Bawah Flyover Mochtar Kusumaatmadja Ditata, Jadikan Ruang Publik

penataan flyover Mochtar Kusumaatmadja

Pemkot Bandung Optimis Kawasan Bawah Flyover Mochtar Kusumaatmadja Tertata

BANDUNG, Prolite – Penataan kawasan di bawah flyover Mochtar Kusumaatmadja terus menunjukkan perkembangan yang positif.

Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara, bersama Sekda Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, meninjau langsung ke lokasi penataan flyover Mochtar Kusumaatmadja.

Dari hasil peninjauan, terlihat sejumlah progres signifikan yang menjadi dasar optimisme Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk menjadikan kawasan ini (flyover Mochtar Kusumaatmadja) lebih baik dan tertata dibandingkan sebelumnya.

“Kami melihat hasil kerja sama yang sangat baik antara pemerintah dan masyarakat. Penataan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan menciptakan kawasan yang lebih bersih, aman, dan rapi,” ujar Koswara, Sabtu, 14 Desember 2024.

Rencananya, kawasan di bawah jembatan akan ditransformasi menjadi ruang publik yang ramah anak dan remaja, dengan fasilitas olahraga dan hiburan.

Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara, bersama Sekda Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, meninjau langsung ke lokasi penataan flyover Mochtar Kusumaatmadja.
Pj Wali Kota Bandung, A. Koswara, bersama Sekda Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, meninjau langsung ke lokasi penataan flyover Mochtar Kusumaatmadja.

Warung-warung yang sebelumnya kurang tertata juga akan dipindahkan ke lokasi strategis agar tetap mendukung ekonomi warga tanpa mengganggu estetika kota.

Sebanyak 34 keluarga yang tinggal di bawah jembatan tersebut akan dipindahkan ke lokasi yang lebih layak, lengkap dengan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan pelatihan kerja.

Sementara itu, Sekda Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman memastikan proses ini dilakukan secara humanis dan inklusif, melibatkan warga dalam perencanaan hingga pelaksanaan.

Ia mengungkapkan, pembangunan taman dan fasilitas publik ini akan menggunakan kombinasi dana dari APBD dan CSR.

“Kawasan ini akan menjadi contoh bagaimana ruang publik dapat dirancang untuk kebahagiaan warga, sekaligus mendukung target kawasan bebas sampah,” tambahnya.

Di tempat yang sama juga akan dibangun TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle). Fasilitas ini dirancang untuk memilah sampah organik, anorganik, dan residu.

“Sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pakan maggot atau kompos, sementara anorganik akan dikelola oleh bank sampah,” katanya.

Dalam upaya pengelolaan sampah secara mandiri, warga di sekitar kawasan tersebut telah menerima edukasi dari aparat Kelurahan Tamansari bersama stakeholder terkait untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Dengan langkah ini, Kelurahan Tamansari siap dinobatkan sebagai Kawasan Bebas Sampah (KBS).

“Edukasi dan pelibatan masyarakat menjadi kunci. Ini adalah bukti bahwa jika pemerintah dan masyarakat kompak, perubahan positif dapat terjadi,” ungkapnya.




1 Lagi Ruang Publik Baru di Kota Bandung Diresmikan

ruang publik cikendi

Peresmian Ruang Publik Cikendi Sekaligus Konservasi

BANDUNG, Prolite – Ruang publik kembali bertambah di Kota Bandung, tepatnya di kawasan Cikendi Kelurahan Hegarmanah Kecamatan Cidadap.

Kawasan tersebut sebelumnya sudah menjadi ruang publik untuk masyarakat, tetapi saat ini sudah dikonservasi dengan baik oleh Pemerintah Kota Bandung agar lebih nyaman dikunjungi.

Tempat tersebut diresmikan langsung oleh Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna. Kegiatan itu, dirangkaikan juga dengan peresmian Mata Air Cikendi, Selasa 18 Juli 2023.

“Hari ini saya meresmikan revitalisasi sumber mata air Cikendi, tepatnya di RT 02, RT03, RW 09 Kelurahan Hegarmanah kecamatan Cidadap. Ini penting karena air baku di Kota Bandung itu masih cukup jauh makanya pengamanan sumber mata air ini adalah keniscayaan,” beber Ema.

ruang publik cikendi
Suasana peresmian ruang publik Cikendi Kelurahan Hegarmanah Kecamatan Cidadap.

Ia mengatakan, menurut data, di Kota Bandung terdapat 80 mata air. Hal itu menjadi semangat untuk memelihara di kalangan pemerintah juga masyarakat.

“Di Bandung itu ada 80 mata air. Mata air sangat dibutuhkan di Kota Bandung karena masyarakat perkotaan butuh air bersih. Makanya pengamanan ini harus lebih diutamakan untuk suplai kebutuhan air bersih yang dikelola PDAM,” bebernya.

