Pelayanan Publik Keliling Pemkab Purwakarta: Kemudahan Akses Layanan bagi Masyarakat Desa

Pelayanan Publik Keliling Pemkab Purwakarta Kemudahan Akses Layanan bagi Masyarakat Desa (dok Pemkab Purwakarta).

Pelayanan Publik Keliling Pemkab Purwakarta: Kemudahan Akses Layanan bagi Masyarakat Desa

PURWAKARTA, Prolite – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta terus berupaya meningkatkan aksesibilitas pelayanan publik bagi masyarakatnya melalui program pelayanan publik keliling. Program ini terbukti efektif dalam mendekatkan layanan pemerintahan kepada warga, khususnya di daerah-daerah yang sulit dijangkau.

Setidaknya 17 jenis layanan tersedia dalam setiap pelaksanaan program ini, yang berasal dari berbagai perangkat daerah Pemkab Purwakarta, instansi vertikal, dan perbankan.

Layanan yang ditawarkan sangat beragam, meliputi administrasi kependudukan, layanan kesehatan, penjualan sembako murah, hingga khitanan massal gratis. Hal ini menunjukkan komitmen Pemkab Purwakarta dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara komprehensif.

Pada Selasa, 15 Juli 2025, program pelayanan publik keliling dipusatkan di Desa Ciwareng, Kecamatan Babakancikao. Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein (Om Zein), turut hadir langsung untuk memantau pelaksanaan program dan berinteraksi dengan masyarakat.

Kehadiran Om Zein menjadi daya tarik tersendiri, memberikan kesempatan warga untuk berdialog langsung dan menyampaikan permasalahan yang dihadapi. Keluhan yang disampaikan langsung ditindaklanjuti dengan memanggil pejabat terkait untuk mencari solusi.

Kehadiran Bupati beserta jajaran kepala perangkat daerah, camat, dan pejabat Pemkab Purwakarta lainnya menandakan pentingnya program ini bagi pemerintah daerah. Hal ini juga menunjukkan komitmen untuk menciptakan pemerintahan yang responsif dan proaktif terhadap kebutuhan masyarakat.

Antusiasme masyarakat Desa Ciwareng terhadap program ini sangat tinggi. Camat Babakancikao, Rustaman Arifin, menyatakan bahwa Desa Ciwareng dipilih sebagai lokasi pelaksanaan program karena merupakan salah satu dari sembilan desa di Kecamatan Babakancikao.

“Dari 9 desa di Kecamatan Babakancikao, Desa Ciwareng kita jadikan lokasi pelayanan publik keliling. Alhamdulillah antusias masyarakat sangat tinggi,” kata Camat Babakancikao yang akrab disapa Rustam saat diwawancarai di lokasi pelayanan publik keliling, Selasa 15 Juli 2025.

Camat juga menekankan pentingnya perluasan program ini agar dapat menjangkau seluruh desa di wilayah tersebut. Selain kemudahan akses administrasi kependudukan, program ini juga memberikan akses kepada layanan kesehatan, perbankan, pelayanan KB, dan khitanan gratis.

Sementara, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purwakarta, drg. Elitasari Kusuma Wardani, menambahkan bahwa layanan kesehatan dan khitanan gratis disertai dengan bingkisan dan kadeudeuh untuk setiap anak yang dikhitan. Hal ini menunjukkan kepedulian pemerintah daerah terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya anak-anak.

“Selain gratis, tiap anak yang ikut khitanan mendapatkan bingkisan dan kadeudeuh,” ucapnya.

Program pelayanan publik keliling Pemkab Purwakarta ini merupakan contoh nyata dari upaya pemerintah daerah dalam memberikan kemudahan akses layanan kepada masyarakat. Dengan keberagaman layanan yang ditawarkan dan komitmen pemerintah daerah untuk terus meningkatkan program ini, diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di Kabupaten Purwakarta




Roadshow KPK di Kiarapedes: Membangun Benteng Antikorupsi dari Desa

Roadshow KPK di Kiarapedes: Membangun Benteng Antikorupsi dari Desa (dok Pemkab Purwakarta)

Roadshow KPK di Kiarapedes: Membangun Benteng Antikorupsi dari Desa

Prolite – Dalam rangkaian Roadshow KPK 2025 Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi, Desa Kiarapedes, Purwakarta, pada Senin, 14 Juli 2025, menjadi saksi komitmen bersama untuk memberantas korupsi. Sosialisasi antikorupsi yang digelar menekankan pentingnya membangun integritas dan budaya antikorupsi, dari tingkat nasional hingga ke akar rumput.

Widyaiswara Ahli Madya KPK, Muhammad Indra Furqon, menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah memperkuat integritas dan nilai-nilai antikorupsi bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk para petugas KPK sendiri.

