Bandung Raya Darurat Sampah, Satgas Kedaruratan Sampah Dibentuk,

tpa sarimukti, darurat sampah

Darurat Sampah, Pemkot Bandung Bentuk Satgas Kedaruratan Sampah

BANDUNG, Prolite – Darurat sampah, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mengupayakan akselerasi penanganan sampah pasca kebakaran TPA Sarimukti, salah satunya dengan membentuk Satgas Kedaruratan Sampah.

Hal itu disampaikan Pelaksana Harian Wali Kota Bandung Ema Sumarna usai menggelar Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Sampah di Balai Kota, Jumat 25 Agustus 2023.

“Gubernur sudah menerbitkan SK, bahwa Bandung Raya dinyatakan darurat sampah per tanggal 24 (Agustus). Oleh karena itu, kami akan mengeluarkan Keputusan Plh. Wali Kota yang berkaitan dengan penggunaan BTT (Biaya Tak Terduga) karena beririsan dengan penggunaan anggaran dan lain sebagainya. Selain itu, kami akan merancang Satgas Kedaruratan Sampah, yang Insyaallah hari Senin sudah selesai,” kata Ema.

darurat sampah
Pelaksana Harian Wali Kota Bandung Ema Sumarna usai menggelar Rapat Koordinasi Penanganan Darurat Sampah di Balai Kota.

“Anggaran BTT itu mutlak harus dalam kondisi kedaruratan. Seperti saat ini, kita sama-sama tidak menduga bahwa akan terjadi bencana di TPA Sarimukti,” tambahnya menjelaskan.

Terkait pembentukan Satgas Penanganan Kedaruratan Sampah, Ema menerangkan, Pemkot Bandung berkaca pada kesuksesan penanganan pandemi Covid-19, di mana pada saat itu dibentuk Satgas.

Adapun Satgas Penanganan Kedaruratan Sampah ini nantinya akan berisi jajaran dari Pemkot Bandung dan juga Forkopimda Kota Bandung.

Di sisi lain, Ema juga menyampaikan, informasi saat ini 95 persen Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Kota Bandung dalam kondisi overload.

Meski begitu, Pemkot Bandung terus mengupayakan penanganan darurat sampah ini  salah satunya melalui pola substitusi.

Sementara itu, kondisi terbaru penanganan kebakaran di TPA Sarimukti masih berlangsung. Sumber api yang diduga berasal dari gas metan tersebut masih berupaya dipadamkan dengan beberapa cara, di antaranya manajemen cuaca dan water bombing.

“Arahan dari Pak Gubernur juga, memang TPA Sarimukti belum bisa digunakan sampai dengan waktu yang belum bisa ditentukan. Meski begitu, semoga ini akurat, berdasarkan catatan, nanti mulai hari Senin, 98 dari 241 ritase truk sampah di Kota Bandung bisa mengakses TPA Sarimukti. Nah, tetapi masih ada lebih dari seratus truk yang belum bisa mengangkut sampah ke sana,” beber Ema.

Sebanyak 98 ritase truk sampah ini merupakan kuota untuk Pemkot Bandung dapat mengakses pembuangan sampah ke TPA Sarimukti pasca kebakaran.

Berdasarkan situasi tersebut, Ema memohon kepada masyarakat Kota Bandung untuk berkolaborasi menangani masalah darurat sampah secara bersama-sama. Salah satunya dengan menerapkan program Kang Pisman di rumah masing-masing.

“Kami mohon kepada masyarakat untuk sama-sama bijak. Kita tahan dulu sampah sampai hari Minggu, dan semoga hari Senin, ini (proses pengangkutan sampah ke TPA Sarimukti) bisa perlahan normal kembali,” kata Ema.

Dengan berbagai upaya optimalisasi, Ema memastikan sampah-sampah yang menumpuk di TPS tidak sampai berserakan di jalan raya.

“Jangan sampai sampah-sampah itu menumpuk di pinggir jalan. Jangan sampai psikologis kita terganggu karena ini,” pesan Ema.




