Kronologis A Teman Korban Penembakan Polisi Ikut Pra-Rekontruksi

Aipda Robig Zaenudin tersangka penembakan siswa SMK 4 Semarang jalani sidang kodeetik (iNews).

Kronologis A Teman Korban Penembakan Polisi Ikut Pra-Rekontruksi

Prolite – Beberapa waktu lalu kasus penembakan oleh oknum polisi kepada seorang siswa SMK 4 Semarang Jawa Tengah ramai di media sosial.

Tersangka penembakan yang merupakan seorang Polisi Aipda Robig Zaenudin sedangkan korban diketahui bernama Gamma Rizkynata (17) siswa SMK.

Dugaan sementara Aipda Robig Zaenudin melepaskan timah panas kepada korban untuk melerai tawuran antar pelajar yang terjadi saat itu.

Saat kejadian terjadi korban yang bersama dengan rekannya berinisial A (17) yang juga merupakan siswa SMK.

Sehari setelah kejadian, A mengaku rumahnya didatangi polisi. Namun orangtuanya sedang bepergian.

detikjateng
detikjateng

Sementara A sedang nongkrong bersama temannya. Sehingga polisi hanya menemui adiknya di rumah yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP.

Lalu, polisi meminta adiknya untuk meneleponnya saat itu juga. Saat mengangkat telepon, dia diajak bertemu oleh polisi di sebuah minimarket di BSB City.

“Habis dijahit itu saya main di uptown mall, lagi foto-foto, ngobrol, main sama teman, terus ditelepon adik. Adik saya itu ternyata posisi HP-nya dipegang polisi, polisi datang ke rumah. Posisi pas tidak ada orangtua itu polisi ke rumah. Akhirnya saya diajak ketemuan di minimarket, ya sudah saya temuin,” ungkap A saat ditemui dengan pendamping hukumnya di SMKN 4 Semarang.

Tepat sebelum bertemu polisi, dia baru mendapat kabar dari temannya bahwa Gamma yang nongkrong bersamanya pada malam sebelumnya meninggal.

“Nah pas di minimarket, sebelum ketemu polisi saya ditelepon Fajar, adik kelas, temannya Gamma. Bilang kalau Gamma meninggal. Itu mau Magrib,” kata A.

Kemudian pada Selasa (27/11) A kembali diminta bertemu polisi untuk dimintai keterangan terkait insiden penembakan itu di Polrestabes Semarang.

Namun, sesampainya di Mapolrestabes, A dibawa polisi menaiki mobil untuk menuju lokasi pra-rekonstruksi di daerah Simongan, tanpa sepengetahuannya.

A yang saat itu mendatangi Polrestabes Semarang hanya seorang diri tanpa di damping orang tua maupun pendamping hukum.

Namun usai sampai di Polrestabes A malah di bawa menggunakan mobil polisi untuk rekontruksi di tempat kejadian.




Polisi Tembak Siswa SMK Hingga Meninggal di Semarang Masih Dilakukan Penyelidikan

Begini Kronologi Polisi Tembak Siswa SMK versi Kapolres Semarang (JPNN).

Polisi Tembak Siswa SMK Hingga Meninggal di Semarang Masih Dilakukan Penyelidikan

Prolite – Kejadian heboh Polisi tembak Siswa di Semarang, Jawa Tengah yang terjadi beberapa waktu lalu membuah heboh masyarakat.

Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar akhirnya menjelaskan kronologi sebenarnya kejadian penembakan tersebut.

Beberapa waktu lalu heboh di media sosial pemberitaan mengenai seorang polisi yang tega meletuskan timah panas ke salah satu siswa SMK.

Diketahui siswa SMK tersebut harus kehilangan nyawanya usai timah panas bersarang di tubuhnya.

detikjateng
detikjateng

Jika sebelumnya bereda isu bahwa sang polisi menembak karen tidak kesengajaan pasalnya siswa SMK tersebut melakukan tawuran.

Berniat untuk melerai tawuran SMK tersebut namun ternyata tembakannya mengenai siswa tersebut.

Irwan Anwar menjelaskan pada rapat dengan Komisi III DPR bahwa kejadian itu disertai dengan bukti berupa rekaman yang dikumpulkan mulai dari CCTV di lokasi hingga dokumentasi dari pelaku tawuran.

Ia menjelaskan mulanya dua kelompok remaja yakni Geng Tanggul dan Geng Seroja berjanjian untuk tawuran pada Minggu (24/11) dini hari. Kedua geng pun bertemu dan tawuran.

Setelah tawuran di awal, kedua geng pun terlibat aksi saling kejar mengejar satu sama lain.