Ia menegaskan bahwa kehadiran KPK di Purwakarta bukan sebagai simbol kesempurnaan, melainkan sebagai upaya bersama untuk meningkatkan integritas. “Program-program yang dijalankan, seperti sosialisasi dan kerjasama dengan organisasi masyarakat lokal, merupakan langkah konkret dalam mencapai tujuan tersebut,” kata Furqon

dok Pemkab Purwakarta
dok Pemkab Purwakarta

Ia juga menekankan pentingnya komitmen untuk menghentikan dan tidak mengulangi kesalahan, serta terus berupaya membangun integritas pribadi.

Sementara, Inspektur Daerah Kabupaten Purwakarta yang diwakili oleh Inspektur Pembantu Khusus (Irbansus) pada Inspektorat Kabupaten Purwakarta, Deni Gustian, menyambut baik penyelenggaraan kegiatan ini di Purwakarta.

Ia memandang kegiatan ini sebagai momentum penting bagi masyarakat dan pejabat di Kabupaten Purwakarta untuk meningkatkan integritas dan kesadaran antikorupsi.

Deni juga mengingatkan bahwa korupsi seringkali bermula dari hal-hal kecil, seperti penggunaan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi. Beliau menekankan bahwa korupsi merupakan musuh bersama yang dampaknya sangat besar bagi bangsa dan negara, dan karenanya perlu ditangani secara serius dan komprehensif.

“Roadshow KPK ini diharapkan menjadi tonggak awal bagi seluruh lapisan masyarakat di Purwakarta, mulai dari pejabat, perangkat desa, hingga masyarakat umum, untuk menanamkan nilai-nilai antikorupsi dalam kehidupan sehari-hari,” kata Deni.

“Upaya ini dimulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan kerja, dengan keyakinan bahwa perubahan menuju Indonesia yang bersih dan bebas korupsi akan terwujud, menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi generasi mendatang,” tambah Deni.




Om Zein Rotasi 14 Pejabat Eselon II, Pelantikan Dilakukan di Area Persawahan Kiarapedes

Om Zein Rotasi 14 Pejabat Eselon II, Pelantikan Dilakukan di Area Persawahan Kiarapedes (dok Pemkab Purwakarta).

Om Zein Rotasi 14 Pejabat Eselon II, Pelantikan Dilakukan di Area Persawahan Kiarapedes

Prolite – Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein atau Om Zein melakukan rotasi pejabat eselon II di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta. Proses pelantikan pejabat yang dirotasi tersebut dilaksanakan di area sawah Kampung Parakanceuri, Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Jumat 4 Juli 2025.

Pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan pejabat yang dirotasi dipimpin langsung Bupati Purwakarta Saepul Bahri Binzein atau Om Zein, disaksikan Wakil Bupati Purwakarta Abang Ijo Hapidin, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Purwakarta, dan sejumlah pejabat di lingkup Pemkab Purwakarta.

Dari 14 pejabat yang dirotasi, dua diantaranya mengikuti proses pelantikan melalui daring. Berikut daftar pejabat yang dirotasi:

1. Dani Abdurrahman, jabatan baru Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi

2. Tin Sumartini jabatan baru Staf Ahli Bupati Bidang Perekonomian dan Pembangunan

3. Didi Garnadi jabatan baru Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang

4. Ryan Oktavia jabatan baru Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

5. Haliman Budi Anggoro jabatan baru Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Perdagangan dan Perindustrian

6. Sri Jaya Midan jabatan baru Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

7. Wahyu Wibisono jabatan baru Staf Ahli Bupati Bidang Sumber Daya Manusia, Keuangan dan Administrasi

8. Muhammad Ramdan jabatan baru Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

9. Suhandi, jabatan baru Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan

10. Rudi Hartono jabatan baru Sekretaris Sekretariat DPRD Kabupaten Purwakarta

11. Nina Herlina jabatan baru Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah

12. R. Muchamad Nurcahja jabatan baru Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

13. Didi Suardi jabatan baru Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

14. Yayat Hidayat jabatan baru Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Riset dan Inovasi Daerah.




BSMSS Desa Margaluyu: Sukses Membangun Jalan dan Semangat Gotong Royong

BSMSS Desa Margaluyu Sukses Membangun Jalan dan Semangat Gotong Royong (dok Pemkab Purwakarta).

BSMSS Desa Margaluyu: Sukses Membangun Jalan dan Semangat Gotong Royong

Prolite – Program Bhakti Sosial Manunggal Satata Sariksa (BSMSS) tahun 2025 di Desa Margaluyu, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta, resmi ditutup pada Jumat, 20 Juni 2025.

Penutupan yang berlangsung di Kantor Desa Margaluyu ini dipimpin oleh Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Purwakarta, Alit Sukandi, mewakili Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein.

Diketahui, program BSMSS di Desa Margaluyu, Kecamatan Kiarapedes, Kabupaten Purwakarta dilaksanakan 28 Mei 2025 sampai dengan 11 Juni 2025, telah membangun Ruas jalan Cibukamanah-Kadubandeng sepanjang 480 meter dengan lebar 4 meter.