Terbakarnya TPA Sarimukti, Edwin Senjaya: Kota Bandung Butuh PLTSa

Edwin Senjaya - TPA Sarimukti - harga beras

Terbakarnya TPA Sarimukti, Edwin Senjaya: Kota Bandung Butuh PLTSa

BANDUNG, Prolite – Masih terbakarnya Tempat Pembuangan Akhir ( TPA Sarimukti ), membuat Kota Bandung kalang kabut.

Pasalnya sampah dari Kota Bandung jadi tidak bisa diangkut, sehingga sampah menumpuk di tempat pembuangan sementara (TPS).

Wakil Ketua III DPRD Kota Bandung Edwin Senjaya, membenarkan hal itu bahwa beberapa hari ini sejak TPA Sarimukti terbakar.

Kebakaran TPA Sarimukti belum berhenti dan belum bisa diatasi sehingga ini berdampak pada pengangkutan sampah dari Kota Bandung terpaksa dihentikan.

“Sudah berhari-hari ini harus diantisipasi jangan sampai Bandung kembali menjadi lautan sampah seperti dulu. Kan kita bisa membayangkan kalau tidak salah kan setiap hari Kota Bandung ini menghasilkan 1500 ton sampah, nah ini mau di kemanakan,” ucap Edwin, Kamis (24/8/2023).

Dalam hal ini kata Edwin, Pemkot atau Plh Wali Kota bersama jajarannya agar segera mengambil langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi masalah sampah tersebut.

“Ya teknisnya saya serahkan kepada mereka. Mereka yang lebih faham kondisi di lapangan karena kalau hanya mengandalkan misalnya minta warga untuk memilah-milah sampah organik non organik lalu menampung sendiri ya saya kira bisa berapa lama kondisi ini bertahan. Saya khawatirnya kondisi ini terus berlanjut, sambil kita mendorong semoga pemerintah provinsi melakukan tindakan yang benar-benar efektif untuk menanggulangi kebakaran di TPA Sarimukti yang semakin meluas dari sekian hektare menjadi sekian hektare,” tandasnya.

Menurut politisi Golkar ini, sebetulnya sudah ada gayung bersambut di jaman almarhum Wali Kota Oded M Danial, sempat ada pembicaraan intens antara almarhum pimpinan DPRD untuk melanjutkan rencana pembangunan PLTSa namun sayang sebelum itu terwujud almarhum sudah berpulang.

Begitu pun dengan penggantinya Wali Kota Yana Mulyana sempat ada komunikasi tapi karena ada masalah sehingga tidak berlanjut.

“Dengan Plh belum, ditambah kewenangan Plh terbatas, bukan wali kota definitif. Hanya jaman mang Oded itu kita sepakat karena dulu yang di paripurnakan kan sebelumnya perda tentang PLTSa teknologi yang di masa itu sudah ketinggalan jaman untuk dipergunakan di jaman sekarang. Nah kita sepakat gunakan teknologi yang terbaru yang lebih ramah lingkungan dan seterusnya sayangnya mang Oded nya berpulang,” bebernya.

Edwin sendiri ingin ke depan di periode yang akan datang ya 2024 setelah pemilu ini pembicaraan tentang PLTSa ini segera dilanjutkan karena menurut Edwin ini sangat urgent, vital terhadap kebutuhan Kota Bandung tidak bisa tradisional namuh harus seperti kota maju lainnya didunia menggunakan PLTSa.

Bahkan Edwin akan memastikan hal itu disampaikan atau dibahas dimasa mendatang.

“Masa Bandung tertinggal, kami dari fraksi Golkar pastikan akan menyampaikan hal ini, ini momentum yang tepat terkait kebakaran Sarimukti. Kedepan harus memiliki PLTSa tidak bisa ditunda-tunda lagi segera lah. Ini kan amanat perda belum dicabut dan tidak dilaksana. Tetapi tentu harus disesuaikan teknologi dengan perkembangan jaman sekarang yang ramah lingkungan, saya pikir kenapa harus ditolak,” tegasnya.




