Merry Ahmad Baru Buka Suara soal Nagita Memberikan Makanan Bekasnya ke Karyawan

Merry Ahmad angkat bicara berita Nagita Slavina sering bagi makanan bekasnya ke karyawan (Merdeka).

Merry Ahmad Baru Buka Suara soal Nagita Memberikan Makanan Bekasnya ke Karyawan

Prolite – Klarifikasi Merry Ahmad perihal berita yang ramai di media sosial Nagita Slavina yang sering berbagi makanan bekas ke karyawannya.

Merry sebutan akrabnya merupakan asisten dari artis sekaligus hist terkenal Raffi Ahmad.

Ramai pemberitaan mengenai istri Sultan Andara yakni nagita Slavina yang memang sering membagikan makanan bekasnya kepada karyawannya.

Menurut Merry Ahmad hal tersebut memang benar adanya. Ia tidak menutupi kenyataan bosnya suka berbagi makanan kepada karyawannya.

YouTube RANS Entertainment
YouTube RANS Entertainment

“Soalnya Mbak Gigi itu suka cicip semuanya karena dia penasaran kan. Misal kita makan berempat dan nanti dia pesan 9 makanan terus nanti berbagi sama kita,” ungkap Merry saat ditemui di studio Pagi Pagi Ambyar, Transmedia.

Bukan hanya membagikan makanan bahkan Nagita Slavina juga sering makan sepiring berdua dengan Merry.

Bahkan sang asisten ia sangat tidak keberatan dengan kebiasaan ibu dua anak itu.

Nyatanya makan sepiring berdua itu sering dilakukan bukan hanya dengan merry namun juga dengan pengasuh Rafatar yakni mba Lala.

“Dia itu kalau habis makan suka ngemil yang manis-manis, kalau aku kan nggak begitu suka manis jadi suka bilang ‘beli satu mbak nanti barengan’ gitu sih,” ungkapnya.

Bahkan dalam Channel YouTube miliknya, putra pertama Raffi Ahmad dan Nagita Slavina yakni Rafathar menyebut ibunya itu suka memberikan makanan dan minuman kepada karyawannya.

“Iya kalau Aa (Rafathar) memang sudah tahu dia ibunya begitu. Itu kan sebenarnya kembali ke diri kita masing-masing ya bagaimana menanggapinya,” katanya lagi.

Menanggapi hal yang sempat viral ini ibu dua anak memilih tidak mengambil pusing dengan pemberitaan yang tersebat diluar sana.




Raffi Ahmad Menceritakan Rafatar Dipukul Teman , Simak Penjelasan Psikolog

Raffi Ahmad menceritakan tentang Rafatar yang dipukul teman di sekolah (Youtube).

Raffi Ahmad Menceritakan Rafatar Dipukul Teman, Simak Penjelasan Psikolog

Prolite – Anak sulung Raffi Ahmad, Rafatar Malik Ahmad atau yang biasa di sapa Rafatar itu mengalami kekerasan terhadap temannya di Sekolah.

Kekerasan yang dialami oleh Rafatar di bagikan oleh Raffi Ahmad saat berbincang di kanal YouTube milik Wendy Cagur beberapa waktu lalu.

Sebagai orang tua, Raffi tentu tidak tinggal diam saat mendengar buah hatinya mendapatkan perilaku kekerasan. Ia pun memberikan nasihat pada Rafathar agar bisa membela diri saat diperlakukan tidak baik oleh orang lain.

“Rafathar, kamu nggak boleh pukul orang. Tapi kalau ada orang yang pukul Rafathar, kamu bertahan dan harus membela diri. Intinya kamu nggak boleh diinjak-injak dan tidak boleh diintimidasi sama orang, apa lagi kalau kamu tidak salah,” ujar Raffi seperti dikutip dari kanal YouTube WOY!

Yotube Rans Entertaiment
Yotube Rans Entertaiment

Setiap orang tua pasti tidak akan menerima dan akan merasa sefik jika buah hatinya mengalami kekerasan oleh temannya.

Apa perlu sang anak melakukan pembalasan jika mengalami kekerasan fisik oleh temannya?

Simak penjelasan menurut Psikolog klinis anak dan keluarga.

Roslina Verauli, ., Psi. Psikolog klinis anak dan keluarga, mengatakan, alih-alih mengajari anak untuk membalas perilaku kasar dari temannya, sebaiknya orang tua melatihnya untuk membela diri dan berani melakukan penolakan atas kekerasan tersebut.

“Yuk, kita latih anak untuk mampu defense atas dirinya, untuk mampu memberikan proteksi atas dirinya, bukan secara fisik, namun secara verbal,” ujar Verauli.

Selain melatih anak untuk membela diri saat mengalami kekerasan namun orang tua juga perlu mengajari anak tentang pentingnya menyimpan bukti dan segera melapor tindak kekerasan yang dialami sang anak ke pada guru maupun orang tua.

Menurut Vera, langkah-langkah tersebut bisa mencegah anak untuk tidak menjadi pelaku kekerasan di masa depan seperti yang dilakukan temannya.

Sebab, mengajari anak untuk membalas pukulan temannya, artinya ia dilatih untuk melakukan aksi agresif yang berpotensi untuk menimbulkan luka pada anak lainnya. Sehingga, si kecil pun berisiko mendapatkan konsekuensi hukum atas tindakannya tersebut.