Pacuan Kuda Rawan Kejahatan, Camat Arcamanik: Penerangan Kurang Maksimal

Rendiana Awangga Tinjau pacuan kuda dan sekitarnya 2

Pacuan Kuda Gelap Karena Banyak Lampu Mati dan Terhalang Pohon-pohon Lebat

BANDUNG, Prolite – Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung Rendiana Awangga melakukan peninjauan terhadap jalan-jalan di area Pacuan Kuda dan Sekitarnya yang banyak diadukan masyarakat rawan kejahatan pada Jumat malam (13/6).

Camat Kecamatan Arcamanik Willi Yudia Laksana mengatakan peninjauan oleh anggota DPRD Kota Bandung ini dapat menjadi trigger untuk melakukan upaya-upaya yang disesuaikan dengan kewenangan.

“Maka tadi ketika penerangan atau cahayanya itu berkurang karena tertutupi ranting pohon, saya kira untuk pohon 3 meter, 4 meter bisa lah dengan kami begitu tanpa menggunakan alat. Dan itu juga senantiasa kita lakukan, cuma kalau dilihat dari situasi yang ada di Jalan Pacuan Kuda ini seperti yang bisa teman-teman saksikan, vegetasinya kan rapat ya, pohonnya rapat, termasuk juga pohonnya sudah mulai menjulang tinggi,” keluhnya.

Pihaknya kata Willi, harus beradu cepat antara pemangkasan dan penanaman. Itu seolah-olah tidak terasa sudah lebat lagi karena ranting pohon cepat tumbuh.

“Kalau kita lakukan upaya-upaya pemangkasan secara periodik, ya mungkin sekarang menjadi 1 bulan sekali, intensitasnya ditingkatkan gitu, sehingga mudah-mudahan apa yang menjadi harapan tadi dalam rangka mendukung Bandung Caang Baranang,  ya kita juga siap sukseskan,” ucapnya.

Willi pun menyebut bahwa di jam WIB wilayah Pacuan Kuda ini sudah mulai sepi

“Oh, ya kalau jam malam, saya kira di jam-jam menjelang jam juga sudah sepi gitu. Kecuali kalau weekend mungkin ya. Nah, biasa kalau kejadian itu lepas dari tengah malam, bisa jam 1, jam 2 ya, dominasinya jam-jam rawan seperti itu,” ucapnya lagi.

“Ya seperti yang Pak Dewan sampaikan tadi, ada beberapa kasus tentang penjambret termasuk juga ada yang iseng ini yang sulit kita deteksi.

Willi pun menerangkan anak-anak kecil dibawah umur melakukan pelemparan batu ke mobil sedang jalan. Pihak polsek sudah melakukan upaya-upaya hanya pada saat dilakukan upaya pengejaran belum pernah ada yang tertangkap.

“Cuma perilaku iseng ini saya kira yang harus ada efek jera juga. Ini kan menyangkut ketertiban masyarakat juga barangkali apalagi keselamatan pengendara yang harus kita jamin gitu,” jelasnya

Masih kata Willi karena jalan di Pacuan Kuda itu merupakan jalan utama atau temasuk jalan protokol.

“Ya paling rawan di titik ini, ya,  sepanjang Jalan pacuan Kuda,” tutupnya.




Banyak Aduan, Dewan Tinjau Langsung Wilayah Pacuan Kuda dan Sekitarnya yang Rawan Kejahatan

pacuan kuda rawan kejahatan

Anggota DPRD Rendiana Awangga: Daerah Pacuan Kuda Rawan Kejahatan Karena Kurangnya Penerangan di Beberapa Titik

BANDUNG, Prolite – Banyak aduan bahwa di wilayah Jl AH Nasution, Pacuan Kuda hingga sudah beberapa kali terjadi insiden, seperti pembegalan, pelemparan batu, hingga aktivitas negatif lainnya. Membuat Anggota Komisi III DPRD Kota Bandung Rendiana Awangga melakukan peninjauan terhadap jalan-jalan tersebut.

Peninjauan yang dilakukan gabungan bersama aparat keamanan TNI/Polri, Kelurahan, Kecamatan, DPKP3, dan Dinas Perhubungan.