3 Tempat Pembuangan Sampah Berteknologi RDF, Bakal Dibangun

Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST)

Kota Bandung Dapat Bantuan Pembangunan 3 Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Berteknologi RDF

BANDUNG, Prolite – Kota Bandung mendapatkan bantuan terkait pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Bantuan berupa Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) itu berada di 3 lokasi di Kota Bandung, diantaranya Nyengseret, Taman Tegalega dan Cicabe.

Pembangunan TPST – RDF yang dilaksanakan Balai Prasarana Permukiman (BPPW) Jawa Barat merupakan bagian dari Program Improvement of Solid Waste Management to Support Metropolitan and Regional Cities Project (ISWMP).

“Kita dapat bantuan dari Kementerian PUPR pada tahun ini 3 lokasi TPST di Kota Bandung, diantaranya berlokasi di Nyengseret, Taman Tegalega dan Cicabe,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudi Prayudi, di Balai Kota Bandung, Selasa 22 Agustus 2023.

Ia mengatakan, Tempat Pembuangan Sampah tersebut nantinya akan mengolah sampah dengan hasil menjadi Refuse Derived Fuel (RDF).

Pengelolaan sampah ini, lanjut Dudi dengan memodernisasi pembuangan limbah dengan memanfaatkan teknologi RDF menjadikan sampah sebagai sumber energi terbarukan untuk alternatif batu bara.

“TPST ini akan mengolah sampah salah satunya menjadi RDF sebagai bahan baku pengganti batu bara,” ungkapnya.

Untuk waktu pengoperasian, ia mengatakan, saat ini dalam agenda penunjukan pihak ketiga.

“Sampai Juni 2024 kontrak pembangunannya oleh Kementerian PUPR. Selama 10 bulan pendampingan setelah itu diserahkan ke kami (Pemkot Bandung) untuk dioperasikan dan di anggarkan pada APBD, ” ujarnya.

Untuk prototipenya, sudah dilakukan di TPST Cicukang Holis. Di tempat tersebut mampu mereduksi sampah menjadi 10 ton per hari.

“Prototipenya itu dioperasikan di Cicukang Holis. Hanya di sana itu baru 10 ton per hari saja. Kalau di 3 lokasi ini akan meningkat kapasitasnya sekitar 100 ton bisa terolah.

Sehingga bisa mengurangi sampah yang kita angkut ke Sarimukti,” tuturnya.

Ia mengakui, masih terdapat masyarakat yang menolak pembangunan (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST)), namun proses sosialisasi terus dilakukan. B

ahkan, Dudi menjelaskan pihak kewilayahan pun menbantu secara intens untuk memberikan edukasi kepada masyarakat.

“Ini proses sosialisasi sedang dilalukan oleh camat dan lurah, intens pendekatan. Hari ini RW, kemudian tokoh masyarakat mengajak kepada masyarakat untuk melihat TPST Cicukang Holis,” katanya.

“Boleh jadi pemahamannya belum sampai ke situ, jadi diperlihatkan seperti ini TPST yang akan dibangun. Itu bisa menjawab kekhawatiran selama ini, mereka belum paham berkaitan dengan pengolah sampah,” bebernya.

Ia menambahkan, pengelolaan sampah harus meliputi berbagai aspek. Mulai dari regulasi, teknologi, pembiayaan hingga partisipasi masyarakat

“Intinya pengolah sampah ini harus ada beberapa aspek. Seperti regulasi, teknologi atau teknis operasional, pembiayaan dan partisipasi masyarakat. Ini harus jalan untuk pengelolaan sampah,” ungkapnya.

Terkait jenis sampah, ia mengungkapkan, teknologi baru bisa sampah apapun. Karena nanti di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) akan ada proses pemilahan.

“Sampahnya campur. Di situ ada proses pemilahan dulu, ada organik dan anorganik. Nanti organiknya bisa dijadikan magot, kalau food waste. Sampah lainnya bisa jadi bahan pencampur dengan bahan anorganik yang diolah menjadi bahan yang dinamakan RDF,” ujarnya.




Bersama Waste4Change, Upaya Pemkot Bekasi Menanggulangi Sampah

Kota Bekasi-Waste4Change Bekerjasama Tanggulangi sampah

Pemkot Bekasi Kerjasama Waste4Change Mengenai Pemanfaatan Sampah Melalui Pembangunan Sorting Centre dan Eco System Advance Recycling.

