Bukan Cuma Bisa Baca-Tulis: Yuk Kenali Jenis Literasi yang Sering Terlupakan di Era Digital

Prolite – Bukan Cuma Bisa Baca-Tulis: Yuk Kenali Jenis Literasi yang Sering Terlupakan di Era Digital

Kalau dulu orang dianggap melek literasi saat bisa baca dan nulis, sekarang standar itu sudah jauh berkembang. Di era yang penuh data, visual, dan opini berseliweran di internet, kemampuan literasi kita diuji lebih dalam.

Banyak orang bisa membaca teks, tapi belum tentu bisa membaca data atau grafik dengan benar. Bahkan, belum tentu bisa membedakan mana informasi valid dan mana yang cuma opini tanpa dasar.

Di sinilah pentingnya tiga jenis literasi yang sering terabaikan: literasi data, literasi visual, dan literasi kritis. Ketiganya jadi kunci agar kita nggak mudah tertipu headline bombastis, salah paham soal grafik ekonomi, atau ikut menyebar hoaks yang tampak meyakinkan. Yuk, kenalan satu per satu 3 jenis literasi!

1. Literasi Data: Belajar Memahami Angka di Balik Informasi

Pernah lihat berita dengan kalimat, “Jumlah kasus meningkat 300%”? Nah, literasi data membuat kita bisa nggak langsung percaya begitu saja. Literasi data adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan menggunakan data dalam kehidupan sehari-hari. Ini termasuk membaca tren, statistik, hingga memahami konteks di balik angka.

Menurut riset dari Data Literacy Project (2025), hanya 27% masyarakat global yang merasa percaya diri menafsirkan data dengan benar. Padahal, kemampuan ini penting banget buat banyak hal: dari membaca hasil survei publik, menilai efektivitas kebijakan, sampai memahami data keuangan pribadi.

Contohnya, kalau kamu lihat grafik tentang tingkat pengangguran, literasi data membantu kamu bertanya, “Sumbernya dari mana?”, “Metodenya apa?”, atau “Apakah angka ini sudah disesuaikan dengan populasi?”. Dengan begitu, kamu nggak gampang termakan angka tanpa konteks.

2. Literasi Visual: Nggak Semua Grafik Itu Jujur

Di media sosial, infografis dan visualisasi data sering banget muncul. Tapi tahu nggak? Banyak visual yang dibuat untuk menggiring opini, bukan memberi pemahaman. Nah, di sinilah literasi visual berperan: kemampuan membaca, menafsirkan, dan mengevaluasi makna dari visual data seperti grafik, diagram, atau infografis.

Riset dari University of Amsterdam (2025) menyebutkan bahwa literasi visual jadi salah satu kemampuan paling krusial di dunia digital. Sebab, manusia cenderung lebih mudah percaya pada sesuatu yang divisualkan, apalagi kalau tampilannya keren dan profesional.

Misalnya, grafik batang bisa dibuat tampak “drastis” hanya dengan mengubah skala sumbu Y. Atau infografis politik bisa menonjolkan data tertentu untuk menimbulkan kesan positif atau negatif. Jadi, literasi visual bikin kita bisa melihat di balik tampilan dan bertanya: “Apakah visual ini mewakili data sebenarnya?”

Selain itu, literasi visual juga bermanfaat dalam dunia kerja modern. Banyak perusahaan kini menilai kemampuan karyawan untuk memahami dashboard data atau presentasi visual sebagai bagian dari kompetensi penting.

3. Literasi Kritis: Skill Wajib di Tengah Lautan Informasi

Kalau dua literasi tadi membantu kita membaca data dan visual, literasi kritis adalah kemampuan untuk mempertanyakan dan mengevaluasi sumber informasi. Di era media sosial, setiap orang bisa jadi “penerbit berita”. Tapi nggak semua informasi yang viral itu benar.

Literasi kritis berarti kita berani bertanya:

  • Siapa yang membuat informasi ini?
  • Apa motifnya?
  • Adakah bukti yang mendukung klaim tersebut?
  • Apakah ada bias yang memengaruhi penyajian informasinya?

Dengan literasi kritis, kita bisa menyusun opini pribadi yang berdasar fakta, bukan cuma ikut arus tren atau komentar netizen. Bahkan dalam konteks akademik, literasi kritis membuat siswa dan mahasiswa bisa menulis argumen yang kuat dan logis.

