Permasalahan Sampah Masih Jadi Masalah Utama, Salah Satunya TPS RW 04 Turangga

Permasalahan sampah di TPS RW 04 Turangga sudah memakan setengah jalan (ayobandung).

Permasalahan Sampah Masih Jadi Masalah Utama, Salah Satunya TPS RW 04 Turangga

BANDUNG, Prolite – Permasalahan sampah di Kota Bandung belum usai hingga kini, sudah tiga minggu lebih masalah ini belum juga usai.

Banyaknya tumpukan sampah di beberapa Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang ada di Kota Bandung menjadi masalah baki kita semua.

Salah satunya TPS yang berada di RW 09 Kelurahan Turangga, Kecamatan lengkong tidak pernah diangkut bahkan hingga gunungan sampah memakan setengah badan jalan.

Karena gunungan sampah di TPS RW 09 sudah memakan setengah badan jalan maka pengendara yang akan melintas hanya bisa menggunakan setengah jalan saja.

Sudah banyak warga yang mengeluh dengan kondisi jalan yang setengahnya di pakai untuk tumpukan sampah, bukahn hanya itu namun warga juga mengeluhkan dengan aroma yang tidak sedap dari tumpukan sampah.

Namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa karna memang untuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti sedang bermasalah karena adanya kebakaran.

Petugas TPS RW 04 Turangga, Abidin (60) mengatakan, tumpukan sampah menggunung sejak kebakaran TPA Sarimukti terjadi. Pasalnya sejak bencana tersebut berlangsung, pengangkutan sampah dari TPS ke TPA pun berhenti sampai sekarang.

“Kalaupun harus diangkut, pasti butuh lebih dari 10 truk untuk ngangkut semua sampah yang ada di sini (TPA RW 04 Turangga),” ungkap Abidin dikutip dari , Senin (11/9).

Menurutnya, TPS RW 04 Turangga sendiri sudah ditutup selama seminggu terakhir. Hal tersebut dilakukan karena TPS sudah over capacity.

Namun karena letak TPS berada di pinggir jalan dan terbuka, banyak akhirnya warga yang lewat malah numpang membuang sampah di sana.

Permasalahan sampah sendiri buhan hanya terjadi di Kelurahan Turangga namun masih banyak kelurahan-kelurahan di Kota Bandung yang bernasib sama.

Imbas dari kebakaran sampah yang berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti hingga kini permasalahan sampah belum bisa terurai.

 




Permasalahan Sampah Holistik, Lingkungan Pendidikan Harus Turut Serta

Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna meminta sekolah lebih peka dengan permasalahan sampah (dok Humas pemkot).

Permasalahan Sampah Holistik, Lingkungan Pendidikan Harus Turut Serta

BANDUNG, Prolite – Plh. Wali Kota Bandung, Ema Sumarna meminta para kepala sekolah untuk lebih peka terhadap lingkungan, salah satunya permasalahan sampah.

Apalagi saat ini Kota Bandung tengah dihadapkan pada permasalahan sampah dari hulu karena adanya pembatasan di TPA Sarimukti.

Ema meminta agar para pendidik mengedukasi para siswa supaya permasalahan sampah tidak menjadi momok yang menakutkan, tetapi bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomi.

“Saya mengumpulkan para tenaga pendidik ini agar mampu membimbing siswa siswi dalam permasalahan sampah. Besar harapan bisa mereduksi sampah di sekolah masing-masing,” beber Ema saat memberikan arahan secara virtual kepada sekolah di lingkungan Pemkot Bandung, di Balai Kota Bandung 8 September 2023.

Disdik Jawa Barat
Disdik Jawa Barat

Ia berharap, secara perlahan permasalahan sampah mampu dilakukan di setiap sekolah. Sehingga mampu mengurangi produksi sampah yang saat ini masih dalam kondisi darurat.

“Pendidik mampu berikan pemahaman, agar perilaku anak-anak peduli lingkungan, minimal peduli terhadap sampah yang mereka produksi,” ungkapnya.

Saat ini, lanjut Ema sampah yang dihasilkan Kota Bandung ton per hari. Namun, ia yakin dengan gerakan 3R dan program Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman) mampu bergema di seluruh wilayah Kota Bandung.

“Kontribusi gerakan masif, ini harus mampu mengurangi beban dan volume sampah. Hal ini terus dikampanyekan,” tuturnya.

Ia mengatakan kepedulian terhadap lingkungan seperti sampah, termasuk bagian dari kurikulum yang harus dimasifkan.

“Bagian kurikulum itu terus masifkan, sehingga seluruh level sekolah itu nanti terbangun SDM di sekolah menjadi tanggung jawab, itu menjadi SDM yang unggul peduli lingkungan,” tuturnya.

Di Kota Bandung terdapat sekolah Adiwiyata. Ema mengarahkan agar sekolah lainnya mampu menerapkan kebersihan lingkungan salah satunya sampah.

Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli lingkungan, sehat, bersih serta lingkungan yang indah. Dengan adanya program Adiwiyata diharapkan seluruh masyarakat di sekitar sekolah agar dapat menyadari bahwa lingkungan yang hijau adalah lingkungan yang sehat bagi kesehatan.

“Perilaku menjadi modal utama untuk solusi penanganan sampah. Untuk siswa TK, SD dan SMP coba diberikan pola cara atau ilustrasi yang mudah di tangkap. Supaya ini bagian kualitas hidup yang lebih baik,” ungkapnya.