KOTA BEKASI, Prolite – Upaya Pemerintah Kota Bekasi melalui Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi dalam penanggulangan sampah yang berada di Kota Bekasi, pada hari ini Pelaksana Tugas (Plt.) Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto bersama pihak PT. WasteForChange Alam Indonesia dalam hal kesepakatan bersama tentang pengelolaan sampah melalui pemanfaatan ulang sampah (Puasa) dengan pembangunan sorting centre dan eco system advance recylcling (So Cesar).

Bertempat di Perumahan Vida Kelurahan Padurenan Kecamatan Mustikajaya, pelaksanaaan MoU tersebut dilaksanakan dengan dihadiri Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat.

Kota Bekasi-Waste4Change Bekerjasama Tanggulangi sampah - Tri Adhianto
Plt. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto.

Tri Adhianto mengapresiasi dalam upaya pengelolaan sampah yang di selesaikan secara kolektif dan didukung oleh pihak Waste4Change ini berharap gagasan ini mampu membawa terobosan dari Dinas Lingkungan Hidup sebagai wujud kerjasama yang sangat bermanfaat ini.

“Kerjasama baik ini akan ditargetkan pada Maret 2024, selambatnya Agustus 2024, semoga dengan penyortiran kapasitas lebih besar sekitar 8000 Ton perhari bisa mengurangi dampak sampah yang ada di Kota Bekasi.” Kata Tri.

Pemerintah Kota Bekasi hanya bisa memuat 1000 ton perharinya, dengan proses kerjasama dari Waste4Change pengolahan sampah bisa teratasi yang akan menghasilkan Liquid Carbon, bisa difungsikan juga untuk bahan kompos, bahan semen hingga budidaya magot.

“Segera disosialisasikan, karena pemanfaatan sampah ini sangat membantu, nantinya program ini akan di rencanakan di setiap Kecamatan jika satu Kecamatan bisa menanggulangi sampah 100 Ton saja, maka setiap harinya 1200 Ton se Kota Bekasi bisa mencakup dengan cara duplikasi,” papar Tri.

Ditegaskan bahwa kerjasama ini tidak menggunakan dana APBD dari Pemerintah, sehingga dalam hal ini tidak mencari keuntungan akan tetapi untuk cinta terhadap lingkungan.

“Bisa saja awalnya sampah ini menjadi beban, dengan habbit yang ada kita bisa merubah cara pandang mengenai sampah yang awalnya beban hingga menjadi berkah,” tutup Tri.




Kang Pisman, Demi Kota Bandung Nol Sampah

Jadikan Kota Nol Sampah, 1.568 RW di Kota Bandung Siap Terapkan Kang Pisman

BANDUNG, Prolite – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendorong implementasi Program Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan sampah) diterapkan di setiap rukun warga (RW) di Kota Bandung.

Untuk mengakselerasi hal tersebut, Pemkot Bandung menggelar sosialiasi Kang Pisman yang dihadiri total RW di Seluruh Sub Wilayah Kota (SWK) Bandung.

Kali ini, seluruh ketua RW di wilayah eks Tegalega mengikuti edukasi dan sosialisasi Kang Pisman Tingkat RW.

Pelaksana Harian Wali Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, upaya pengolahan sampah ini bisa dilakukan secara masif di seluruh RW yang ada di Kota Bandung dengan metode bola salju.

“Ini artinya pesan dan sosialiasi kita bisa tersampaikan langsung. Semoga terus berproses dan berprogres,” terangnya usai menghadiri sosialisasi, Minggu 18 Juni 2023.

Wilayah Sub Tegallega menjadi wilayah terakhir roadshow sosialisasi Kang Pisman. Sebelumnya, acara pengenalan dan penanganan masalah sampah juga teah digelar untuk wilayah Gedebage, Ubermanik, Bojonegara, Karees dan lainnya.

Ema optimis penanganan sampah di Kota Bandung dapat dilakukan dengan baik. Ia berkaca pada contoh kawasan yang telah berhasil menangani masalah sampah.

