Buku Suarakan Luka: 12 Novel & Nonfiksi Sejarah Kelam Indonesia

12 Novel & Nonfiksi Sejarah Kelam Indonesia

Prolite – Membaca Indonesia dari Luka: Rekomendasi Buku Sejarah Kelam dan Relevansinya Saat Ini

Sejarah Indonesia nggak cuma soal kemerdekaan, pembangunan, atau tokoh-tokoh besar yang namanya kita hafal sejak SD. Ada sejarah kelam, sisi gelap yang sering kali ditutup rapat: penjara politik, penghilangan paksa, represi negara, hingga suara-suara yang dipaksa bungkam.

Tapi justru dari “luka” inilah, banyak penulis besar menghadirkan karya-karya penting. Membaca mereka bukan hanya nostalgia atau pelajaran sejarah, tapi juga cara untuk memahami kondisi sosial-politik kita hari ini.

Karena, percayalah, apa yang terjadi puluhan tahun lalu sering masih punya gema di kehidupan kita sekarang.

Nah, kalau kamu pengen menelusuri wajah kelam Indonesia lewat buku, berikut beberapa rekomendasi yang bisa jadi pintu masuk.

Tan Malaka: Dari Penjara hingga Aksi Massa

Siapa yang bisa bicara soal perlawanan tanpa menyebut nama Tan Malaka? Tokoh revolusioner ini nggak cuma bikin repot penjajah, tapi juga pemerintah yang berdiri setelahnya.

Dalam bukunya “Dari Penjara ke Penjara”, Tan menceritakan pengalamannya sebagai tahanan politik sekaligus refleksi panjang tentang perjuangan dan pengkhianatan. Buku ini keras, jujur, dan bikin kita mikir ulang soal arti perjuangan.

Selain itu, ada “Madilog” (Materialisme, Dialektika, Logika), karya filosofisnya yang jadi semacam senjata intelektual untuk melawan kolonialisme dan kebodohan. Lalu, “Aksi Massa” yang lebih ke arah strategi perjuangan rakyat. Bacaan ini bukan cuma sejarah, tapi juga inspirasi buat memahami gerakan sosial masa kini.

Luka 1965: Dari Leila S. Chudori hingga Para Penyintas

Kalau bicara soal tragedi 1965, karya-karya Leila S. Chudori nggak bisa dilewatkan. “Pulang” mengisahkan kehidupan eksil politik yang nggak bisa balik ke tanah air setelah tragedi G30S. Novel ini menggambarkan bagaimana trauma bisa diwariskan lintas generasi.

Kemudian ada “Laut Bercerita”, yang lebih fokus pada kisah penghilangan aktivis era 1998, tapi tetap punya akar kuat pada luka sejarah 1965. Lewat tokoh Biru Laut dan kawan-kawannya, Leila menulis dengan puitis namun pedih: tentang penculikan, penyiksaan, dan suara-suara yang dipaksa hilang.

Jangan lupakan juga novel “Namaku Alam”, yang lagi-lagi menyinggung soal identitas, sejarah, dan bagaimana politik negara bisa menelan hidup seseorang. Karya-karya Leila seakan jadi jembatan: menghubungkan masa lalu yang traumatis dengan kenyataan hari ini.

Pramoedya Ananta Toer: Tetralogi Buru

Kalau bicara sastra dan sejarah kelam, jelas Pramoedya Ananta Toer adalah nama besar. Empat novelnya—“Bumi Manusia”, “Anak Semua Bangsa”, “Jejak Langkah”, dan “Rumah Kaca”—bukan cuma karya sastra, tapi juga catatan sejarah kolonialisme dan kebangkitan nasional.

Ditulis saat Pram dipenjara di Pulau Buru, tetralogi ini mengisahkan Minke, tokoh fiksi yang banyak terinspirasi dari kehidupan Raden Mas Tirto Adhi Soerjo. Dari perlawanan intelektual, politik, hingga represi kolonial, karya-karya ini tetap relevan untuk memahami Indonesia hari ini. Nggak heran, buku-buku ini sering dianggap sebagai bacaan wajib buat siapa saja yang ingin memahami identitas bangsa.

Luka yang Diarsipkan: Antologi dan Kronik

Bicara soal sejarah kelam juga nggak bisa lepas dari suara-suara kolektif. “Berita Kehilangan” (2018), antologi cerpen yang digarap oleh Sabda Armandio dan kawan-kawan, mengangkat kisah penghilangan paksa dan kekerasan negara. Dengan format fiksi pendek, cerita-cerita di buku ini jadi cara lain untuk mendekati luka bangsa.

