisa terselesaikan,” ucapnya seraya mengatakan siang ini pihaknya akan bertemu dengan Komandan Pusat Arteleri Medan, dengan harapan ada lahan bisa dijadikan TPS sementara.




TPA Sarimukti Masih Dibatasi, Pemkot Bandung Terpaksa Buat TPS Sementara di Gedebage

TPA Sarimukti Masih Dibatasi, Pemkot Bandung Terpaksa Buat TPS Sementara di Gedebage (Humas Pemkot).

TPA Sarimukti Masih Dibatasi, Pemkot Bandung Terpaksa Buat TPS Sementara di Gedebage

BANDUNG, Prolite – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengungkapkan TPA Sarimukti masih di batasi, terpaksa akan memanfaatkan lahan seluas 25 hektare di Gedebage sebagai tempat pembuangan sampah sementara.

Lokasi tersebut merupakan lahan yang sebelumnya sempat direncanakan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).

Tepatnya seputaran Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), di Jalan Pendamping Tol (Arah Babakan Sayang) Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage.

Hal itu diungkapkan oleh Pelaksana Harian Wali Kota Bandung, Ema Sumarna saat meninjau lokasi, Rabu 6 September 2023.

Humas Pemkot
Humas Pemkot

“Kita ada lahan di sini 25 hektar milik Pemkot. Ini akan jadi lokasi tempat penampungan sementara,” ujarnya.

Ema mengungkapkan, saat ini Kota Bandung masih kesulitan untuk mencari lokasi pembuangan sampah. Hal itu karena kondisi TPA Sarimukti yang masih terjadi kebakaran.

“Darurat sampah masih berlaku, dan kita bicara ideal TPA Sarimuki itu tidak seperti apa yang kita bayangkan. Hingga kemarin (Selasa 5 September 2023) asap masih pekat (di TPA Sarimukti). Pembakaran itu masih ada, karena kedalaman sampah 50 meter,” ungkap Ema.

“Dampaknya, ritasi bukan bertambah, tetapi kita semakin dibatasi. Biasanya 241 ritasi, sekarang hanya 89 ritasi. Kalau itu terjadi setiap hari artinya tetap sampah 600-700 ton yang tertahan, itu kalau sehari,” imbuhnya.

Ia menerangkan, skema di tempat yang akan dijakdikan TPS sementara, tidak dikubur seperti di Tegalega, namun di buang seperti biasa.

“Lahan yang digunakan ini 2 hektar. Rencana 1 sampai 2 hari pengerjaan lahan ini akan selesai, jadi setelah itu sampah bisa dibuang ke sini,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemkot Bandung pun telah membuat TPS Sementara di Tegalega dan Pasir Biru.

Di luar itu, Ema meminta para camat untuk mengedukasi masyarakat untuk memilah dan memilih sampah, juga melibatkan pemlung untuk memilih sampah anorganik.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 DLH Kota Bandung, Salman Faruq mengatakan sekeliling kawasan yang akan dijadikan TPS Sementara, akan dipasang pagar menggunakan bahan seng.

“Di sini tidak ada pohon yang ditebang, sekeliling ini akan ditutup. Kita mau mengukur luas yang akan di gunakan ini. Luasnya sekitar 2 hektar,” ungkapnya.

Rencananya, kegiatan pembuangan sampah akan dilakukan akhir pekan ini. Setelah pemasangan pagar rampung.

“Kita operasikan setelah siap, 1 atau hari siap. Hari berikutnya Sabtu mulai bisa dibuang ke sini. Ini luasnya 2 hektar, kerena bukan untuk pembuangan sampah saja, tapi kebutuhan manuver kendaraan,” bebernya.

 




Masalah Sampah di Kota Bandung Belum Usai, TPA Sarimukti Perlu Dikaji Ulang

Permasalahan sampah di Kota Bandung belum selesai (portalbandungtimur.com).

Masalah Sampah di Kota Bandung Belum Usai, TPA Sarimukti Perlu Dikaji Ulang

BANDUNG, Prolite – Permasalahana sampah di Kota Bandung belum usai, kini sebagian area di TPA Sarimukti sudah dibuka untuk penerimaan sanpah Bandung Raya.