“Salah satu pihak yang kalah melarikan diri,” kata Irwan dalam rapat.

Dalam peristiwa kejar-kejaran itu kelompok korban GRO (17) menjadi pengejar, mengejar geng Seroja.

“Pengejaran ini yang berpapasan dengan anggota di depan Alfamart,” ujarnya.

Pada hari ini, Komisi III rapat dengan Kapolrestabes Semarang membahas soal kasus polisi menembak hingga tewas seorang siswa berinisial GRO (17) di Semarang, Jawa Tengah.

GRO dilaporkan meninggal dunia diduga akibat luka tembak senjata api di tubuhnya.

Warga Kembangarum, Kota Semarang itu telah dimakamkan oleh keluarganya di Sragen pada Minggu (24/11) siang.

Untuk sementara Polisi menduga korban merupakan pelaku tawuran antar-gangster yang terjadi di sekitar wilayah Simongan, Semarang Barat pada Minggu dini hari.

Adapun Aipda R, oknum polisi yang diduga melakukan penembakan saat ini telah ditahan dan menjalani proses hukum.

Sementara pihak keluarga GRO sendiri telah resmi melaporkan dugaan pembunuhan tersebut ke Polda Jawa Tengah.




Film Dokumenter “Petrus” Ditayangkan Mulai 8 Desember 2024: Mengungkap Misteri Penembakan Preman di Era 80-an

Prolite – Film Dokumenter “Petrus” Ditayangkan Mulai 8 Desember 2024: Mengungkap Misteri Penembakan Preman di Era 80-an

Siapa yang nggak penasaran dengan kejadian-kejadian besar dalam sejarah Indonesia yang penuh misteri? Nah, buat kamu yang ingin tahu lebih dalam tentang salah satu kisah gelap di masa lalu, ada kabar menarik!

Film dokumenter “Petrus” yang akan tayang mulai 8 Desember 2024 di layanan pemutaran film berbayar KlikFilm siap mengungkap sisi gelap kebijakan yang dijalankan pemerintah untuk memberantas kejahatan pada tahun 1980-an.

Film ini diangkat dari rangkaian peristiwa penembakan preman yang terjadi selama Operasi Pemberantasan Kejahatan (OPK). Penasaran kan dengan cerita di baliknya? Yuk, simak ulasan lengkapnya!

Petrus: Kisah di Balik Penembakan Misterius di Era 80-an

Film dokumenter “Petrus” menghadirkan sebuah kisah nyata yang berhubungan dengan kebijakan pemerintah di masa lalu yang penuh dengan kontroversi. Pada awalnya, Edy Prass, selaku produser film, memiliki ide untuk membuat film bertema kekerasan, khususnya mengenai preman atau gangster.

Namun, setelah berpikir panjang, ia memutuskan untuk menggali lebih dalam tentang sebuah kejadian besar yang mengguncang masyarakat Indonesia di era 1980-an, yaitu rangkaian penembakan misterius yang dikenal dengan nama Petrus.

Petrus atau penembakan preman misterius ini dilakukan oleh pihak keamanan untuk memberantas kejahatan di berbagai kota, termasuk Yogyakarta. Film ini ingin memperlihatkan peristiwa tersebut dari sudut pandang yang objektif dan menyajikan fakta-fakta yang belum banyak diketahui masyarakat.

Menurut Tri Sasongko Hutomo, sang sutradara, dokumenter ini mengungkapkan kesaksian langsung dari orang-orang yang terlibat atau yang mengalami sendiri dampak dari kebijakan OPK tersebut.

OPK: Operasi yang Menyisakan Misteri

Operasi Pemberantasan Kejahatan (OPK) pertama kali dilaksanakan di Kota Yogyakarta pada tahun 1981 dan kemudian menyebar ke kota-kota besar lain di Indonesia hingga 1983.

Program ini bertujuan untuk memberantas kejahatan dan premanisme yang marak pada masa itu, namun cara yang digunakan—yakni dengan penembakan misterius—menyisakan banyak tanda tanya.

Film “Petrus” akan mengupas peristiwa ini dengan menyajikan kesaksian para tokoh yang mengalami langsung dampak dari operasi tersebut. Salah satunya adalah Yudho, yang sahabatnya, Wahyo, menjadi korban dalam peristiwa ini.

Menurut Yudho, Wahyo adalah sosok yang baik dan tidak pantas menjadi target penembakan. Bahkan, sebelum kejadian, Yudho sempat memperingatkan Wahyo untuk berhati-hati karena ia hanya dipakai oleh preman sebagai alat untuk menjalankan bisnis gelap.