Lebih faktual, ada “Kronik Penculikan Aktivis dan Kekerasan Negara 1998” karya Gus Muhidin Dahlan (2020). Buku ini menghimpun data, testimoni, dan laporan yang menyingkap kejahatan negara pada masa reformasi. Membacanya bikin kita sadar: demokrasi yang kita nikmati sekarang nggak datang gratis, ada darah dan air mata yang jadi taruhannya.

Kenapa Buku-Buku Ini Masih Penting Dibaca?

Setidaknya kita harus membaca salah satu dari buku-buku ini sekali seumur hidup, kenapa? Pertama, karena sejarah sering berulang. Luka masa lalu bisa jadi peringatan biar kita nggak jatuh di lubang yang sama.

Kedua, karena membaca karya-karya ini bikin kita lebih peka terhadap isu HAM, kebebasan berekspresi, dan keberanian untuk bersuara. Di tengah situasi politik sekarang, dari kriminalisasi aktivis sampai pembatasan kebebasan, pesan yang mereka sampaikan tetap relevan.

Selain itu, buku-buku ini membantu kita memahami bahwa sejarah Indonesia nggak pernah hitam putih. Ada banyak lapisan, ada suara-suara yang berusaha dibungkam, tapi tetap menemukan jalannya untuk sampai ke pembaca.

Mari Membaca Luka, Agar Tak Hilang Ingatan

Membaca buku-buku tentang sejarah kelam Indonesia bukan berarti kita merayakan tragedi, tapi justru menghormati mereka yang pernah menjadi korban. Dari Tan Malaka, Pramoedya, Leila Chudori, hingga para penulis antologi dan sejarawan, semuanya mengingatkan kita: ada harga besar yang dibayar untuk sampai ke titik ini.

Jadi, mungkin sekarang saatnya kita membuka halaman-halaman itu. Biar gak lupa, biar lebih peka, dan biar bisa terus mengawal masa depan dengan lebih sadar.

Kalau kamu sendiri, sudah baca yang mana dari daftar di atas? Atau ada buku lain soal sejarah kelam Indonesia yang menurutmu wajib dibaca? Yuk, bagikan pendapatmu!




Film Dokumenter “Petrus” Ditayangkan Mulai 8 Desember 2024: Mengungkap Misteri Penembakan Preman di Era 80-an

Prolite – Film Dokumenter “Petrus” Ditayangkan Mulai 8 Desember 2024: Mengungkap Misteri Penembakan Preman di Era 80-an

Siapa yang nggak penasaran dengan kejadian-kejadian besar dalam sejarah Indonesia yang penuh misteri? Nah, buat kamu yang ingin tahu lebih dalam tentang salah satu kisah gelap di masa lalu, ada kabar menarik!

Film dokumenter “Petrus” yang akan tayang mulai 8 Desember 2024 di layanan pemutaran film berbayar KlikFilm siap mengungkap sisi gelap kebijakan yang dijalankan pemerintah untuk memberantas kejahatan pada tahun 1980-an.

Film ini diangkat dari rangkaian peristiwa penembakan preman yang terjadi selama Operasi Pemberantasan Kejahatan (OPK). Penasaran kan dengan cerita di baliknya? Yuk, simak ulasan lengkapnya!

Petrus: Kisah di Balik Penembakan Misterius di Era 80-an

Film dokumenter “Petrus” menghadirkan sebuah kisah nyata yang berhubungan dengan kebijakan pemerintah di masa lalu yang penuh dengan kontroversi. Pada awalnya, Edy Prass, selaku produser film, memiliki ide untuk membuat film bertema kekerasan, khususnya mengenai preman atau gangster.

Namun, setelah berpikir panjang, ia memutuskan untuk menggali lebih dalam tentang sebuah kejadian besar yang mengguncang masyarakat Indonesia di era 1980-an, yaitu rangkaian penembakan misterius yang dikenal dengan nama Petrus.

Petrus atau penembakan preman misterius ini dilakukan oleh pihak keamanan untuk memberantas kejahatan di berbagai kota, termasuk Yogyakarta. Film ini ingin memperlihatkan peristiwa tersebut dari sudut pandang yang objektif dan menyajikan fakta-fakta yang belum banyak diketahui masyarakat.

Menurut Tri Sasongko Hutomo, sang sutradara, dokumenter ini mengungkapkan kesaksian langsung dari orang-orang yang terlibat atau yang mengalami sendiri dampak dari kebijakan OPK tersebut.

OPK: Operasi yang Menyisakan Misteri

Operasi Pemberantasan Kejahatan (OPK) pertama kali dilaksanakan di Kota Yogyakarta pada tahun 1981 dan kemudian menyebar ke kota-kota besar lain di Indonesia hingga 1983.