Meski area TPA Sarimukti sudah dibuka kembali namun bukan berarti masalah sampah di Kota Bandung yang menumpuk sudah selesai, nyatanya masih banyak tumpukan sampah yang berserakan di pembuangan sementara di masing-masing wilayah.

Diketahui TPA Sarimukti beberapa waktu lalu mengalami kebakaran hebat selama sepekan lebih, karena masalah itulah TPA Sarimukti di tutup sementara.

Berdasarkan hasil rapat, ada zona darurat yang bisa digunakan untuk pembuangan sampah. Pembuangan pun sudah dibuka sejak Jumat (1/9) kemarin.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Prima Mayaningtias menuturkan ada satu zona yang memungkinkan bisa digunakan untuk menampung sampah di Kota Bandung. Namun, kuotanya hanya untuk 8 ribu ton saja.

Media
Media

“Karena ada 3 zona yang kita anggap memungkinkan. Nah Dari ITB kemarin setelah melihat ke lokasi, kami masih ada sedikit space untuk ton yang bisa kita cari coba yang ada di zona satu diatas, itu jauh dari kebakaran tapi memang sedikit sekali space itu,” kata Prima saat dikonfirmasi.

Namun untuk rencana membuka kembali TPA Sarimukti memang ada namun perlu mengkaji ulang untuk kesiapan di lapangan.

Bahkan hingga kini Kepala Dinas Lingkungan Hidup masih belum menandatangani surat pengajuan untuk membuka kembali TPA Sarimukti.

Karena TPA belum kembali dibuka maka Pemerintah Kota Bandung putar otak. Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna bahkan terus berupaya agar aliran pembuangan sampah terus dilakukan dan tak menumpuk di TPS.

Dari 135 TPS di Kota Bandung, kini seluruhnya sudah mengalami overload. Tumpukan sampah pun mudah ditemukan. Ia juga menyayangkan sudah banyak titik penumpukan sampah di Kota Bandung oleh warga sekitar di tepi jalan.

“Saya mohon maaf karena mungkin banyak orang yang kurang nyaman selama beraktivitas di kota Bandung. Sebagaimana diketahui, saat ini Bandung sedang darurat sampah karena musibah,” kata dia.

“Hari ini alhamdulillah kami tadi berkomunikasi dengan Kasdam III/Siliwangi, Brigjen Agus Saepul bahwa di Pasir Impun ada lokasi yang mudah-mudahan bisa dimanfaatkan. Tadi petugas kami dan petugas dari Kodam sedang ke Pasir Impun, ada lokasi yang mudah-mudahan bisa kita manfaatkan sambil kita lakukan tindakan konvensional. Seperti penggalian lubang-lubang di aset Pemerintah Kota di Tegallega untuk mengubur sampah organik jadi untuk komposting,” tambah Ema.

Sejak Selasa (29/8), Pemkot Bandung juga telah menggali lubang-lubang untuk mengubur sampah organik sebagai bagian dari komposting di sana. Ia pun memastikan bahwa sampah anorganik tidak akan ditimbun di sana.




Lahan Pussenkav Tak Bisa Dipakai Untuk TPS, Pemkot Bandung Putar Otak Cari Alternatif

ema sumarna - lahan pussenkav tidak dapat digunakan untuk tampung sampah

Lahan Pussenkav Sudah Jadi Lapang Tembak

BANDUNG, Prolite – Hasil pertemuan bersama Komandan Pussenkav, lahan yang awalnya akan dipinjam untuk menjadi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Sementara ternyata sudah digunakan untuk latihan lapang tembak dan Pemkot Bandung tidak bisa memaksakan itu.

“Barusan sudah mendapatkan penjelasan dari Komandan Pussenkav Mayor Jenderal TNI Muhammad Zamroni, jadi lahan Pussenkav itu tidak bisa termanfaatkan, kita juga tidak bisa memaksakan, langkah berikutnya saya akan coba ke Pangdam tadi sudah berkoordinasi dengan Pak Dandim untuk bisa mendapatkan waktu,” jelas Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna di Balai Kota, Selasa (29/8/2023).

Ema berharap Pangdam berkenan menerima dirinya dengan tim untuk menyampaikan permintaan tersebut sesuai direkomendasikan Komandan Pussenkav, bahwa kemungkinan Kodam punya lahan-lahan lain yang bisa dimanfaatkan.