Seperti misalnya di RW 12 Maleer, di RW 02 Cipamokolan, dan di RW 7 Sarijadi.

“Saya yakin akan muncul Kawasan Bebas Sampah (KBS) baru, harapannya di seluruh Kawasan Kota Bandung Bisa Bebas sampah, “harapnya.

“Kontribusi masyarakat untuk menyelesaikan masalah sampah ini menjadi kunci. Kita lebih baik hidup dari sampah, daripada hidup jadi sampah,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung Dudi Prayudi mengungkapkan, wilayah atau kawasan yang sukses menerapkan program ini cenderung tidak mengalami masalah saat terjadi penumpukan sampah.

Selain itu, Dudi juga menyampaikan saat ini 55 Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang sempat mengalami penumpukan pasca Idulfitri, kini semuanya sudah normal.

Meski begitu, kata Dudi, hal ini bukan berarti penanganan sampah selesai.

“Kita tidak bisa berleha-leha. Sebab TPA Sarimukti sudah overload. Jadi, mari terapkan Kang Pisman. Seperti sama-sama diketahui, daerah yang menerapkan Kang Pisman tidak terpengaruh apa-apa saat terjadi penumpukan sampah kemarin,” kata Dudi.(*)




DPRD: Penanganan Sampah di Kota Bandung Sudah Baik

DPRD, Penanganan Sampah

BANDUNG, Prolite – Menggandeng partisipasi masyarakat untuk bersama-sama menangani sampah dinilai DPRD Kota Bandung adalah cara terbaik. Pasalnya menangani sampah memang harus bersama sama tidak hanya dibebankan pada satu pihak saja.

“Kami dari DPRD Kota Bandung mengapresiasi kegiatan yang telah dilakukan. Permasalahan ini harus diselesaikan oleh kita bersama,” ujar Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan dalam Sosialisasi Gerakan Kang Pisman SWK Karees di Pendopo, Minggu (11/6/2023).

Ia juga berharap, kegiatan sosialisasi Kang Pisman ini dapat diselenggarakan lebih masif. Menurutnya, ini bisa menjadi salah satu upaya penanganan sampah di Kota Bandung agar tidak terlalu bergantung pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti.

“Pertama, kegiatan ini harus dilakukan secara masif. Kedua, kita harus bersama-sama dalam menangani permasalahan sampah ini,” ujar Tedy.

Senada dengan Tedy, Pelaksana Harian Wali Kota Bandung Ema Sumarna menyebut penerapan Kang Pisman adalah salah satu upaya meminimalisir agar tidak dibuang ke TPA.

“Prediksi kami, TPA Sarimukti yang sudah overload, paling lama bisa kita gunakan sampai 2025. Setelah itu apa? Tentu, penanganan sampah sejak saat ini perlu dilakukan,” ujar Ema.

Meski begitu, Ema optimis penanganan sampah di Kota Bandung dapat dilakukan. Ia berkaca pada contoh kawasan yang telah berhasil menangani masalah sampah.

Seperti misalnya di RW 12 Maleer atau di RW 02 Cipamokolan, Kota Bandung.

“Contohnya sudah ada. Tidak perlu jauh-jauh. Di RW 12 Maleer atau RW 02 Cipamokolan. Saudara kita sendiri. Jadi, mari Bapak-Ibu, kita belajar dari yang terdekat,” ajaknya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung Dudi Prayudi mengingatkan, wilayah atau kawasan yang sukses menerapkan Kang Pisman cenderung tidak mengalami masalah saat terjadi penumpukan. Seperti misalnya saat pasca Idulfitri beberapa waktu lalu.

Selain itu, Dudi juga menyampaikan saat ini 55 Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang sempat mengalami penumpukan pasca Idulfitri, kini semuanya sudah normal.

Meski begitu, kata Dudi, hal ini bukan berarti penanganan sampah selesai.