Menurut laporan UNESCO 2025, masyarakat yang memiliki literasi kritis tinggi lebih kebal terhadap misinformasi dan lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi publik yang sehat.

Kenapa Tiga Jenis Literasi Ini Penting di Dunia Modern?

Karena dunia digital saat ini nggak lagi hanya dipenuhi teks, tapi juga data, angka, grafik, dan opini visual. Kita digempur informasi dari berbagai arah — mulai dari berita politik, statistik ekonomi, sampai meme edukatif. Tanpa literasi data, visual, dan kritis, kita bisa jadi korban salah tafsir.

Bayangkan saja, banyak orang percaya klaim “produk A paling laku di dunia” hanya karena melihat grafik tanpa tahu sumbernya. Atau salah menilai situasi ekonomi hanya karena salah membaca tren data. Jadi, tiga literasi ini bukan cuma penting buat akademisi, tapi juga buat siapa pun yang hidup di dunia digital.

Cara Praktis Melatih Jenis Literasi : Data, Visual, dan Kritis

Biar nggak cuma teori, berikut beberapa langkah kecil yang bisa kamu mulai dari sekarang:

  • Baca sumber berita dari beberapa media. Bandingkan cara mereka menyajikan data dan narasi.
  • Pelajari dasar statistik ringan. Misalnya cara membaca persentase, rata-rata, dan grafik sederhana.
  • Analisis infografis di media sosial. Coba cari tahu: siapa pembuatnya, apa sumber datanya, dan apakah skalanya proporsional.
  • Latih berpikir kritis. Saat membaca berita atau opini, tanyakan: “Apakah ada bukti konkret?”
  • Gunakan data dalam aktivitas sehari-hari. Misalnya, buat keputusan belanja atau pekerjaan berdasarkan angka, bukan sekadar perasaan

Yuk, Jadi Pembaca yang Cerdas, Bukan Sekadar Cepat!

Di era di mana semua orang bisa jadi “pemberi informasi”, kemampuan literasi bukan cuma soal membaca cepat, tapi membaca dengan cermat. Literasi data, visual, dan kritis bukan cuma bikin kamu lebih pintar, tapi juga lebih bijak dalam mengambil keputusan.

Mulailah dari hal kecil: baca grafik dengan teliti, pertanyakan sumber berita, dan beranikan diri untuk bilang, “Tunggu, datanya dari mana?” Siapa tahu, dari langkah sederhana itu, kamu bisa jadi bagian dari generasi yang nggak cuma pintar, tapi juga sadar informasi!




Yuk Bangun Budaya Literasi di Sekitarmu! Tips Seru untuk Orang Tua & Guru

Prolite – Yuk Bangun Budaya Literasi di Rumah dan Komunitas! Tips Seru untuk Orang Tua & Guru

Di era digital seperti sekarang, literasi bukan cuma soal bisa baca dan nulis. Lebih dari itu, literasi adalah kemampuan memahami, berpikir kritis, dan mengolah informasi. Nah, masalahnya, banyak anak (dan bahkan orang dewasa) yang mulai kehilangan minat baca karena tergoda gadget dan media sosial.

Padahal, budaya literasi itu penting banget buat pengembangan diri dan masa depan. Jadi, gimana caranya membangun budaya literasi di rumah atau komunitas supaya kegiatan membaca terasa menyenangkan, bukan membosankan? Yuk, simak tips-tipsnya!

Mengapa Budaya Literasi Itu Penting?

Mungkin kamu pernah dengar pepatah, “Buku adalah jendela dunia.” Tapi sebenarnya, literasi bukan cuma soal buku. Literasi membantu kita memahami dunia di sekitar, berpikir lebih kritis, dan bisa mengekspresikan diri dengan lebih baik. Dengan literasi yang kuat, anak-anak tumbuh jadi pribadi yang percaya diri, punya empati, dan mudah beradaptasi.

Menurut laporan UNESCO Global Education Monitoring 2024, negara dengan tingkat literasi tinggi cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan masyarakat yang lebih produktif. Jadi, literasi itu bukan sekadar urusan nilai pelajaran, tapi juga bekal penting untuk kehidupan sosial, karier, dan kesejahteraan mental.