“Saya sering menerima banyak aduan, baik sebagai anggota DPRD maupun melalui media sosial bahkan sampai kepada Pak Walikota. Diduga, akar permasalahan dari kejadian-kejadian ini adalah kurangnya pencahayaan di beberapa titik,” jelas Awang sapaan akrabnya politisi dari partai NasDem ini.

“Hari ini saya bersama Pak Camat, Pak Lurah, perwakilan dari Dishub, dan DPKP3 melakukan peninjauan dari Jalan AH Nasution, Pacuan Kuda hingga ke kawasan Puri Dago. Ternyata memang ada berbagai kendala di lapangan,” bebernya.

Pertama kata Awang, ada beberapa titik yang menjadi blank spot karena memang tidak ada lampu sama sekali. Kedua, ada lampu yang sudah terpasang tetapi terhalang oleh ranting-ranting pohon. Ketiga, ada juga lampu-lampu yang mati dan perlu perbaikan.

Selain itu, kata dia terdapat pula kendala kewenangan. Beberapa wilayah, khususnya di sebelah kanan jalur dilewati bukan merupakan wilayah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Bandung.

“Sehingga menjadi tantangan tersendiri yang harus kami pikirkan solusinya. Namun, setelah melakukan pemantauan, kami sudah berkoordinasi dengan DPKP3. Dalam waktu maksimal tiga bulan ke depan, permasalahan-permasalahan ini insyaallah bisa diselesaikan,” tandasnya.

Untuk mengatasi masalah itu kata Awang untuk mengatasi blank spot, akan dibangun tiang penerangan jalan mandiri yang baru di sekitar pacuan kuda, seperti yang akan dilakukan di kawasan Puri Dago. Ada juga yang akan dipasang pada setang PLN.

Untuk lampu yang terhalang ranting pohon penataan dilakukan oleh kewilayahan. Sedang untuk pohon-pohon yang tidak terjangkau oleh petugas di kewilayahan, maka pemangkasan akan dilakukan langsung oleh DPKP3.

“Pemangkasan ini harus dilakukan secara rutin. Meski sudah beberapa kali dilakukan oleh pihak kewilayahan, ada beberapa pohon besar yang memang tidak bisa dijangkau oleh tenaga manusia. Tadi saya juga mendapat informasi bahwa DPKP3 hanya memiliki satu unit mesin pemangkasan yang bisa mencapai ketinggian, dan ini menjadi catatan penting bagi kami untuk segera mengusulkan penambahan alat,” ucapnya.

Disinggung patroli dan pengadaan kamera tersembunyi atau CCTV, Awang menyakini bahwa patroli rutin dilakukan oleh pihak kepolisian atau Polsek terlebih anggota Polsek sudah mengetahui titik-titik mana saja yang rawan di wilayah pacuan kudan dan sekitarnya. Sehingga di titik rawan itu, Polsek mengagendakan pemantauan rutin setiap malam.

“Meskipun tentu tidak bisa secara terus-menerus berada di titik tersebut. Oleh karena itu, CCTV sangat diperlukan. Salah satu usulan yang telah masuk adalah melalui program Prakarsa, yaitu program janji Wali Kota dengan anggaran Rp200 juta per RW. Beberapa RW sudah mengusulkan pemasangan CCTV di wilayah yang rawan tindak kejahatan,” pungkasnya.

Masih kata Awang, hasil tinjauan tadi ditemukan tiga titik lampu yang mati sementara di Puri Dago, akan dibangun 5–7 titik penerangan baru.

“Secara keseluruhan, tahun ini akan dibangun 500 titik PJU (Penerangan Jalan Umum) di Kota Bandung, dan untuk PJU lingkungan, total ada lebih dari titik. Kalau ada keluhan dari masyarakat, khususnya di media sosial, soal kondisi Bandung yang gelap, itu memang karena proses perencanaan belum jbisa langsung dieksekusi meskipun anggarannya sudah ada. Tapi tadi sudah dipastikan oleh Pak Kabid bahwa maksimal dalam tiga bulan ke depan, semua bisa mulai berjalan,” tegasnya.

Awang pun menyampaikan ada tantangan lain yang dihadapi yakni ketika pembangunan menyentuh wilayah yang bukan merupakan kewenangan Pemkot, melainkan pemerintah provinsi atau nasional.

“Ini menjadi kendala koordinasi tersendiri bagi kami. Contohnya seperti di bekas Jalan Padang Golf, yang masuk dalam wilayah kewenangan Pemerintah Provinsi.