“Kita tidak bisa berleha-leha. Sebab TPA Sarimukti sudah overload. Jadi, mari terapkan Kang Pisman. Seperti sama-sama diketahui, daerah yang menerapkan Kang Pisman tidak terpengaruh apa-apa saat terjadi penumpukan sampah kemarin,” kata Dudi.(kai)




PLTSa Gedebage Masih Saja Dikaji

Ilustrasi PLTSa Gedebage

BANDUNG, Prolite – Pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau PLTSa Gedebage masih saja dikaji, kendati tender lelang PLTSa sudah resmi pemenangnya dan digadang gadang bisa menyelesaikan masalah sampah di Kota Bandung.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Dudy Prayudi menyampaikan, PLTSa masih dalam proses pengkajian oleh PT. BRIL. Sebab teknologi yang akan dijalankan untuk PLTSa merupakan teknologi 2013.

Baca Juga : Plh Wali Kota Sebut Bandung Darurat Sampah

“Ini masih menggunakan teknologi lama tahun 2013. Sehingga perlu ada penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi saat ini,” kata Dudy seusai acara Bandung Menjawab, Kamis 11 Mei 2023.

Baca Juga : Tekan Sampah, Kaji Ulang PLTSa

Menurutnya, perlu ada kajian lanjut juga mengenai nilai sosial ekonomi dari PLTSa Gedebage ini. Sebab nilai-nilai sosial ekonomi saat ini pun pasti berbeda dengan 2013 silam.

“Apalagi dengan adanya inflasi, ini harus dikaji lagi apakah teknologinya bernilai ekonomis atau tidak,” ungkapnya.

Lokasi PLTSa masih akan tetap di Gedebage. Ia berharap, pengerjaan PLTSa bisa secepatnya segera berjalan.

Baca Juga : Zona Satu TPA Sarimukti Bakal Kembali Dibuka

Meski banyak yang berpendapat untuk mengganti pihak ketiga, tapi menurut Dudy ada mekanisme yang harus dijalankan.

“Sesuai dengan regulasi, apalagi tahun ini ada perubahan regulasi. Harus ada kajian dari aspek hukum, yuridis, dan administrasi,” imbuhnya.(kai)




Zona Satu TPA Sarimukti Bakal Kembali Dibuka

tpa sarimukti, darurat sampah

BANDUNG, Prolite – Zona satu TPA Sarimukti akan kembali dibuka guna atasi darurat sampah di Kota Bandung. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Dudy Prayudi seusai acara Bandung Menjawab, Kamis 11 Mei 2023.

“Provinsi akan buka jalur zona satu. Kalau selama ini hanya satu zona untuk pengiriman sampah ke TPS. Akibatnya antrean semakin panjang yang mengakibatkan keterlambatan kita mengangkut sampah,” ungkap Dudy.

Akibat adanya kerusakan infrastruktur di Sarimukti, satu zona hanya bisa satu rit per hari. Padahal sebelumnya bisa mencapai 2-3 rit.

“Satu rit dari mobil truk kecil bisa membawa 6 meter kubik sampah. Untuk ukuran truk besar dalam satu rit bisa membawa 25 meter kubik sampah,” ujarnya.

Selain itu, upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung adalah menambah armada alat berat. Sebab, dengan alat berat bisa mengangkut sampah selama satu jam. Sedangkan jika manual bisa mencapai 2-3 jam.

Baca Juga : Plh Wali Kota Sebut Bandung Darurat Sampah

“Untuk pengangkutan kita menambah armada tronton terlebih dahulu di 55 TPS. Hanya memang kendala sekarang adalah di alat berat atau loader yang hanya dua beroperasi karena memang sudah sangat tua. Bahkan yang paling baru itu tahun 1985,” paparnya.

Oleh karena itu, pada APBD perubahan atas arahan dari Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna, DLHK akan menambah loader baru yang akan mempercepat proses pengangkutan sampah.

“Ada 2 loader yang disetujui Pak Plh Wali Kota. Idealnya ada enam loader,” ungkapnya.

Selain itu, Dudy juga menyebutkan dari 55 TPS yang overload, sebanyak 25 TPS sudah normal kembali. Sisanya masih dilakukan penanganan baik dengan alat berat maupun dengan manual.