Peran Orang Tua: Jadi Role Model Literasi

Anak-anak meniru apa yang mereka lihat, bukan apa yang mereka dengar. Jadi, kalau orang tua ingin anaknya suka membaca, ya orang tuanya juga perlu menunjukkan kebiasaan itu. Beberapa langkah sederhana bisa dimulai dari sini:

  • Sediakan akses bacaan di rumah. Nggak harus rak buku besar, cukup beberapa buku anak, majalah, atau komik edukatif di sudut ruangan yang mudah dijangkau.
  • Batasi waktu layar. Kurangi penggunaan gadget, terutama saat waktu keluarga. Ganti dengan sesi membaca santai bareng.
  • Diskusi ringan setelah membaca. Tanyakan ke anak, apa yang mereka suka dari cerita itu, atau nilai apa yang bisa dipelajari. Ini melatih anak berpikir kritis dan mengungkapkan pendapat.
  • Jadikan membaca sebagai rutinitas harian. Misalnya, membaca 15 menit sebelum tidur. Dengan begitu, membaca terasa seperti kebiasaan yang alami, bukan kewajiban.

Menurut The Reading Agency UK (2025), anak-anak yang sering melihat orang tuanya membaca cenderung memiliki minat literasi dua kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak.

Peran Guru & Sekolah: Menyulut Semangat Literasi Sejak Dini

 

Sekolah adalah tempat terbaik untuk menumbuhkan cinta baca dan tulis. Guru punya peran penting, bukan cuma mengajarkan teori, tapi juga menanamkan rasa senang terhadap literasi.

Beberapa ide yang bisa dilakukan guru di sekolah:

  • Quiet Reading Time (Waktu Membaca Tenang). Sediakan 10–15 menit setiap pagi untuk membaca buku pilihan sendiri.
  • Klub Buku Sekolah. Siswa bisa berbagi buku favorit dan mendiskusikan isi cerita secara santai.
  • Literasi Digital. Ajarkan anak menggunakan internet untuk mencari informasi positif, menulis blog sederhana, atau membuat resensi buku online.

Dengan pendekatan yang kreatif, sekolah bukan hanya tempat belajar teori, tapi juga jadi ruang eksplorasi ide dan imajinasi. Menurut riset dari Edutopia (2025), siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan literasi sekolah memiliki peningkatan kemampuan menulis hingga 40% dalam satu semester.

Peran Komunitas: Menyebarkan Semangat Lewat Kebersamaan

Budaya literasi nggak bisa tumbuh sendiri. Komunitas punya peran penting dalam memperluas gerakan membaca. Beberapa kegiatan yang bisa dicoba:

  • Grup Baca atau Book Club Lokal. Kumpulkan teman-teman sekampung atau sekompleks buat baca buku bareng setiap minggu.
  • Workshop Menulis & Cerita. Ajak anak dan remaja ikut kelas menulis puisi, cerpen, atau storytelling.
  • Tukar Buku (Book Swap). Aksi kecil tapi seru. Siapa pun bisa menukar buku yang sudah dibaca dengan buku lain.
  • Kampanye Literasi. Adakan acara baca puisi di taman, pameran buku lokal, atau kegiatan sosial berbasis literasi.

Komunitas bisa jadi jembatan penting buat memperkuat rasa kebersamaan dan mendorong anak-anak (juga orang dewasa!) agar terus belajar tanpa merasa sendirian.

Langkah Konkret Membangun Literasi di Rumah

Kalau kamu ingin mulai dari rumah, ini beberapa langkah mudah yang bisa langsung dicoba:

  1. Buat sudut baca yang nyaman. Cukup dengan bantal empuk, penerangan hangat, dan rak kecil.
  2. Challenge membaca 15 menit per hari. Catat buku yang sudah dibaca di papan kecil, beri stiker tiap kali selesai membaca.
  3. Diskusi akhir pekan. Bahas buku atau artikel menarik bareng keluarga.
  4. Gunakan media digital dengan bijak. Ada banyak e-book gratis dan podcast edukatif yang bisa dimanfaatkan.

Langkah kecil ini bisa membentuk rutinitas besar kalau dilakukan secara konsisten. Ingat, literasi itu tumbuh dari kebiasaan, bukan paksaan.

Mulai dari Satu Buku, Bangun Seribu Ide

Budaya literasi nggak harus dimulai dari sesuatu yang besar. Cukup dari satu buku, satu cerita, atau satu percakapan di meja makan. Dari sana, rasa ingin tahu dan semangat belajar bisa tumbuh perlahan.