Film Dokumenter yang Menyajikan Fakta dan Kesaksian Langsung

Apa yang membuat film “Petrus” semakin menarik adalah pendekatan objektif yang diambil oleh sutradara, Tri Sasongko Hutomo. Dalam film ini, penonton akan mendengar kesaksian dari para tokoh yang terlibat langsung dalam operasi tersebut.

Mereka akan berbicara tentang bagaimana kehidupan mereka terpengaruh oleh kebijakan pemerintah yang kontroversial ini.

Kesaksian Yudho tentang sahabatnya, Wahyo, menjadi salah satu momen yang cukup menggugah. Yudho merasa tidak adil bahwa Wahyo harus menjadi korban dalam kebijakan yang seharusnya menyasar preman-preman besar, bukan orang-orang yang terperangkap dalam sistem tersebut.

Dalam film ini, kamu akan bisa merasakan bagaimana perasaan para saksi yang hidup dalam ketakutan selama berlangsungnya operasi tersebut.

Pentingnya Film Dokumenter Ini untuk Memahami Sejarah

Selain mengungkap sisi gelap sejarah, film dokumenter “Petrus” juga memberikan gambaran lebih jelas tentang bagaimana kebijakan yang diterapkan pada masa itu bisa berdampak pada banyak orang, baik yang terlibat langsung maupun yang tidak bersalah.

Keberanian para pembuat film untuk menyajikan sisi lain dari sejarah ini menunjukkan pentingnya refleksi terhadap masa lalu, agar kita bisa belajar dari kesalahan yang sudah terjadi.

Film ini tidak hanya mengungkap fakta sejarah, tetapi juga menyoroti dampak sosial dari kebijakan tersebut yang sering kali dilihat sebelah mata oleh masyarakat luas.

Sebagai penonton, kita bisa lebih paham bagaimana kebijakan semacam itu bisa mempengaruhi kehidupan orang-orang biasa yang terjebak dalam situasi tersebut.

Jika kamu seorang pencinta film dokumenter atau tertarik dengan sejarah Indonesia, film “Petrus” adalah pilihan yang sangat tepat untuk ditonton.

Ditayangkan mulai 8 Desember 2024 di KlikFilm, film ini bukan hanya memberikan hiburan, tetapi juga membuka wawasan tentang masa lalu yang kelam dan penuh misteri.

Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan sebuah film yang mengungkap kisah nyata dengan pendekatan yang berbeda dari yang pernah kamu lihat.

Siapkan dirimu untuk menyelami sejarah, mendengarkan kisah dari para saksi, dan berpikir lebih jauh tentang kebijakan yang pernah ada. Tonton “Petrus” dan temukan sendiri misteri yang tersembunyi di baliknya.

Jadi, siap untuk melihat sisi gelap sejarah Indonesia yang belum banyak diketahui? Jangan lupa untuk menandai kalender kamu! 8 Desember 2024, film dokumenter “Petrus” akan tayang hanya di KlikFilm. Pastikan kamu jadi salah satu yang pertama menontonnya!




Donald Trump Ditembak Saat Kampanye: Kondisi Terbaru Sang Mantan Presiden

Donald Trump

Prolite – Donald Trump, kandidat presiden dari Partai Republik di Amerika Serikat, diduga menjadi korban penembakan saat berkampanye di Butler, Pennsylvania, pada Sabtu (13/7/2024) malam waktu setempat, atau Minggu (14/7/2024) pagi WIB.

Insiden ini menimbulkan kehebohan di kalangan pendukungnya dan masyarakat luas. Pelaku diduga merupakan seorang penembak jitu yang secara khusus menargetkan mantan Presiden Donald Trump.

Kasus penembakan yang terjadi di Butler, Pennsylvania, tersebut saat ini tengah diselidiki oleh pejabat penegak hukum sebagai kemungkinan upaya pembunuhan.

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, penembak diketahui berada di luar lokasi kampanye Donald Trump, meningkatkan spekulasi mengenai perencanaan matang di balik aksi ini.

Jaksa Wilayah Butler County, Richard Goldinger, memberikan pernyataan bahwa kepala detektifnya melaporkan penembak berada di sebuah gedung yang berdekatan dengan properti tempat kampanye berlangsung. Namun, ia tidak memberikan rincian tambahan mengenai identitas atau motif penembak.

“Untuk melakukan penembakan ini diperlukan senapan,” kata Goldinger. “Jaraknya hanya beberapa ratus meter.”