“Total kemarin tumpukan sampah itu di 55 TPS itu sekitar meter kubik. Sekarang itu sudah diangkut sekitar 2000-an meter kubik. Masih sisa kurang dari setengahnya lagi,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala UPTD PSTR DLHK Provinsi Jawa Barat, Arief Perdana mengakui jika ada beberapa infrastruktur TPA Sarimukti yang mengalami kerusakan.
Sehingga yang tadinya ada dua zona, saat ini hanya satu zona yang dioperasikan satu sampai sekarang.

“Kita upayakan membuka zona satu yang dulu ditutup. Minggu ini jalannya diselesaikan, sehingga minggu depan Kota Bandung punya dua zona lagi untuk digunakan. Mudah-mudahan bisa membantu mengurai antrean di Sarimukti,” harap Arief.

Ia menambahkan, jam operasional pengangkutan sampah diperpanjang. Dari yang semula pukul WIB, berubah menjadi pukul WIB.

Baca Juga : Terkait Ada Penolakan TPS Cicabe, Ema: Ini Darurat

“Kita tidak mungkin buka 24 jam karena personil dan alat berat juga terbatas. Lalu upaya lainnya, tahun ini Sarimukti juga akan diperluas sekitar 6 hektare,” lanjutnya.

Sedangkan untuk TPA Legoknangka, ia mengatakan saat ini masih dalam proses lelang. Ada dua perusahaan dari Jepang yang akan membantu pembangunan TPA Legoknangka.

“Kita berikan kesempatan kepada mereka untuk memasukkan dokumen penawaran sampai 31 Mei 2023. Kalau sudah sesuai, akan kita evaluasi satu bulan. Mudah-mudahan bulan Juli sudah ada pemenangnya. Peletakkan batu pertama bulan Agustus,” paparnya.

Selanjutnya Pemprov akan memberikan waktu dua tahun untuk konstruksinya. Diharapkan paling cepat 2025 sudah bisa beroperasi atau paling lambat 2026.

“Kita tidak ingin Legoknangka itu seperti di Sarimukti. Kita ingin menggunakan teknologi pengolahan sampah. Sebab jika hanya ditimbun, dalam waktu bertahan 2 tahun sudah penuh dan harus cari lahan baru,” akunya.

Teknologi tersebut harus bisa mengolah sampah ton per hari. Selain itu harus mampu mengurangi sampah minimal 85 persen, maksimal 90 persen.

“Harus memenuhi standar lingkungan juga. Sebab biaya anggarannua cukup besar untuk TPA Legoknangka ini, jumlahnya Rp4 triliun,” imbuhnya.(kai)




Plh Wali Kota Sebut Bandung Darurat Sampah

BANDUNG – Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengklaim bahwa saat ini secara bertahap sampah dibeberapa titik TPS sudah terangkut.

“Hari libur pun saya punya eviden bahwa kawan-kawan DLH bersinergi dengan seluruh camat yang ada di Kota Bandun, semua sedang berupaya keras menangangi istilah kami darurat sampah, bisa dibuktikan waktu di Cigondewah dan Cijerah yang sudah demikian menggunung saya sudah lihat semua sudah terangkut tapi sampah terus ada,” jelas Ema usia monitoring sampah ke beberapa titik TPS dan pasar.

Menurut dia, masyarakat masih melihat sampah itu harus dibuang bukan dimanfaatkan sehingga menjadi PR besar bagi Pemkot bagaimana mengedukasi masyarakat bahwa sampah bisa dimanfaatkan.

“Itu tidak mudah tetapi kami tidak menepikan bahwa dampak orang masih jauh peduli sampah menganggap sampah urusan pemerintah. Kami sekarang melihat belum optimal Sarimukti sekarang beberapa TPS terjadi volume-volume luar biasa termasuk yang kami lihat hari ini pasar Cijerah berapa ton sampah bertumpuk kemudian lihat daerah Rancabolang, kalau Cijambe selesai,” jelasnya.

Untuk TPS Cicabe sendiri walau sementara bisa berjalan namun bila hujan menjadi kendala karena itu, pihaknya sedang terus melakukan pengerasan dengan tambahan batu-batu pecahan oleh PU. Untuk di pasar kordon sendiri kata dia, hari ini sudah mulai terangkut.