“Namun untuk wilayah yang masuk dalam kewenangan Pemkot, seperti area yang kami tinjau hari ini (pacuan kuda dan sekitarnya), pembangunan akan dipastikan berjalan,” pungasknya.

Sementara korban aktivitas negatif di daerah pacuan kuda salah satunya adalah adik anggota DPRD tersebut. Kata Awang adiknya menjadi korban jambret hingga terjatuh dari motor.

“Ya, adik saya pernah menjadi korban penjambretan di kawasan ini (jalan pacuan kuda), sekitar dua tahun lalu. Ia sampai terjatuh akibat kejadian tersebut. Laporan-laporan seperti ini juga masuk melalui pesan langsung (DM) dari masyarakat, yang menyebutkan bahwa kejadian serupa terjadi berulang. Mudah-mudahan tahun ini, karena Pak Wali pun cukup fokus pada wilayah Bandung Timur, permasalahan-permasalahan ini bisa segera dituntaskan. Saya juga diminta oleh beliau untuk mendampingi teman-teman dari SKPD untuk melakukan peninjauan dan tindak lanjut,” tutupnya.




47 Ribu Titik PJU Bakal Dipasang di Kota Bandung

BANDUNG, Prolite – Infrastruktu penerangan lampu jalan di malam hari sangat penting. Pemkot Bandung melalui Dinas Perhubungan akan memasang sebanyak 47 ribu titik PJU (penerangan Jalan Umum) demi Kota Bandung Caang Baranang (terang benderang,red).

Sementara ini masih banyak jalanan di Kota Bandung yang masih gelap dan kurang penerangan. Keadaan ini dapat memicu terjadinya tindak kejahatan. Untuk meminimalisir itu, Pemkot Bandung menggenjot program Bandung Caang Baranang.

Bandung Caang Baranang menjadi salah satu fokus pembangunan yang kini sedang digarap maksimal Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Hal ini disampaikan Wali Kota Bandung, Yana Mulyana seusai acara Bandung Menjawab, Rabu 25 Januari 2023.

“Fokus kami di tahun ini adalah infratruktur. Kami juga terus berupaya untuk terus mewujudkan Bandung Caang Baranang lewat pembangunan dan perbaikan penerangan jalanan umum (PJU) dan penerangan jalan lingkungan (PJL),” ujar Yana.

Senada dengan Yana, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Dadang Darmawan menjelaskan, jika program Bandung Caang Baranang berjalan lancar, Kota Bandung akan memiliki 47 ribu titik PJU.

Pada tahun 2023, Pemkot Bandung akan membangun PJL sebanyak titik di 29 kelurahan. Sedangkan PJU sebanyak 529 titik di 20 kelurahan.

“Kalau misal pada 2023 tereksekusi semuanya, kita sudah punya 47 ribu titik PJU,” papar Dadang.

Menurutnya, Kota Bandung masih membutuhkan lebih titik PJU di luar PJL pada konsep Bandung Caang Baranang. Sebab berdasarkan hitungan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub), idealnya jarak titik PJU yang dipasang itu sejauh 20 meter.

“Mungkin nanti bisa lebih karena dilihat dari lebar jalan. Di Kota Bandung ini panjang jalannya mencapai km. Sudah termasuk jalan kewenangan milik provinsi, nasional, dan kota,” ungkapnya.

Ia menambah, jika lebar jalan mencapai 8 meter, biasanya cukup dipasang penerangan di satu sisi saja. Sedangkan untuk jalan dengan lebar 16 meter atau lebih, membutuhkan dua sisi penerangan.

Baginya, Bandung Caang Barang tak hanya di pusat kota, tapi juga harus bisa sampai menyentuh wilayah-wilayah pemukiman.

“Bandung Caang Baranang bukan hanya di pusat kota, tapi juga di permukiman bisa terang benderang. Makanya program PJL terus kita upayakan pembangunan dan perbaikannya,” akunya.

Perlu diketahui, sebelumnya Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna sempat mengungkapkan, pada tahun 2023, alokasi anggaran PJU dan PJL anggaran sekitar Rp63 miliar.

Ema berharap, alokasi anggaran tahun 2023 ini, bisa secepatnya terealisasi. Sehingga pemetaan titik lampu bisa secepatnya dilakukan.(**/kai)