“Nanti kalo ada bakal kita manfaatkan itu juga kalo di izinkan, pokonya kita mah ikhtiar saja,” tegas dia.

Untuk TPS Tegalega sendiri diakui Ema itu hanya digunakan sampah organik dan karena bisa menjadi pupuk yang akan menyuburkan maka pihaknya menambah 2 titik dari kemarin hanya 4 titik dan kinj jadi 6 titik.

Untuk sampah anorganik sendiri, Ema akan rapat dengan para camat. Sehingga mereka nantinya bisa melakukan pengolahan.

“Bagaimana mereka bekerja sama dengan para pemulung, kalau sudah di pemulung mah itu jadi ekonomi, kalo kita tidak mampu melakukan itu. Coba manfaatkan jasa pemulung, itu memang tidak menyelesaikan tapi minimal mengurangi sampah sampah di jalan,” tuturnya.

Banyaknya tumpukan sampah di jalan diakui Ema juga sudah ditarik alias dibersihkan.

Lanjut Ema, pihaknya hanya bisa sebatas mengimbau kepada masyarakat jangan ekstrem seperti itu saat membuang sampah. Alias mendadak membuang sampah besar ke jalanan.

Ema berharap masyarakat bijak, diakuinya kalau bicara urusan pemerintah itu benar dan itu disadarinya. Tetapi kondisinya sedang darurat, ia meminta empati masyarakat.

“Kalau semua mengandalkan ke pemerintahan dengan kedaruratan kita juga sedang terus bekerja mencari alternatif terbaik seperti apa. Sekali lagi saya mengharapkan bahwa TPA Sarimukti cepat selesai, supaya kita bisa segera melakukan pembuangan sampah, Bandung masih tergantung seperti itu,” tandasnya.

Pembuatan lubang di TPS Tegallega diakui Ema belum tahu mampu mengurangi tumpukan sampah berapa tonase.

Hanya saja dengan kedalaman 3 meter, 5×6 meter, dan 6×7 meter dirasa cukup lumayan mengurangi. Walau hanya untuk sampah organik.

Dan lebih bagus apabila masyarakat yang mampu menangani sampah organik sendiri, sehingga semua tidak mengandalkan ke tanggung jawab pemerintah.

“Jadi bisa di tangani, selesai di wilayah, jadi lumayan kan tuh sudah terbantu oleh 234 RW mereka sudah menyelesaikan itu, itu juga sudah alhamdulillah ada progres, ini akan terus kita dorong, tapi yang seperti itu mah tidak bisa menjawab kebutuhan sekarang itu mah butuh waktu, memangnya mengedukasi masyarakat itu mudah? Jangan dibakar nanti akan menimbulkan polusi,” tutupnya.




Bikin Panik ! TPS Sampah Overload, 8000 Ton Sampah di Kota Bandung Tertahan

TPA Sarimukti, TPS Sampah

TPS Sampah Overload, Pemkot Ajak Warga Pilah-Pilah Sampah

BANDUNG, Prolite – PLh Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan saat ini semua Tempat Pembuangan Sementara Sampah (TPS Sampah) di Kota Bandung sudah overload.

Karena overloadnya TPS sampah, Ema mengaku akan memberdayakan para pemulung agar memanfaatkan sampah anorganik untuk dipilah.

“Kami lakukan sedikit seporadis (atasi TPS sampah yang overload). Untuk organik dengan cara gali lubang tutup lubang di Tegalega. Untuk organik sedang diproses kami turunkan tiga eskavator disana. Buatkan lubang 6×6 meter, 6×7 tergantung area lahan yang masih terbuka kedalaman minimal 3 meter kubik disana lumayan bisa kurangi yang organik, kalo anorganik coba di kerjasamakan dengan para pemulung biar mereka memanfaatkan yang anorganik untuk kembali dipilah supaya oleh mereka menjadi barang produktif yg bisa bernilai ekonomi,” jelas Ema di Balai Kota, Selasa (29/8/2023).

Siang ini (Selasa, 19/8) kata Ema, pihaknya akan diterima Komandan Pussenkav. Ema berharap Danpussenkav memberikan izin lahan yang dimilikinya di Padalarang untuk dijadikan TPS Sampah.