Donald J. Trump News on X

Juru bicara Donald Trump, Steven Cheung, juru bicara Trump, mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut,

“Mantan Presiden Trump berterima kasih kepada penegak hukum dan petugas tanggap darurat atas tindakan cepat mereka selama aksi keji ini. Dia saat ini sedang diperiksa di fasilitas medis setempat. Informasi lebih lanjut akan disampaikan seiring perkembangan situasi.” 

Dilansir dari laporan AFP, Trump terlihat mengalami luka di bagian telinga saat diamankan dari panggung kampanye oleh petugas keamanan. Evakuasi langsung dilakukan setelah terdengar suara mirip tembakan di lokasi.

Pria berusia 78 tahun itu terlihat dengan darah di telinga kanannya saat ia dikelilingi oleh petugas keamanan, yang segera mengamankannya dari kerumunan yang terkejut oleh kejadian tersebut.

Meski mengalami insiden yang mengguncang, Trump terlihat masih mempertahankan ketenangannya dengan mengepalkan tangan saat dievakuasi dari panggung.

Sementara penyelidikan terus berlangsung untuk mengungkap motif dan identitas pelaku penembakan ini, suasana kampanye yang semakin memanas menjelang pemilihan presiden semakin mendapat perhatian dari publik dan otoritas keamanan.

Insiden ini menambah ketegangan dalam suasana kampanye yang semakin memanas menjelang pemilihan presiden mendatang.

Pejabat berwenang terus bekerja keras untuk mengungkap dalang di balik penembakan ini dan memastikan keamanan di setiap acara kampanye.




Anggota Densus 88 Tewas oleh Dua Seniornya, Keluarga Akan Lakukan Hukum Adat

Ilustrasi penembakan terhadap anggota Densus 88 Bripda Ignatius dan menewaskannya (Antara).

Hukum Adat Kalimantan akan Dilakukan Kepada Kedua Pelaku Penembakan Anggota Densus 88

BOGOR, Prolite – Insiden tewasnya Anggota Detasemen Khusus, Densus 88 Antiteror Polri Bripda Ignatius Dwi Frisco karena tertembak oleh rekan seniornya.

Anggota Densus 88 Bripda Ignatius tewas karena tertembak oleh kedua seniornya di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri Bogor, Jawa Barat pada Minggu 23 Juli 2023 pada pukul dinihari.

Kedua senior yang melakukan penembakan terhadap Bripda Ignatius berinisial Bripda IMS dan Bripka IG.

Kedua tersangka sudah berhasil di amankan pihak kepolisian untuk melakukan penyelidikan terkait motif kedua pelaku melakukan penembakan dan menewaskan Anggota Densus 88 Bripda Ignatius.

Pihak kepolisian akan menindak tegas kepada kedua pelaku penembakan sesuai hukum pidana yang berkaitan dengan tewasnya Bripda Ignatius beberapa waktu lalu.

@kamidayakkalbar
@kamidayakkalbar

Kabar tewasnya Bripda Ignatius diketahui lewat unggahan akun Instagram @kamidayakkalbar yang viral di media sosial. Dalam video tersebut, diperlihatkan jenazah Bripda Ignatius yang diduga memiliki luka bekas tembakan di belakang telinga.

Dalam video yang viral tersebut menerangkan bahwa sebelum terjadinya penembakan korban dan tersangka terjadi pertengkaran.

Sementara itu, Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar membantah sempat ada pertengkaran sebelum Ignatius tertembak.

Menurut Aswin terjadinya penembakan karena kelalaian yang dilakukan oleh kedua seniornya.

Dalam hal ini keluarga tidak akan tinggal diam ia akan menerapkan hukum adat ‘pati nyawa’ terhadap pelaku penembakan yang sudah menewaskan anaknya itu.

Kuasa hukum dari keluarga korban menjelaskan bahwa akan menggandeng tokoh adat Kalimantan terkait penerapan hukum adatnya untuk kedua pelaku tersebut.

“Hukum adat ini biasa itu kalau di Kalimantan Dayak itu ada namanya pati nyawa, pati nyawa itu telah menghilangkan nyawa orang atau telah mengeluarkan darah,” kata Jelani saat dihubungi, Kamis (27/7).

Jelani menyebut hukum adat ini pernah diterapkan dalam sebuah kasus penganiayaan yang melibatkan anggota TNI pada April 2022. Dalam kasus tersebut, satu orang disebut meninggal dunia.

“(Dalam kasus anggota TNI itu) didenda dengan Rp500 juta. Tapi nanti denda itu biasa berupa kalau Kalimantan itu berupa babi berapa banyak ekor, terus tempayan, piring begitu, nanti yang menentukan tokoh adat dan biasa itu setiap kabupaten itu mendendakan itu, mendenda pelaku ini,” tuturnya.