“Memang tidak bisa keseluruhan serentak karena armada kita terbatas kemudian Sarimukti juga belum maksimal ke Cicabe khusus kawasan Bandung timur kemudian lain-lain sementara kita tampung Babakan Siliwangi, kita coba pola saling ini. Saya dorong Perumda pasar untuk lebih optimal bekerjasama dengan pihak ketiganya untuk upaya penangaan sampah jangan sampai beban DLH,” pungkasnya.

Masih kata Ema, Perumda pasar harus punya tanggungjawab besar dan ini akan dibicarakan secara formal besok. Dimana pihak ketiga akan didorong turut peduli mengelola sampah.

Kemudian memperbaiki sapras pasar Ciwastra agar tidak terlihat gunungan sampah akan ditutup seng, sehingga seperti di Baksil tertahan dan rapi, walaupun menggunung bertahap dalam 3 hari sudah bisa di clear kan dengan catatan keseharian tidak ada warga membuang kesana.

“Jadi ditahan dulu, nah disini peran camat, lurah. Syukur warga bisa menahan di rumah tangganya atau di lingkungan sekitar kalau tetap ke TPS ini akan kita coba tambah volume. Kita sudah koordinasi dengan pengelola sampah disini prinsip mereka tidak keberatan apalagi program kang pisman sudah berjalan tapi dengan catatan ritasi konsisten karena nanti menggunung,” tandasnya.

Pemkot Bandung kata dia tetap mendorong akselerasi penyelesaian TPA Sarimukti dan untuk kembli normal dan Legoknangka mulai beroperasi.

“Saya punya keyakinan tidak ada lautan seperti ini walaupun kami berikan arahan di Bandung tidak ada bertumpuk pinggir jalan menganggu aspek lingkungan. Namun demikian masyarakat masih saja beranggapan membuang sampah urusan pemerintah. Jadi belum mampu bijak buang sampah, perlu waktu mengedukasi, ke toko juga kita himbau tidak produksi lagi plastik tidak ramah lingkungan. Disini rawa tidak bisa dimanfaatkan padahal cocok untuk TPS, makanya kita bertahap dl pengaturan sambil ke Sarimukti apalagi alat hanya segini kalau di APBDP nanti kita minta penambahan dua unit,” tegasnya.(kai)




Terkait Ada Penolakan TPS Cicabe, Ema: Ini Darurat

TPS Cicabe

BANDUNG, Prolite – Menanggapi ada penolakan warga terkait TPS Cicabe, Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan bahwa Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Cicabe hanya sementara waktu dan setelah kondisi pembuangan sampah kembali normal, lokasi Cicabe akan bersih kembali.

“Ini darurat, mohon kebijakannya, untuk kesementaraan bukan untuk selamanya. Sambil kita menunggu penanganan sampah di Legok nangka terrealisasi, kita doakan agar secepatnya,” jelas Ema di Bale Kota, Selasa (2/4/2023).

Baca Juga : Darurat Sampah, Cicabe Jadi TPA Sementara

Soal sampah kata Ema, bisa menyalahkan siapapun. Sedang soal program kang Pisman kata dia masih dalam evaluasi dan itu tidak mudah membiasakan masyarakat melakukan kang Pisman ataupun 3 R tersebut.

“Edukasi harus terus terus, saya juga lihat di TPS Cijambe masyarakat yang buang sampah itu banyak juga dari luar Bandung membuang kesitu. Nanti saya keliling ke 6 SPK, saya ingin Bandung ada snow ball bahwa sukses mengelola sampah seperti di RW 11 Maleer Kecamatan Batununggal dan itu bisa ditularkan, disana perilaku masyarakatnya sudah terbiasa memilah sampah mana organik, un organik, dan mana reduce,” tegasnya.

Di Kota Bandung ada 135 TPS yang bermasalah atau super over load ada 35 TPS.

“Seperti di TPS Bengawan sudah diatas 100 ton , target saya di Cicabe membuat lubang tuntas besok sehingga besok bisa membuang sampah dari beberapa TPS. Dan saya pastikan lokasi tersebut akan bersih lagi. Sekali lagi penanganan sampah ini perlu dukungan,” tegasnya.(kai)