Ema mengatakan, sekolah berlabel Adiwiyata harus mampu dijadikan rujukan untuk sekolah yang lebih memahami lingkungan.

“Sekolah berlabel Adiwiyata bisa dijadikan rujukan untuk semua sekolah yang ada. Tugas Dinas Pendidikan (Disdik), kolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk terus tingkatkan dalam sisi kuantitas dan kualitas. TK, SD juga SMP terus bertambah sekolah label Adiwiyata. Standar kepentingan lingkungan mampu menangangani sampah dengan standar yang sudah diberikan pengetahuan oleh dinas terkait,” ungkapnya.

Sebagai contoh, lanjut Ema, setiap murid untuk mengurangi produksi sampah, bisa membahwa tempat makanan dan tempat minum (tumbler). Hal itu guna mengurangi produksi sampah di sekolah.

“Murid bisa bawa tumbler sendiri, yang biasanya beli minuman dalam kemasan plastik. Ini bentuk kecil perhatian,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, Hikmat Ginanjar mengatakan pertemuan tersebut sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah dalam penanganan sampah.

“Ini perhatian kita dalam menjaga lingkungan. Sehingga harus mengetahui situasi kondisi di lingkungan, jadi harus berempati,” ujarnya.

Sedangkan Perwakilan SMPN 17 Bandung, Mia mengatakan, di sekolahnya sudah ada sistem pemilahan sampah. Para siswa sebelum pulang sekolah diwajibkan untuk memilah sampah di sekitarnya.

“Sekolah kami termasuk Adiwiyata, baiknya saat ini data reduksi sampah secara keseluruhan bisa diketahui,” imbuh Mia. (yan)**




Masalah Sampah di Kota Bandung Belum Usai, TPA Sarimukti Perlu Dikaji Ulang

Permasalahan sampah di Kota Bandung belum selesai (portalbandungtimur.com).

Masalah Sampah di Kota Bandung Belum Usai, TPA Sarimukti Perlu Dikaji Ulang

BANDUNG, Prolite – Permasalahana sampah di Kota Bandung belum usai, kini sebagian area di TPA Sarimukti sudah dibuka untuk penerimaan sanpah Bandung Raya.

Meski area TPA Sarimukti sudah dibuka kembali namun bukan berarti masalah sampah di Kota Bandung yang menumpuk sudah selesai, nyatanya masih banyak tumpukan sampah yang berserakan di pembuangan sementara di masing-masing wilayah.

Diketahui TPA Sarimukti beberapa waktu lalu mengalami kebakaran hebat selama sepekan lebih, karena masalah itulah TPA Sarimukti di tutup sementara.

Berdasarkan hasil rapat, ada zona darurat yang bisa digunakan untuk pembuangan sampah. Pembuangan pun sudah dibuka sejak Jumat (1/9) kemarin.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Prima Mayaningtias menuturkan ada satu zona yang memungkinkan bisa digunakan untuk menampung sampah di Kota Bandung. Namun, kuotanya hanya untuk 8 ribu ton saja.

Media
Media

“Karena ada 3 zona yang kita anggap memungkinkan. Nah Dari ITB kemarin setelah melihat ke lokasi, kami masih ada sedikit space untuk ton yang bisa kita cari coba yang ada di zona satu diatas, itu jauh dari kebakaran tapi memang sedikit sekali space itu,” kata Prima saat dikonfirmasi.

Namun untuk rencana membuka kembali TPA Sarimukti memang ada namun perlu mengkaji ulang untuk kesiapan di lapangan.

Bahkan hingga kini Kepala Dinas Lingkungan Hidup masih belum menandatangani surat pengajuan untuk membuka kembali TPA Sarimukti.

Karena TPA belum kembali dibuka maka Pemerintah Kota Bandung putar otak. Plh Wali Kota Bandung Ema Sumarna bahkan terus berupaya agar aliran pembuangan sampah terus dilakukan dan tak menumpuk di TPS.

Dari 135 TPS di Kota Bandung, kini seluruhnya sudah mengalami overload. Tumpukan sampah pun mudah ditemukan. Ia juga menyayangkan sudah banyak titik penumpukan sampah di Kota Bandung oleh warga sekitar di tepi jalan.

“Saya mohon maaf karena mungkin banyak orang yang kurang nyaman selama beraktivitas di kota Bandung. Sebagaimana diketahui, saat ini Bandung sedang darurat sampah karena musibah,” kata dia.

“Hari ini alhamdulillah kami tadi berkomunikasi dengan Kasdam III/Siliwangi, Brigjen Agus Saepul bahwa di Pasir Impun ada lokasi yang mudah-mudahan bisa dimanfaatkan. Tadi petugas kami dan petugas dari Kodam sedang ke Pasir Impun, ada lokasi yang mudah-mudahan bisa kita manfaatkan sambil kita lakukan tindakan konvensional. Seperti penggalian lubang-lubang di aset Pemerintah Kota di Tegallega untuk mengubur sampah organik jadi untuk komposting,” tambah Ema.

Sejak Selasa (29/8), Pemkot Bandung juga telah menggali lubang-lubang untuk mengubur sampah organik sebagai bagian dari komposting di sana. Ia pun memastikan bahwa sampah anorganik tidak akan ditimbun di sana.