Program ini bertujuan untuk memberantas kejahatan dan premanisme yang marak pada masa itu, namun cara yang digunakan—yakni dengan penembakan misterius—menyisakan banyak tanda tanya.

Film “Petrus” akan mengupas peristiwa ini dengan menyajikan kesaksian para tokoh yang mengalami langsung dampak dari operasi tersebut. Salah satunya adalah Yudho, yang sahabatnya, Wahyo, menjadi korban dalam peristiwa ini.

Menurut Yudho, Wahyo adalah sosok yang baik dan tidak pantas menjadi target penembakan. Bahkan, sebelum kejadian, Yudho sempat memperingatkan Wahyo untuk berhati-hati karena ia hanya dipakai oleh preman sebagai alat untuk menjalankan bisnis gelap.

Film Dokumenter yang Menyajikan Fakta dan Kesaksian Langsung

Apa yang membuat film “Petrus” semakin menarik adalah pendekatan objektif yang diambil oleh sutradara, Tri Sasongko Hutomo. Dalam film ini, penonton akan mendengar kesaksian dari para tokoh yang terlibat langsung dalam operasi tersebut.

Mereka akan berbicara tentang bagaimana kehidupan mereka terpengaruh oleh kebijakan pemerintah yang kontroversial ini.

Kesaksian Yudho tentang sahabatnya, Wahyo, menjadi salah satu momen yang cukup menggugah. Yudho merasa tidak adil bahwa Wahyo harus menjadi korban dalam kebijakan yang seharusnya menyasar preman-preman besar, bukan orang-orang yang terperangkap dalam sistem tersebut.

Dalam film ini, kamu akan bisa merasakan bagaimana perasaan para saksi yang hidup dalam ketakutan selama berlangsungnya operasi tersebut.

Pentingnya Film Dokumenter Ini untuk Memahami Sejarah

Selain mengungkap sisi gelap sejarah, film dokumenter “Petrus” juga memberikan gambaran lebih jelas tentang bagaimana kebijakan yang diterapkan pada masa itu bisa berdampak pada banyak orang, baik yang terlibat langsung maupun yang tidak bersalah.

Keberanian para pembuat film untuk menyajikan sisi lain dari sejarah ini menunjukkan pentingnya refleksi terhadap masa lalu, agar kita bisa belajar dari kesalahan yang sudah terjadi.

Film ini tidak hanya mengungkap fakta sejarah, tetapi juga menyoroti dampak sosial dari kebijakan tersebut yang sering kali dilihat sebelah mata oleh masyarakat luas.

Sebagai penonton, kita bisa lebih paham bagaimana kebijakan semacam itu bisa mempengaruhi kehidupan orang-orang biasa yang terjebak dalam situasi tersebut.

Jika kamu seorang pencinta film dokumenter atau tertarik dengan sejarah Indonesia, film “Petrus” adalah pilihan yang sangat tepat untuk ditonton.

Ditayangkan mulai 8 Desember 2024 di KlikFilm, film ini bukan hanya memberikan hiburan, tetapi juga membuka wawasan tentang masa lalu yang kelam dan penuh misteri.

Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan sebuah film yang mengungkap kisah nyata dengan pendekatan yang berbeda dari yang pernah kamu lihat.

Siapkan dirimu untuk menyelami sejarah, mendengarkan kisah dari para saksi, dan berpikir lebih jauh tentang kebijakan yang pernah ada. Tonton “Petrus” dan temukan sendiri misteri yang tersembunyi di baliknya.

Jadi, siap untuk melihat sisi gelap sejarah Indonesia yang belum banyak diketahui? Jangan lupa untuk menandai kalender kamu! 8 Desember 2024, film dokumenter “Petrus” akan tayang hanya di KlikFilm. Pastikan kamu jadi salah satu yang pertama menontonnya!




Merayakan Kemerdekaan RI ke-79: Menggali Sejarah dan Meraih Masa Depan

Kemerdekaan

Prolite – Tanggal 17 Agustus adalah hari yang istimewa bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada tanggal inilah, di tahun 1945, Proklamasi Kemerdekaan dikumandangkan, menandai berakhirnya penjajahan dan dimulainya era baru bagi bangsa Indonesia. 

Hari kemerdekaan bukan hanya sekadar tanggal merah dalam kalender, tetapi merupakan tonggak sejarah yang mengingatkan kita akan perjuangan panjang dan pengorbanan para pahlawan bangsa.

Jejak Sejarah Penjajahan

– Pinterest

Sebelum Indonesia merdeka, bangsa kita mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan. Kolonialisme Belanda, yang berlangsung selama lebih dari 350 tahun, telah merampas kekayaan alam Indonesia, merendahkan martabat rakyat, dan membatasi perkembangan bangsa. 