Plt Kepala DPMD Kabupaten Purwakarta, Alit Sukandi mengatakan kegiatan BSMSS berikan motivasi kepada masyarakat agar menigkatkan kesadaran dalam memanfaatkan berbagai potensi sumber daya yang dimiliki.

dok Pemkab Purwakarta
dok Pemkab Purwakarta

“Kegiatan ini berdampak positif bagi proses penyadaran dan pemberdayaan masyarakat untuk membangun,” ucap Alit, saat ditemui usai kegiatan, Pada Jumat, 20 Juni 2025.

Ia juga mengatakan, BSMSS merupakan suatu bentuk kegiatan Bhakti Kodam III/Siliwangi. Tujuannya untuk membantu Pemda dalam rangka mewujudkan pembangunan, sebagai upaya menyejahterakan masyarakat.

Selain itu, Kata Alit, kegiatan merupakan sarana atau media untuk memupuk dan menumbuhkembangkan persatuan, solidaritas sosial, kekompakan dan keterpaduan semangat gotong royong.

dok Pemkab Purwakarta
dok Pemkab Purwakarta

“Untuk itu kami mengapresiasi dan berterima kasih kepada segenap lapisan masyarakat dan TNI yang telah sepenuhnya melaksanakan program BSMSS pada tahun 2025,” lanjutnya.

Kebersamaan tersebut, menurut Alit, hendaknya terus dipelihara sehingga sikap pengertian dan kerjasama dan gotong royong di segenap lapisan masyarakat semakin meningkat.

“Sehingga tujuan pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat benar-benar tercapai dan Kabupaten Purwakarta lebih maju dan semakin istimewa,” tuturnya.

Alit menambahkan, Kegiatan BSMSS merupakan wujud komitmen moral warga Siliwangi (TNI) dalam membantu Pemerintahan Kabupaten Purwakarta dan patut ditauladani.

“Syukur Alhamdulillah kegiatan BSMSS di Desa Margaluyu, Kecamatan Kiarapedes, Pada Jumat, 20 Juni 2025 resmi ditutup. Alhamdulillah kegiatan ini sudah berjalan dengan baik dan lancar. Semoga ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin oleh masyarakat sekitar,” ujar Alit.




Purwakarta Job Fair 2025: Ada Tiga Ribu Lebih Peluang Kerja

Purwakarta Job Fair 2025 Ada Tiga Ribu Lebih Peluang Kerja (dok Pemda Purwakarta).

Purwakarta Job Fair 2025: Ada Tiga Ribu Lebih Peluang Kerja

Prolite – Pemkab Purwakarta melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat kembali menyelenggarakan Job Fair di pertengahan 2025 ini. Program kegiatan tersebut, merupakan salah satu bagian dari upaya pemerintah daerah untuk mengikis angka pengangguran di wilayah tersebut.

Dalam keterangannyq, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Purwakarta, Norman Nugraha menuturkan, angka pengangguran di wilayahnya saat ini berada di angka 7,34 persen. Untuk itu, berbagai upaya masih perlu dilakukan oleh jajarannya guna menekan angka pengangguran tersebut.

“Di antaranya melalui program Job Fair seperti ini,” ujar Norman di sela-sela pembukaan Job Fair 2025 di Gedong Sigrong, Jalan Siliwangi, Kabupaten Purwakarta, 25 Juni 2025.

dok Pemkab Purwakarta
dok Pemkab Purwakarta

Menurut Norman, angka 7,34 persen untuk jumlah pengangguran itu dirasa masih cukup tinggi. Sehingga diperlukan berbagai upaya, sehingga angkanya bisa terus ditekan. Job Fair sendiri, kata dia, menjadi langkah yang cukup efektif.

“Kegiatan Job Fair, menjadi salah satu upaya kami dari pemeritah daerah untuk memfasilitasi para pencari kerja dalam mendapat pekerjaan,” jelas dia.

Norman menargetkan, di lima tahun ke depan angka pengangguran di Kabupaten Purwakarta bisa ditekan hingga dibawah 5 persen. Dalam hal ini, pihaknya juga berpesan kepada perusahaan yang ada agar selalu menyampaikan informasi soal lowongowan kerja.

“Informasi lowongan kerja itu sangat penting. Sehingga kami bisa langsung menyampaikannya ke masyarakat,” jelas dia.

Terkait upaya untuk mengikis angka pengangguran, kata Norman, pemerintah daerah melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat telah menyiapkan berbagai upaya. Yakni, melalui beragam program pelatihan kerja.

dok Pemkab Purwakarta
dok Pemkab Purwakarta

Adapun program pelatihan yang disiapkan dinas terkait, itu berbasis kompetensi (PBK). Tujuannya, tak lain untuk mencetak para pencari kerja yang berkualitas.