Untuk tahap selanjutnya, Ema berharap, beberapa titik lainnya yang dikembangkan agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.

Ema mengungkapkan, sumber air Cikendi disalurkan ke kawasan perkantoran pemerintah Provinsi Jawa Barat tepatnya di Gedung Sate dan pemukiman sekitarnya.

“Gedung Sate saja sumbernya dari sini. Air yang mengalir di kawasan kelurahan Citarum Kecamatan Bandung Wetan itu sumbernya dari sini,” bebernya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi menyampaikan, selain pemanfaatan air, hal lainnya yang perlu dilakukan yaitu pemanfaatan ruang seperti halnya ruang publik yang baru saja diresmikan.

“Selama ini air untuk iragasi, air bersih dan sebagainya, maka ruang juga menjadi bagian dari pemanfaatan,” ungkapnya.

Ia mengatakan, ada tiga hal yang menjadi bagian dari konservasi. Ketiganya yaitu rehabilitasi, pengawetan air, dan penanaman.

Kawasan dengan luas 1600 meter persegi itu, lanjut Didi menjadi potensi sebagai hutan kota yang wajib dilestarikan bersama masyarakat.

“Ini potensinya sebagai hutan kota. Di Kota Bandung itu langka hutan kota seperti ini,” kata Didi.




Kolam Retensi Gedebage, Solusi Tuntaskan Banjir

Kolam Retensi Gedebage

BANDUNG, Prolite – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali menyediakan ruang publik bagi masyarakat. Tak hanya itu, kolam retensi Gedebage ini pun berguna untuk menuntaskan permasalahan banjir yang kerap terjadi di daerah Gedebage.

Hal tersebut disampaikan Wali Kota Bandung, Yana Mulyana saat meresmikan Landscape Kolam Retensi Gedebage, Kamis 2 Maret 2023.

Wali Kota Bandung, Yana Mulyana saat meresmikan kolam retensi Gedebage. (ist)

“Fungsi kolam retensi sudah diresmikan penggunaannya. Ini sudah mengurangi titik genangan air yang biasa terjadi di Gedebage. Hari ini yang diresmikan lebih ke ruang publiknya,” ujar Yana.

Kolam retensi tersebut melibatkan beragam sektor, mulai dari organisasi perangkat daerah (OPD), pihak swasta, dan stakeholder lainnya.

Ia berharap, dengan dibangunnya landscape untuk ruang publik, masyarakat bisa ikut menjaga fungsi dari kolam retensi.

Rencananya tahun ini Pemkot Bandung kembali mengikhtiarkan untuk menambah kolam retensi. Yana menyebutkan, salah satu titik banjir yang akan diselesaikan adalah daerah Cibaduyut.

“Kita sudah bangun 9 kolam retensi di Kota Bandung. Apabila curah hujan tinggi, titik-titik genangan tetap terjadi. Dengan hadirnya kolam retensi dan program lainnya untuk menyelesaikan permasalah banjir, genangan yang biasanya berhari-hari akan surut dalam hitungan jam,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi menjelaskan, simpang Gedebage sudah menjadi langganan banjir sejak 15 tahun yang lalu. Upaya yang telah dilakukan antara lain, membuat rumah pompa bersama Summarecon pada tahun 2016.

“Lalu di tahun 2017, dibuat rumah pompa di perumahan Pinus. Kemudian 2020 dibangun kolam retensi ini. Sempat ada kendala di pelelangan. Akhirnya baru di tahun 2022 kita bisa mengerjakan landscape dan jembatannya,” jelas Didi.

Kapasitas volume Kolam Retensi Gedebage mencapai meter kubik, dengan kedalaman 3,5 meter, dan luasnya meter persegi.

“Kapasitas rumah pompanya ada 3 pompa. Kemampuan satu pompanya itu 150 liter per detik. Sehingga satu rumah pompa memiliki kemampuan 450 liter per detik,” paparnya.

Ia menambahkan, tahun ini akan ada peninggian dan pendalaman sungai. Namun, masih menunggu pelelangan. Selain itu, ke depan akan dibangun juga rumah pompa lainnya.

“Total luas sekaligus ruang publiknya sekitar meter persegi. Kapasitas di sini lebih besar, sehingga selain pompa itu harus berjalan, aliran juga harus bagus. Cipamulihan kalau sudah ditinggikan dan diperdalam, mungkin ini relatif beres.
Kecuali di Cinambo ada bottleneck yang harus diselesaikan, tapi belum ada anggaran,” ungkapnya.

Hingga saat ini total kolam retensi yang sudah dibangun Pemkot Bandung adalah 9 unit dan 12 rumah pompa.(rls/kai)