Setelah itu, Jepang datang dan menguasai Indonesia selama Perang Dunia II. Meskipun masa penjajahan Jepang lebih singkat, namun penderitaan yang dialami rakyat Indonesia tidak kalah berat.

Perjuangan Para Pahlawan

– Pinterest

Dalam menghadapi penjajahan, rakyat Indonesia tidak tinggal diam. Banyak pahlawan yang berjuang dengan gigih untuk merebut kembali kemerdekaan. 

Mereka berasal dari berbagai latar belakang, suku, dan agama, namun memiliki satu tujuan yang sama: Indonesia Merdeka. 

Perjuangan mereka tidak hanya di medan perang, tetapi juga dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan ekonomi.

“Nusantara Baru, Indonesia Maju”

Cr. Kementerian Sekretariat Negara

Tema “Nusantara Baru, Indonesia Maju” yang diusung pada perayaan Kemerdekaan ke-79 ini mengandung makna yang sangat mendalam. 

“Nusantara Baru” merujuk pada Indonesia yang terus berkembang dan maju, dengan segala keberagamannya. 

Sementara itu, “Indonesia Maju” menggambarkan cita-cita bangsa untuk menjadi negara yang lebih sejahtera, adil, dan bermartabat.

Sebagai generasi penerus, kita perlu memahami sejarah perjuangan bangsa dan meneruskan semangat para pahlawan.

Kita harus mengisi kemerdekaan dengan karya-karya nyata yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan persatuan dan gotong royong, kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Perayaan Kemerdekaan Indonesia ke-79 bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga menjadi momentum untuk merefleksikan perjalanan bangsa dan merencanakan masa depan. 

Dengan semangat “Nusantara Baru, Indonesia Maju”, kita harus terus berjuang untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Selamat hari kemerdekaan!




Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-95 : Mengenang Sejarah dan Semangat Kolaborasi untuk Majukan Indonesia

Hari Sumpah Pemuda

Prolite – Setiap 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda, suatu peristiwa bersejarah yang terjadi pada tahun 1928.

Pada saat itu, pemuda-pemuda dari berbagai etnis, suku, dan daerah di Indonesia berkumpul di Batavia (sekarang Jakarta) dan mengikrarkan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, yakni Bahasa Indonesia.

Ikrar tersebut dikenal sebagai Sumpah Pemuda dan menjadi tonggak awal kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia.

Sumpah Pemuda menjadi salah satu momentum penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Di tengah perbedaan latar belakang dan budaya, para pemuda tersebut mampu menyatukan visi dan misi untuk Indonesia yang merdeka.

Peristiwa ini mengajarkan kepada kita betapa pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menghadapi berbagai tantangan.

Hari Sumpah Pemuda ke-95 : “Bersama Majukan Indonesia”

Tema Hari Sumpah Pemuda 2023 ” Bersama Majukan Indonesia” – Kemenpora

Dalam rangka memperingati 95 tahun Sumpah Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) telah merilis logo dan berbagai atribut lainnya dengan tema “Bersama Majukan Indonesia”.

Tema peringatan kali ini mencerminkan semangat kolaborasi dan keanekaragaman. Logo Hari Sumpah Pemuda 2023 menampilkan warna merah, hijau, biru, dan kuning dengan tulisan “95 Tahun Sumpah Pemuda”.

Logo ini bukan sekadar gambar, tetapi memiliki makna mendalam. Terdapat dua inti pesan dari logo ini: kolaborasi yang diwakili dengan empat manusia yang menjadi satu, dan keanekaragaman yang diwakili oleh ragam warna yang mencerminkan suku, bahasa, dan budaya Indonesia.

Tema “Bersama Majukan Indonesia” mengajak semua elemen bangsa untuk bekerja sama dalam upaya memajukan Indonesia.

Ini menciptakan semangat kerjasama untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) dengan dukungan lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah.

Selamat memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-95! Mari kita jadikan semangat perjuangan pemuda-pemuda di masa lalu sebagai inspirasi untuk terus bekerja sama demi kemajuan bangsa.




Ada Final Destination lho! Ini Dia Jadwal Film Bioskop Trans TV 2-8 Oktober 2023

Patriots Day

Prolite – Oktober 2023 akan dimulai dengan deretan film keren yang bakal menghibur kamu melalui Bioskop Trans TV. Mulai dari Final Destination (2000) hingga Djakarta 1966 (1982), ada banyak cerita seru yang bakal bikin minggumu makin seru.

Final Destination (2000) – Imdb

Pertama, ada Final Destination (2000) bakal tayang pada Minggu (8/10/2023) jam 9 malam WIB. Film ini punya genre horor dan supernatural, yang diperanin sama Daniel Roebuck, Ali Larter, Kerr Smith, Devon Sawa, dan Kristen Cloke.