“Intinya, kami akan terus berkomitmen untuk menekan angka pengangguran ini. Target kami, lima tahun ke depan angkanya bisa dibawah 5 persen,” kata Norman.

Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta, Didi Garnadi menjelasakan, Job Fair 2025 merupakan yang program ketiga kalinya yang digelar jajarannya. Menurut dia, program tersebut cukup efektif untuk mengikis angka pengangguran di wilayah ini.

“Kegiatan di tahun ketiga ini bertema Job Fair Hybrid. Yang membedakan, tahun ini konsepnya dibagi menjadi dua kategori. Yakni, untuk offline dan online,” ujar Didi.

Dalam kegiatan Job Fair tersebut, pihanya berencana menggandeng 40 perusahaan, baik yang ada di Kabupaten Purwakarta, daerah lain hingga perusahaan luar negeri yang sedang membuka lowongan pekerjaan. “Untuk Job Fair tahun ini, tersedia peluang kerja,” jelas dia.

Menurut dia, program Job Fair menjadi salah satu ikhtiar jajarannya secara formal untuk mengurangi tingkat pengangguran. Yakni, dengan membuka lowongan kerja seluas-luasnya melalui langkah kerjasama dengan puluhan perusahaan.

Terkait konsep dengan pola Offline, Didi menuturkan, pihaknya menyiapkan untuk pendaftar. Teknisnya, dari jumlah pendaftar tersebut akan dibagi menjadi 5 sesi. Dengan begitu, setiap sesi itu untuk melayani 700 pencari kerja. “Selain dengan konsep offline, kita juga siapkan yang Online,” kata dia.

Terkait konsep online, lanjutnya, nanti masyarakat yang telah mendaftar akan diarahkan untuk masuk ke Website SIMPI Purwa yang akan dibuka saat pelaksanaan Job Fair nanti.

Mungkin ada yang bertanya-tanya apa bedanya konsep Offline dan Online? Didi juga menjelaskan, secara umum tidak ada bedanya. Semua pendaftar akan terlayani dengan maksimal. “Kalau offline, berati itu yang memilih datang ke lokasi Job Fair. Kalau yang online, itu tak perlu datang dan cukup melalui website. Tapi pelayanannya tetap sama,” tambah dia.

Dengan kata lain, kata dia, dari jumlah warga yang mendaftar itu nantinya hanya orang saja yang akan dilayani secara offline. Sisanya, melalui cara Online.

Sebagai tambahan informasi, Didi menegaskan, kegiatan Job Fair ini sengaja dilakukan jajarannya untuk beberapa hal. Pertama, untuk memutus mata rantai percaloan dan pungutan liar dalam rekrutmen lowongan kerja. “Dengan Job Fair, semua terbuka. Para pencari kerja bisa langsung berinteraksi dengan pihak perusahaan. Kalau memang memenuhi syarat, tak menutup kemungkingan bisa langsung diterima,” tambah dia.

Dengan begitu, kata dia, kegiatan ini cukup efektif. Di samping untuk mengikis angka pengangguran, juga untuk memutus mata rantai praktik pungli. “Job Fair ini kita hanya memfasilitasi pertemuan antara pencari kerja dengan pemberi kerja atau perusahaan. Untuk selanjutnya silahkan perusahaan punya mekanisme sendiri termasuk tahapan seleksinya,” demikian Didi Garnadi.




SIMEDKOM, Aplikasi Digital Diskominfo Purwakarta untuk Optimalkan Kerja Sama Media

SIMEDKOM, Aplikasi Digital Diskominfo Purwakarta untuk Optimalkan Kerja Sama Media (dok Diskominfo Kab Purwakarta).

SIMEDKOM, Aplikasi Digital Diskominfo Purwakarta untuk Optimalkan Kerja Sama Media

Prolite – Sistem Media Komunikasi atau SIMEDKOM adalah aplikasi digital yang dikembangkan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Purwakarta untuk mempermudah pengelolaan informasi dan komunikasi publik. Aplikasi tersebut memiliki tiga manfaat utama, yaitu efisiensi, transparansi, dan aksesibilitas.

Kepala Diskominfo Purwakarta, Rudi Hartono, menjelaskan, aplikasi SIMEDKOM sudah diterapkan sejak awal 2024.

“Aplikasi ini mempermudah penertiban administrasi dalam kerja sama antara media dan pemerintah, serta menjadi alat pemantauan konten media yang memberitakan Purwakarta. Selain itu, SIMEDKOM juga menyediakan platform untuk pendaftaran dan pengelolaan kerja sama publikasi,” ujar Rudi.

Diskominfo Kab Purwakarta
Diskominfo Kab Purwakarta

Implementasi SIMEDKOM diharapkan meningkatkan efektivitas kerja sama antara pemerintah dan media secara daring, serta memonitor konten berita di Kabupaten Purwakarta. Ia berharap aplikasi tersebut dapat menciptakan kerja sama yang baik dan meningkatkan kualitas penyebaran informasi melalui Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo Purwakarta, Sri Budiyanti, menyampaikan, digitalisasi kerja sama media melalui SIMEDKOM mempermudah proses kerja sama antara pemerintah daerah dan perusahaan media.