“Jika diizinkan maka kami akan segera meluncur ke lokasi. Kalau kompensasi, selama itu sesuai regulasi tentu akan kami lakukan supaya diberi kesempatan sekarang ada 8000-9000 ton sampah tertahan,” tuturnya.

Masih kata Ema, masyarakat juga ada yang mulai ekstrem menumpukkan sampah di beberapa ruas jalan.

“Kami tarik ke Tegalega. Lobang mudah-mudahan hari ini sudah ada satu dua selesai target kami ada 4 sampai 5. Jika sudah tutup maka bagus buat daya dukung penggemburan lahan kesuburan,” ucapnya.

Ema pun menyampaikam lokasi sementara milik Pussenkav bersifat sementara karena nantinya tetap ke TPA Sarimukti. Sedang untuk TPA Legoknangka kata Ema, konon perhitungannya dua tahun ke depan.

“Tapikan sampah gak bisa nunggu dua tahun, sehari saja masalah. Kami hanya bisa upaya, berdoa, mudah-mudahan beliau petinggi pahami situasi ini namanya darurat. Saya percaya bisa dimanfaatkan harapan saya,” harapnya.




Kota Bandung Darurat Sampah, Pinjam Lahan Pusenkaf Untuk Tampung 8 Ribu Ton Sampah

Bandung darurat sampah, tpa sarimukti

Kota Bandung Darurat Sampah, Pinjam Lahan Pusenkaf Untuk TPS

BANDUNG, Prolite – Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna menyampaikan bahwa Kota Bandung darurat sampah, karenanya pihaknya akan menemui Komandan Pusenkaf untuk meminjam lahan sementara untuk dijadikan tempat pembuangan sampah (TPS)

“Per tanggal 24 Agusus, Pak Gubernur sudah mengumumkan Bandung darurat sampah, begitu juga dengan Kota Bandung, sehingga kita bentuk satgas dan itu melibatkan unsur TNI dan kepolisian,” ujar Ema kepada wartawan Senin (28/08/2023).

Kata Ema, setelah menemui Komandan Pusenkaf, diharapkan bisa meminjam lahan milik TNI di kawasan Padalarang demi atasi Bandung darurat sampah.

“Nanti saya beserta forkopimda akan menemui komandan Pusenkaf untuk meminjam lahan milik mereka yang ada di daerah Padalarang,”

Lahan tersebut akan dijadikan tempat pembuangan sampah akhir, menggantikan Sarimukti yang semenara ini belulm bisa digunakan.

“Kami berharap ada kebijaksanan dari Komandan Pusenkaf sehingga bersedia meminjamkan lahan untuk kita pergunakan. Terlebih, ini kan kondisinya kedaruratan,” harap Ema.

Ema mengatakan, pihaknya akan menyediakan apapun kompensasi yang diminta, asalkan masuk akal dan memang uangnya ada.

“Kita kan punya anggaran BTT (Biaya Tidak Terduga,red) yang bisa kita gunakan. Tapi itu juga bergantung keputusan Komandan Pusenkaf, apakah beliau mengizinkan atau tidak,” tambahnya.

Disinggung mengenai kemungkinan menggunakan beberpa lokasi lain seperti di Pasir Bajing, Subang tidak memungkinkan.

Pasalnya, ada penolakan dari warga sekitar, sehingga tidak mungkin membuang sampah di sana.

Karenanya, Ema mengaku pihaknya agak kerepotan jika hampir semua pihak menolak pembuangan sampah.

Bicara mengenai tonasi, Ema mengatakan, memang masih ada yang belum terkirim ke TPA Sarimukti, setidaknya selama tujuh hari.

Ema menegaskan, ini akan sangat berbahaya jika jumlahnya terus bertambah.

“Sehari menghasilkan sampah 1300 ton. Kalau tidak bisa diangkut selama tujuh hari, berarti kurang lebih 8 ribu ton sampah yang tidak terangkut,” jelasnya.

Untuk TPS di Kota Bandung, Ema mengatakan masih sisa sekitar 10% di beberapa lokasi, seperti di Babakan Siliwangi dan Tegalega. Sedangkan di Astna Anyar, Ema mengatakan, tidak mungkin karena tempatnya yang sempit.