Ceritanya ini tentang prediksi kematian yang dialamin sama kelompok pelajar, dan prediksinya dateng ke Alex Browning (Devon Sawa) saat mereka lagi mau terbang ke Paris bareng 7 penumpang lainnya.

Walaupun berhasil selamat dari kecelakaan pesawat, tapi Alex sama 7 temennya gak bisa kabur dari ancaman kematian yang dibawa sama malaikat maut. Serem, ya! 😱

Bukan cuma Final Destination aja lho, masih ada banyak film seru lainnya yang bakal nemenin kamu! Berikut jadwal lengkap Bioskop Trans TV dari tanggal 2 sampai 8 Oktober 2023:

1. Senin, 2 Oktober 2023

  • Homefront – Pukul WIB
  • Crank 2: High Voltage – Pukul WIB

2. Selasa, 3 Oktober 2023

  • Cell – Pukul WIB
  • Viral – Pukul WIB

3. Rabu, 4 Oktober 2023

  • Catwoman – Pukul WIB

4. Kamis, 5 Oktober 2023

  • Anaconda – Pukul WIB
  • The Lost City Of Z – Pukul WIB

5. Jumat, 6 Oktober 2023

  • Speed Racer – Pukul WIB
  • Loving Pablo – Pukul WIB

6. Sabtu, 7 Oktober 2023

  • Birds Of Prey – Pukul WIB
  • Djakarta 1966 – Pukul WIB

7. Minggu, 8 Oktober 2023

  • Final Destination (2000) – Pukul WIB
  • Underworld – Pukul WIB

Jadwal Bioskop Trans TV untuk minggu ini penuh dengan film-film seru, ya! Ada banyak pilihan menarik yang bisa ditonton. Pasti banyak yang tertarik, terutama buat pecinta film.

Nonton bareng –

Film-film ini emang bisa bikin kita stay up tengah malam, tapi itu yang nambah keseruannya. Apalagi kalau kita ajak teman atau keluarga buat nonton bareng.

Jadi, tinggal siapin camilan, sofa yang empuk dan nikmati hiburan film di Bioskop Trans TV di minggu ini. Selamat menonton, guys! 🍿🎬📺




Hari Kesaktian Pancasila : Mengenang Sejarah, Memahami Makna, dan Merayakan Semangat Nasional

Hari Kesaktian Pancasila

Prolite – Setelah mengenang peristiwa tragis G30S/PKI pada tanggal 30 September, Indonesia kini memperingati Hari Kesaktian Pancasila yang jatuh pada 1 Oktober.

Peringatan ini merupakan bentuk komitmen bangsa Indonesia dalam menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara.

Sejarah Hari Kesaktian Pancasila

Potret Monumen Pancasila Sakti yang mengenang Tragedi G30S PKI – sinarharapan

Hari Kesaktian Pancasila bukanlah sekedar hari biasa. Tanggal 1 Oktober ini menjadi saksi bagaimana kebulatan tekad bangsa Indonesia mengalahkan G30S/PKI yang mencoba merongrong kedaulatan negara.

Pada tahun 1965, pemberontakan yang dipimpin oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) ini berhasil digagalkan oleh TNI dan rakyat Indonesia, yang menegaskan bahwa Pancasila adalah satu-satunya dasar negara yang tak tergantikan.

Peringatan ini pertama kali diinisiasi oleh Presiden Soeharto pada tahun 1966. Sejak saat itu, setiap tahunnya, Hari Kesaktian Pancasila selalu diperingati dengan berbagai kegiatan yang mengajak masyarakat untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang demi kedaulatan bangsa dan negara.

Makna Kesaktian Pancasila

– Freepik

Kesaktian Pancasila bukanlah semata-mata soal kekuatan gaib, melainkan lebih pada kekuatan moral dan spiritual yang dimiliki oleh Pancasila sebagai dasar negara.

Kesaktian Pancasila ini mencerminkan kebulatan tekad seluruh komponen bangsa dalam menjaga keutuhan NKRI. Lima sila yang terkandung dalam Pancasila menjadi pegangan hidup dan pedoman dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Setiap sila memiliki makna mendalam yang mengajarkan kita tentang kebhinekaan, persatuan, adil dan makmur, musyawarah, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam konteks Hari Kesaktian Pancasila, makna kesaktian tersebut menjadi pengingat bagi kita semua bahwa setiap ancaman yang menghampiri bangsa ini dapat dihadapi dan dikalahkan dengan kebersamaan.