“Proses kerja sama antara media dan Diskominfo Purwakarta menjadi lebih modern dan efektif. Pendaftaran kerja sama dapat dilakukan secara online, dan kami juga dapat memantau konten berita dari media mitra secara real-time serta mengevaluasi kinerja mereka secara objektif melalui data yang tercatat di SIMEDKOM,” ungkap Sri Budiyanti, atau yang akrab disapa Mba Atik.

Mba Atik menambahkan, penerapan SIMEDKOM meningkatkan kualitas informasi yang disampaikan ke publik. Dengan pemantauan yang lebih baik, proses kerja sama menjadi lebih transparan dan akuntabel, serta proses administrasi yang sebelumnya memakan waktu kini lebih singkat.

Sebagai sistem yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan informasi publik, SIMEDKOM berpotensi untuk terus berkembang.

“Ke depan, SIMEDKOM dapat diintegrasikan dengan sistem lain, seperti sistem pemerintahan daerah, sistem kependudukan, atau sistem pelayanan publik lainnya. Integrasi ini memungkinkan pertukaran data yang lebih lancar dan penyampaian informasi yang lebih komprehensif,” ujar Mba Atik.

Ia juga menerangkan, fitur SIMEDKOM dapat dikembangkan lebih jauh. Misalnya dengan fitur analisis data lebih canggih, integrasi media sosial, atau aplikasi mobile yang mudah diakses.

“Pengembangan ini juga harus didukung oleh peningkatan kapasitas SDM. Pelatihan dan pengembangan SDM yang mengelola SIMEDKOM sangat penting agar sistem ini dapat dikelola dan dikembangkan secara berkelanjutan,” imbuhnya.

Sebagai penutup, Mba Atik berharap pengembangan berkelanjutan SIMEDKOM dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat, khususnya dalam memudahkan akses dan kecepatan informasi publik.




Harkitnas ke-117: Bangkit untuk Indonesia Emas

Harkitnas ke-117 Bangkit untuk Indonesia Emas (dok Pemkab Purwakarta).

Harkitnas ke-117: Bangkit untuk Indonesia Emas

Prolite – Kapolres Purwakarta, AKBP Lilik Ardhiansyah menjadi inspektur Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 tingkat Kabupaten Purwakarta.

Upacara yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purwakarta dipusatkan di Taman Pesanggrahan Padjajaran, pada Selasa, 20 Mei 2025. Peserta upacara Harkitnas ke 117 ini terdiri dari TNI-Polri, ASN, Damkar, KNPI, perwakilan siswa SMA dan anggota Pramuka dan unsur lainnya.

Hadir juga dalam upacara tersebut Wakil Bupati Purwakarta, Abang Ijo Hapidin, Ketua DPRD Purwakarta, Sri Puji Utami, Sekda Purwakarta, Norman Nugraha, serta unsur Forkopimda dan berbagai elemen masyarakat lainnya.

dok Pemkab Purwakarta
dok Pemkab Purwakarta

Dengan semangat “Bangkit untuk Indonesia Emas”, kegiatan ini menjadi refleksi sekaligus motivasi untuk terus membangun bangsa menuju masa depan yang lebih gemilang, mulai dari daerah, untuk Indonesia. Upacara berlangsung dengan khidmat dan penuh semangat nasionalisme.

Kapolres Purwakarta, AKBP Lilik Ardhiansyah dalam upacara tersebut menyampaikan sambutan tertulis Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Viada Hafid. Dalam sambutannya Menteri Komunikasi dan Digital mengajak untuk menjaga kebangkitan yang diibaratkan seperti akar pohon.

“Mari kita jaga kebangkitan ini dengan semangat yang sama seperti akar pohon yang menembus tanah. Perlahan tapi pasti, tak selalu terlihat, namun kokoh menopang kehidupan,” jelas Kapolres.

Lilik juga menyampaikan pentingnya semangat kebangkitan nasional sebagai momentum untuk mempererat persatuan dan meningkatkan kinerja, khususnya dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

“Momentum Hari Kebangkitan Nasional ini hendaknya menjadi pengingat bagi kita semua untuk terus menumbuhkan semangat persatuan dan gotong royong dalam menjaga keamanan serta ketertiban khususnya di wilayah Kabupaten Purwakarta,” kata Lilik.

Dikatakan Kapolres karena sesungguhnya, kebangkitan yang paling kokoh adalah kebangkitan yang tumbuh perlahan. “Berakar dalam nilai-nilai kemanusiaan, dan berbuah pada keadilan serta kesejahteraan yang dirasakan bersama,” ujar Lilik.