Kemendikbud Siarkan Upacara Kesaktian Pancasila

Memperingati Hari Kesaktian Pancasila, Kemendikbud yang diadakan Pada 1 Oktober pukul WIB, upacara akan digelar di Monumen Pancasila Sakti, Jalan Raya Pondok Gede, Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Sebagai bentuk penghormatan dan pengingat bagi kita semua akan nilai-nilai luhur Pancasila. Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari momen bersejarah ini. Tonton sekarang melalui tautan berikut:

Rasakan semangat kebangsaan yang membara!




Mengingat Ulang Tragedi G30S PKI : Sejarah dan Maknanya Untuk Bangsa

g30s pki

Prolite – Indonesia memiliki deretan sejarah yang penuh dengan dinamika. Salah satu momen yang paling kelam dalam sejarah bangsa ini adalah tragedi G30S PKI.

Hari ini, tepat 58 tahun berlalu sejak peristiwa tersebut terjadi, mengingatkan kita semua akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Peristiwa tragis tersebut menggugah kesadaran kita sebagai bangsa untuk terus menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila dan menjaga kedaulatan negara dari ancaman ekstremisme.

Sejarah Singkat Tragedi G30S PKI

Enam Jenderal dan Satu Perwira –

Peristiwa G30S PKI dimulai pada malam tanggal 30 September 1965, ketika sekelompok tentara melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap enam jenderal TNI dan seorang perwira menengah, yaitu;

  • Jenderal TNI Ahmad Yani
  • Mayor Jenderal Siwondo Parman
  • Brigjen TNI Donald Isaac Pandjaitan
  • Mayjen M.T Haryono
  • Mayjen R. Suprapto
  • Mayjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
  • Kapten Czi. Pierre Tendean

Pembunuhan ini kemudian dihubungkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai upaya kudeta untuk menggulingkan pemerintahan yang sah.

Reaksi dari pemerintah saat itu sangat tegas, dimana Presiden Soekarno memerintahkan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan militer guna menghentikan pemberontakan tersebut.

Pasca peristiwa tersebut, pemerintah melancarkan aksi pembersihan terhadap anggota dan simpatisan PKI di seluruh negeri.

Estimasi jumlah korban yang meninggal dalam aksi pembersihan ini sangat bervariasi, namun beberapa sumber menyebutkan angka mencapai setengah juta jiwa.

Makna di Balik Tragedi Gerakan 30 September

Potret Monumen Pancasila Sakti yang mengenang Tragedi G30S PKI – sinarharapan

Kejadian G30S PKI bukanlah sekadar cerita lama yang dapat dilupakan begitu saja. Kejadian tersebut memberikan pelajaran berharga bagi Indonesia tentang pentingnya menjaga keutuhan bangsa dari ancaman pihak-pihak yang ingin menggoyahkan stabilitas negara.

Pada masa itu, Indonesia berada di tengah-tengah konflik politik global antara blok Barat dan Timur. Adanya upaya kudeta dari PKI menunjukkan bagaimana ideologi komunisme mencoba mempengaruhi jalannya roda pemerintahan di Indonesia.

Namun, lebih dari itu, tragedi G30S PKI mengingatkan kita akan pentingnya memahami sejarah sebagai pijakan dalam membangun masa depan yang lebih baik.

Dengan memahami apa yang terjadi di masa lalu, kita dapat belajar dari kesalahan dan memastikan bahwa sejarah tidak mengulangi dirinya.

Menonton Ulang Tragedi Melalui Film “Penumpasan Pengkhianatan Gerakan 30 September”

Poster Film – istimewa

Sebagai bentuk edukasi dan pengingat akan tragedi tersebut, berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dan masyarakat sipil.

Salah satunya adalah pembuatan film “Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI” yang dirilis pada tahun 1984. Film dengan durasi 4 jam 29 menit 42 detik ini menggambarkan peristiwa tragis tersebut dengan detail dan mendalam.

Bagi Anda yang ingin menonton dan memahami lebih lanjut tentang peristiwa tersebut, Anda dapat menonton filmnya melalui tautan ini.

Film ini diharapkan dapat menjadi salah satu media edukasi bagi generasi muda untuk mengenal lebih jauh tentang sejarah bangsa dan pentingnya menjaga nilai-nilai Pancasila.

(Film G30S PKI dari Tribunnews)

Peristiwa G30S PKI adalah sebuah luka dalam sejarah bangsa Indonesia. Namun, dari luka tersebut, kita mendapatkan pelajaran berharga tentang pentingnya persatuan dan kesatuan.

Semoga, dengan mengenang kembali peristiwa tersebut, kita sebagai bangsa dapat terus berkomitmen menjaga kedaulatan negara dan memastikan bahwa Indonesia tetap berdiri kokoh di tengah perubahan zaman.




Tragedi Bersejarah : Film Pengkhianatan Gerakan 30 September Tayang Kembali di tvOne

Film Pengkhianatan Gerakan 30 September

Prolite – Penayangan kembali film “Penumpasan Pengkhianatan Gerakan 30 September” di tvOne pada tanggal 30 September merupakan suatu tradisi yang telah berlangsung selama beberapa tahun.

Film ini mengangkat kisah nyata peristiwa yang terjadi pada masa Gerakan 30 September (G30S/PKI) tahun 1965 dan merupakan salah satu momen bersejarah yang sangat kontroversial dalam sejarah Indonesia.

Film ini menggambarkan tragedi pembunuhan enam Jenderal dan satu perwira oleh anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan kelompok yang tergabung dalam G30S, yang terjadi di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Poster Film – istimewa

Dokumenter ini diciptakan dengan sangat teliti dan meyakinkan, menghadirkan sudut pandang tertentu yang unik. Film ini akan disiarkan di tvOne pada Sabtu (30/9) pukul WIB.

Film “Penumpasan Pengkhianatan Gerakan 30 September” ini awalnya diproduksi pada tahun 1984, dengan sutradara dan penulisnya adalah Arifin C Noer, dan diproduksi oleh G Dwipayana.

Pemain-pemain terkemuka saat itu, seperti Amoroso Katamsi, Umar Kayam, Ade Irawan, dan Syubah Asa, akan menjadi sorotan dalam tontonan ini untuk para pemirsa.

Film G30S/PKI akan tayang di tvOne – Pikiranrakyat

Film “Penumpasan Pengkhianatan Gerakan 30 September” telah ditayangkan sebanyak enam kali di tvOne, pertama kali pada tahun 2017 menjelang peringatan Hari Kesaktian Pancasila.

Dengan penyiaran ulang ini, tvOne memberikan kesempatan kepada pemirsa untuk lebih mendalami peristiwa bersejarah yang memiliki dampak penting dalam sejarah Indonesia, serta untuk memberikan wawasan sejarah kepada generasi muda.




Mengukir Sejarah Kebijakan Pertanian: Hari Tani Nasional, Peringatan yang Meriah dan Bermakna

Prolite – Hari ini merupakan Hari Tani Nasional, tapi sebelumnya tahukah kamu apa yang dimaksud dengan Hari Tani itu?

Tanggal 24 September, seluruh Indonesia merayakan Hari Tani Nasional, sebuah momen yang sangat spesial yang kami dedikasikan untuk menghargai jasa luar biasa para petani yang menjadi tulang punggung pertanian di negeri ini.

Ini bukan hanya sekadar perayaan, tapi juga kesempatan kita semua untuk merenungkan perjalanan panjang dan sejarah yang sangat penting di balik perkembangan sektor pertanian Indonesia.

Sejarah Hari Tani Nasional

Ilustrasi petani –

Hari Tani Nasional diperingati setiap tahun pada tanggal 24 September untuk memperingati perjuangan dan kontribusi besar para petani Indonesia.

Sejarah perayaan ini berawal dari era pemerintahan Presiden Soeharto pada tahun 1983. Pada saat itu, Indonesia sedang menghadapi masalah serius dalam sektor pertanian, termasuk tingkat produksi yang rendah dan keterbatasan sumber daya.

Untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pertanian dalam pembangunan nasional, pemerintah memutuskan untuk menetapkan Hari Tani Nasional.

Tanggal 24 September dipilih sebagai hari perayaan ini untuk menghormati momentum bersejarah: pada tanggal ini pada tahun 1967, Presiden Soekarno mengumumkan pelaksanaan “Gerakan 100 Hari Kerja Kepala Desa” yang bertujuan untuk mendorong pembangunan di pedesaan.

Sejak itu, Hari Tani Nasional menjadi kesempatan untuk memperingati perjuangan petani dalam mencukupi kebutuhan pangan nasional dan menyumbang pada perekonomian negara.

Selain itu, hari ini juga digunakan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya inovasi pertanian dan peran petani dalam mencapai kedaulatan pangan.

Bagaimana Cara untuk Menghargai dan Mengenang Hari Tani Nasional ?