Kapolres pun mengajak untuk melangkah bersama, dengan langkah yang tenang namun penuh keyakinan, menuju Indonesia yang lebih kuat, lebih adil, dan lebih beradab. “Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu dan bahu-membahu dalam membangun bangsa. Mari kita jadikan Hari Kebangkitan Nasional ini sebagai momentum untuk memperkuat persatuan dan kesatuan, serta bersama-sama membangun Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera,” ucap Lilik.

Harkitnas sebagai Motivasi Generasi Muda

Harkitnas di Purwakarta tahun ini, diwarnai dengan semangat optimisme dari Wakil Bupati Purwakarta, Abang Ijo Hapidin. Ia menekankan pentingnya momentum Harkitnas sebagai penyulut semangat bagi generasi muda, khususnya dalam meraih kesuksesan di usia muda dan menjadi pemimpin masa depan.

Bang Ijo menyampaikan harapannya agar peringatan Harkitnas dapat menjadi motivasi bagi anak muda untuk lebih kreatif dan inovatif. Di tengah tantangan maraknya premanisme dan pungli, Abang Ijo mengajak semua pihak untuk mencari solusi yang tepat. Bukan sekadar memberantas, tetapi juga menempatkan para pelaku di jalur yang produktif.

Bersama Bupati Purwakarta, Om Zein, Abang Ijo berkomitmen untuk mencari solusi agar mantan pelaku premanisme dan pungli dapat memiliki penghasilan yang layak.

Lebih lanjut, Abang Ijo menyoroti pentingnya perubahan mindset generasi muda. Ia ingin anak muda yang baru lulus sekolah tidak hanya terpaku pada pekerjaan di pabrik, tetapi juga berani mengeksplorasi potensi di sektor lain, seperti peternakan dan pertanian.

“Pemerintah Kabupaten Purwakarta, akan fokus menciptakan peluang dan program yang mendukung kesuksesan anak muda di usia dini. Melalui berbagai program dan inisiatif, generasi muda Purwakarta dapat menjadi tulang punggung pembangunan daerah di masa mendatang. Semangat kebangkitan nasional diharapkan dapat terwujud dalam bentuk kontribusi nyata anak muda bagi kemajuan Purwakarta,” kata Abang Ijo.




Ogan Lopian: Sistem Terintegrasi untuk Respon Cepat Layanan Publik

Ogan Lopian Sistem Terintegrasi untuk Respon Cepat Layanan Publik (dok).

Ogan Lopian: Sistem Terintegrasi untuk Respon Cepat Layanan Publik

Prolite – Sejauh ini, Pemkab Purwakarta melalui Diskominfo telah mengoperasikan empat kanal pengaduan pelayanan publik dan kegawatdaruratan yang dapat digunakan untuk melakukan pengaduan atau menyampaikan aspirasi masyarakat.

Mulai dari Aplikasi Ogan Lopian, Call Center 112, SP4N LAPOR, dan WhatsApp Center. Media-media tersebut dikembangkan oleh pemerintah dalam menerima pengaduan dari berbagai kalangan masyarakat, sehingga masyarakat merasakan kehadiran pemerintah dengan lebih nyata.

Semua pengaduan dari berbagai kanal tersebut dikumpulkan dan ditampilkan dalam satu antarmuka bernama; Purwakarta Integrated System of Aspiration (PISA) yang merupakan sebuah sistem data center yang dirancang untuk menyederhanakan dan meningkatkan efisiensi pengelolaan pengaduan masyarakat.

“Dengan PISA, perangkat daerah tekait dapat mengakses, memproses, dan menindaklanjuti semua pengaduan dari satu tempat saja, sehingga menghemat waktu dan tenaga kerja. Sistem ini juga memungkinkan pemantauan time response yang lebih efektif, mendorong Perangkat Daerah untuk merespon pengaduan dengan lebih cepat dan efisien,” ujar Kadiskominfo Purwakarta, Rudi Hartono kepada awak media, Jumat 11 April 2025.

PISA
PISA

Bagaimana PISA Bekerja?

Bayangkan dalam sebuah peristiwa. Ada 4 warga yang ingin melaporkan kerusakan jalan di dekat rumahnya. Mereka memiliki beberapa pilihan:

1. Ibu Ani menelepon Call Center 112 dan membutuhkan ambulance. Petugas call center Ogan Lopian mencatat laporan dan memasukkannya ke dalam sistem PISA.

2. Pak Maman melaporkan melalui aplikasi SP4N LAPOR. Laporan tersebut diinput ke PISA.

3. Teh Dewi menggunakan aplikasi Ogan Lopian untuk melaporkan kerusakan jalan. Laporan tersebut secara otomatis terintegrasi dengan PISA.

4. Pak Dadang mengirimkan foto dan deskripsi kerusakan jalan melalui WhatsApp Center. Laporan ini pun secara otomatis tercatat di PISA.

dok Pemkab Purwakarta
dok Pemkab Purwakarta

Setelah laporan masuk melalui salah satu kanal tersebut, laporan tersebut akan muncul di dashboard PISA yang bisadiakses oleh semua Perangkat Daerah, DPUTR Kabupaten Purwakarta. Dinas tersebut dapat melihat detail laporan, termasuk lokasi, foto, dan waktu pelaporan. Dinas terkait kemudian dapat menindaklanjuti laporan tersebut, misalnya dengan mengirimkan tim untuk melakukan perbaikan.

Contoh lain, Pak Budi melaporkan masalah penerangan jalan di lingkungannya melalui aplikasi Ogan Lopian. Laporan ini masuk ke PISA dan ditangani oleh Dinas Perhubungan (Dishub). Dishub dapat langsung melihat lokasi dan detail laporan di PISA dan menjadwalkan perbaikan. Setelah perbaikan selesai, Dishub dapat menandai laporan tersebut sebagai “selesai” di PISA.

“Sebagai pusat data terintegrasi, PISA merupakan jembatan penghubung antar berbagai kanal pelayanan publik, memfasilitasi instansi pemerintah daerah atau Perangkat Daerah terkait dalam menerima, memproses, dan memonitor setiap laporan yang masuk,” kata Rudi.

Menurutnya, disinilah peran PISA menjadi krusial. PISA bertindak sebagai pusat komando, menghimpun semua laporan yang masuk dari keempat kanal tersebut ke dalam satu platform terintegrasi. Dengan demikian, OPD tidak perlu lagi memantau berbagai platform secara terpisah, melainkan cukup mengakses PISA untuk melihat, memproses, dan menindaklanjuti seluruh pengaduan.

“Keunggulan lain dari PISA adalah kemampuannya untuk memonitor time response atau kecepatan respons setiap Perangkat Daerah. Sistem ini memungkinkan pemantauan kinerja Perangkat Daerah dalam menangani pengaduan masyarakat, mendorong peningkatan kecepatan dan efisiensi pelayanan,” tambah Rudi.

Selain itu, data yang terpusat dan terintegrasi di PISA juga memudahkan pembuatan laporan berkala, memberikan gambaran yang komprehensif mengenai pola pengaduan dan kinerja pelayanan publik. PISA menyederhanakan proses pengelolaan pengaduan masyarakat, meningkatkan efisiensi kerja Perangkat Daerah, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas pelayanan publik di Kabupaten Purwakarta.

“Singkatnya, PISA bukan sekadar sistem informasi, melainkan sebuah solusi terintegrasi yang dirancang untuk mempermudah dan mempercepat respons pemerintah terhadap aspirasi masyarakat, sekaligus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan,” demikian Rudi Hartono.




Ini Sejarah Penyebaran Agama Islam di Kabupaten Purwakarta

penyebaran agama Islam purwakarta

Penyebaran Agama Islam di Purwakarta, Berawal Menyasar Pengawal Kerajaan Pajajaran

PURWAKARTA, Prolite – Sejarah penyebaran agama Islam di Kabupaten Purwakarta cukup unik, pasalnya sasaran penyebaran adalah para badega (pengawal, red) Pajajaran atau Galuh Pakuan yang tengah melakukan perjalanan dari Pajajaran menuju ke Bogor dan ke Sumedang sambil membawa mahkota.

Selama perjalanan melewati Kabupaten Purwakarta rombongan bermalam terlebih dahulu di masjid yang didirikan oleh Syekh Baing Yusuf bernama asli Raden H Mochammad Joseoef bin Raden Djajanegara yang juga merupakan keturunan ke-24 dari penguasa tanah Sunda, Prabu Siliwangi pada 1826 silam.

Syekh Baing Yusuf sengaja mendirikan Masjid Agung Baing Yusuf untuk mengajak para badega masuk Islam kemudian melaksanakan ibadah shalat.

“Dulu masjid agung sekaligus Alun-alun Kiansantang ini masih hutan. Pengawal atau badega itu di antaranya ada di daerah Kutawaringin yang sekarang Pasar Rebo dan Sindang Kasih,” ujar pengurus Masjid Baing Iing Solihin (76).

Nama Baing sendiri kata Iing, adalah pemberian gelar kepada syekh Yusuf dari Raja Turki, Baing atau Bai yang berati bapak. Itu karena syekh Yusuf kelahiran tahun 1709 di Bogor, banyak menimba ilmu agama Islam dan sering berdakwah bahkan di umur 7 tahun sudah hafizh qur’an.

penyebaran agama Islam purwakarta

Dulu mesjid Baing Yusuf berbentuk padepokan, mengalami pemugaran hingga menjadi mesjid kekinian. Pada tahun 1957 dibongkar kubahnya karena bocor, lalu tahun 1987 dibongkar atap dan kubahnya untuk dicor oleh ibu Mami Setibi Darwis, mesjid dibongkar kembali pada tahun 1926 oleh keluarga dan bupati Ibrahim Singadilaga. Kemudian pada tahun 1993 dibongkar total oleh bupati Bunyamin Dudi dan selesai pada tahun 1994.