Hari Tani Nasional
Ilustrasi petani yang sedang memanen padi di sawah – detik

Untuk menghargai dan mengenang Hari Tani Nasional, kita dapat melakukan beberapa hal berikut:

  • Kunjungi Petani Lokal: Kunjungi pasar lokal atau kebun petani di sekitar Anda untuk mendukung mereka dan membeli produk-produk segar yang mereka hasilkan.
  • Dukung Pertanian Berkelanjutan: Pelajari lebih lanjut tentang pertanian berkelanjutan dan berusaha untuk mendukung praktik-praktik pertanian yang ramah lingkungan.
  • Edukasi Pertanian: Ajak anak-anak Anda untuk memahami pentingnya pertanian dengan mengajak mereka ke kebun atau peternakan, atau melibatkan mereka dalam kegiatan berkebun kecil di rumah.
  • Dukung Inovasi Pertanian: Dukung inovasi dalam sektor pertanian, seperti teknologi pertanian yang canggih dan program pelatihan bagi petani.
  • Beri Apresiasi: Sampaikan ucapan terima kasih kepada petani yang Anda kenal dan hargai upaya mereka dalam menyediakan makanan bagi masyarakat.

Hari Tani Nasional adalah saat yang tepat bagi kita semua untuk merenungkan pentingnya sektor pertanian dalam kehidupan sehari-hari kita.

Ini juga adalah kesempatan untuk mendukung petani, mempromosikan inovasi pertanian, dan memastikan bahwa Indonesia terus menjadi negara yang mandiri dalam hal pangan.

Selamat Hari Tani Nasional! Semoga pertanian Indonesia terus berkembang dan memberikan manfaat bagi seluruh bangsa.




Hari Ini, 24 September 2023, Tragedi Semanggi 2 Telah Berlalu 24 Tahun

Tragedi Semangi 2

Prolite – Hari ini, tanggal 24 September 2023, merupakan peringatan 24 tahun Tragedi Semanggi 2, sebuah peristiwa yang masih meninggalkan bekas dalam sejarah Indonesia.

Tragedi Semanggi 2 adalah peristiwa tragis yang terjadi pada 24 September 1999, ketika sekelompok mahasiswa dan demonstran memprotes Undang-Undang Penanggulangan Keadaan Bahaya (UU PKB).

Tragedi Semanggi 2
Potret Berita Tragedi Semanggi 2 pada koran berita – Indozone

Peristiwa ini merupakan salah satu pelanggaran hak asasi manusia (HAM) berat yang pernah terjadi di Indonesia. Puluhan orang tewas dalam insiden ini, termasuk 11 mahasiswa dan demonstran.

Sampai saat ini, belum ada tindakan yang mengungkapkan siapa yang bertanggung jawab atas Tragedi Semanggi 2. Keluarga korban dan aktivis terus menekan pemerintah untuk menginvestigasi kasus ini lebih lanjut.

Menyambut peringatan Tragedi Semanggi 2 tahun ini, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendorong pemerintah untuk mengungkapkan kebenaran di balik peristiwa tersebut dan mengadili mereka yang terlibat.

“Komnas HAM mendesak pemerintah untuk segera mengungkap kebenaran dan mengadili pelaku Tragedi Semanggi 2,” ujar Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam.

Choirul Anam juga menyerukan pemerintah untuk memberikan rehabilitasi dan reparasi kepada korban dan keluarga mereka.

Momen kericuhan pada tragedi terjadi – Google Images

“Komnas HAM juga mendesak pemerintah untuk memberikan rehabilitasi dan reparasi kepada korban serta keluarga mereka,” tambah Choirul Anam.

Peringatan tragedi ini merupakan waktu untuk menghormati perjuangan para mahasiswa dan demonstran yang berjuang demi demokrasi dan HAM.

Ini juga menjadi panggilan bagi pemerintah untuk menyelesaikan kasus ini dengan baik. Selain itu, peringatan Tragedi Semanggi mengingatkan kita akan perjalanan demokrasi dan HAM di Indonesia.

Tragedi ini menegaskan pentingnya berjuang demi demokrasi dan HAM, yang tidak selalu mudah dan memerlukan pengawasan konstan terhadap pemerintah.

Kita diingatkan untuk terus mendukung pemerintah dalam menjaga nilai-nilai demokrasi dan HAM di Indonesia serta untuk mengkritisi pelanggaran demokrasi dan HAM bila terjadi.

Semoga peristiwa tragis seperti Tragedi Semanggi 2 tidak akan pernah terulang di Indonesia, dan semoga negara ini akan terus memajukan demokrasi dan HAM.

Berikut beberapa cara kita dapat berkontribusi dalam memperingati Tragedi Semanggi 2 :

  • Ikuti kegiatan peringatan yang diselenggarakan oleh berbagai organisasi.
  • Bagikan informasi tentang Tragedi Semanggi 2 di media sosial.
  • Tekankan pada pemerintah untuk mengungkap kebenaran dan mengadili pelaku.
  • Awasi dan dorong pemerintah untuk menjunjung tinggi demokrasi dan HAM di Indonesia.

Dengan berbagai langkah tersebut, kita dapat memberikan kontribusi positif dalam mendukung demokrasi dan HAM di Indonesia.