“Syekh Yusuf meninggal pada tahun 1854 di usia ke 145 tahun, beliau dimakamkan di belakang mesjid ini bersama para pendiri Kabupaten Karawang dan keluarga Gandanegara, Sasatradiningrat yang pada tahun 1818 memimpin pusat pemerintahan di Wanayasa,” ucap Iing seraya mengatakan mesjid Baing memiliki luas kurang lebih 2000 meter.

Sejak syekh Yusuf meninggal banyak peziarah ke makamnya, dari berbagai daerah terutama dari Banten, hal itu karena syekh Yusuf mempunyai murid syekh Nawawi al-Bantani yang menjadi imam besar Masjidilhram kala itu.

Masjid yang terletak di tengah jantung kota Purwakarta atau sekitar area kantor Pemkab Purwakarta di Jalan Ganda Negara itu tidak memungut tarif bagi peziarah namun peziarah dapat memberi seikhlasnya.

“Setiap hari yang ziarah bisa sampai 6 bis atau satu bulan sekitar 2-3 ribu orang. Hasil dari kotak amal untuk kebersihan dan pengurus makam atau juru pelihara sebanyak 7-8 orang,” ujar ayah 7 anak itu yang juga mengaku turun temurun menjaga makam syekh Yusuf.

Selain bangunan masjid, peninggalan Syekh Yusuf lainnya berupa kitab fikih dan tasawuf berbahasa Sunda, bertuliskan huruf Arab dan mushaf dengan tulisan tangan. Serta sebuah pedang panjang yang kala itu digunakan sebagai pegangan saat khotbah Jumat.




Unik, Makan Sate Maranggi di Kolong Jembatan Tol, Menantang!!

sate maranggi

Sate Maranggi, Santapan Khas Kabupaten Purwakarta

PURWAKARTA, Prolite – Sate maranggi merupakan salah satu makanan khas Kabupaten Purwakarta, ada anggapan belum ke Purwakarta kalau belum makan sate maranggi.

Namun sate maranggi di kota tasbih satu ini berbeda dengan sate-sate maranggi lainnya.

Selain rasanya yang khas maranggi cara penjualannya pun berbeda.

Makan sate Maranggi di restoran atau kedai sudah biasa, tapi sensasi makan sate di bawah jembatan jalan tol sepertinya baru ada di Jalan Sawit, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta.

Karena makan di pas tikungan jalan itu memicu adrenalin. Bisa dibayangkan makan sate sembari menyaksikan kendaraan bermotor baik sepeda, sepeda motor, mobil kecil, bus, truk barang ataupun kontainer lewat ditambah getaran dari tembok jembatan yang menjulang tinggi diatas kepala.

Salah seorang anak pedagang sate kolong Iip Fauzi (30), menyampaikan penjualan sate disana berawal pada tahun 2005-2006, kala itu masih kakeknya disapa Abah Manaf kemudian pada tahun 2016 diteruskan oleh ayah Iip, bernama Abdul Kohar.

Iip mengaku selama jualan disana setiap hari menyiapkan 2 kuintal daging sapi. Sate dibandrol dengan harga Rp per 10 tusuk sedang untuk nasi timbel dengan harga Rp .

“Saya belum jualan sendiri, sekarang masih bantu-bantu bapak saja,” kata Iip.

Lanjut dia, jualan di kolong jembatan terbagi dua shift dari pukul WIB sampai WIB dan WIB – WIB.

Masih kata Iip, berjualan sate di kolong jembatan diperbolehkan oleh pemerintah Kabupaten Purwakarta dengan syarat menjaga ketertiban, keamanan, dan kebersihan.

“Ia kalau di week end rame banget, yang beli dari mana-mana, ada warga ada juga orang luar,” ucap Iip sembari melayani pembeli.

Salah seorang pengunjung sate kolong asal Bekasi, Iwan Kurnia mengatakan, dia dan keluarga cukup sering datang ke sana.

“Kalau Kebetulan lewat Purwakarta, saya dan keluarga selalu mampir ke sini (sate kolong,red),” kata Iwan.

Iwan mengaku punya sensasi tersendiri ketika makanan sate di kolong jembatan tol. Hal ini jarang didapatkan di tempat lain.
“Kalau di tempat lain, sudah biasa. Makan di warung atau restoran, kalau di kolong jembatan begini lebih asik,” katanya.

Selain itu, rasa sate maranggi yang khas, membuat Iwan dan keluarga selalu ingin kembali untuk makan lagi.
“Setiap resep masakan masing-masing makanan kan beda-beda. Sate maranggi ini salah satu yang paling saya suka. Karena bumbunya meresap sampai ke dalam,” tuturnya.