Yuk, jadi bagian dari gerakan literasi! Entah kamu orang tua, guru, atau anggota komunitas, setiap tindakan kecilmu bisa membuka dunia baru bagi anak-anak dan lingkunganmu. Karena, pada akhirnya, literasi bukan sekadar membaca kata-kata—tapi memahami kehidupan.




Bukan Sekadar Ketua: Belajar Kepemimpinan & Kolaborasi dari Psikologi Pendidikan

Kepemimpinan

Prolite – Bukan Sekadar Ketua: Membangun Kepemimpinan & Kerja Sama di Tugas Kelompok Lewat Psikologi Pendidikan

Siapa pun yang pernah mendapat tugas kelompok pasti tahu: kerja tim bisa jadi pengalaman menyenangkan — atau justru penuh drama. Dari anggota yang ghosting sampai ketua yang terlalu dominan, semuanya bisa memengaruhi hasil akhir.

Tapi, ternyata kunci sukses tugas kelompok bukan cuma soal siapa yang paling pintar, melainkan siapa yang bisa memimpin dan membangun kerja sama. Menurut penelitian psikologi pendidikan terbaru (2025), dinamika kelompok yang sehat bisa meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan emosional anggota tim.

Nah, kalau kamu ingin jadi ketua yang disukai sekaligus efektif, yuk pahami dulu dasar psikologinya!

Psikologi Pendidikan dan Dinamika Kelompok: Bukan Sekadar Bagi Tugas

Dalam psikologi pendidikan, kelompok dipandang sebagai mini-society — ada interaksi sosial, peran, dan motivasi yang bekerja di dalamnya. Penelitian terbaru dari Journal of Educational Psychology (2025) menunjukkan bahwa kelompok yang heterogen (beragam kemampuan dan latar belakang) justru cenderung lebih kreatif, asal pemimpinnya mampu memfasilitasi kerja sama.

Pemimpin kelompok ideal bukan hanya pengatur tugas, tapi juga fasilitator motivasi. Ia tahu kapan harus mendorong, kapan harus mendengarkan. Motivasi intrinsik (dorongan dari dalam diri untuk berkontribusi) jauh lebih efektif daripada sekadar ancaman nilai buruk. Jadi, kalau kamu jadi ketua, tanamkan semangat bahwa tugas ini bukan cuma kewajiban, tapi kesempatan tumbuh bareng-bareng.

Membangun Kepercayaan dan Rasa Tanggung Jawab: Fondasi Tim yang Solid

Salah satu faktor terpenting dalam kerja kelompok adalah trust. Tanpa kepercayaan, semua anggota akan sibuk curiga dan defensif, bukan fokus menyelesaikan tugas. Psikolog organisasi Amy Edmondson menyebut konsep ini sebagai psychological safety — rasa aman untuk berpendapat tanpa takut disalahkan.

Cara membangun kepercayaan? Mulai dari hal sederhana: tepat waktu, terbuka soal progres, dan menghargai komitmen anggota. Jangan langsung menyalahkan kalau ada yang telat menyerahkan bagian; tanyakan dulu penyebabnya dan tawarkan solusi bersama.

Selain itu, kenali kompetensi masing-masing. Kalau seseorang jago desain, beri dia tanggung jawab di bagian visual. Kalau ada yang kuat dalam riset, percayakan pencarian data padanya. Ketika setiap orang merasa perannya penting, rasa tanggung jawab tumbuh dengan sendirinya.

Teknik Motivasi ala Psikologi: Dari Micro Goals sampai Reward Internal

Ketua Kelompok

Menjaga semangat kelompok itu tricky. Di awal, semua bersemangat. Tapi makin lama, energi bisa menurun. Di sinilah teknik motivasi dari psikologi pendidikan bisa membantu.

  1. Setting micro goals – Daripada fokus pada tugas besar yang terasa berat, bagi menjadi target kecil (misal: “Hari ini kita selesaikan outline dulu.”). Ini membuat tim merasa lebih sering mencapai keberhasilan kecil.
  2. Reward internal – Nggak harus selalu imbalan fisik. Pujian, pengakuan, dan ucapan terima kasih sudah cukup membuat anggota merasa dihargai.
  3. Social accountability – Diskusikan progres secara terbuka di grup chat atau pertemuan mingguan. Saat semua tahu siapa yang sudah berkontribusi, motivasi untuk tetap aktif meningkat.

Kombinasi tiga hal ini bisa menjaga energi kelompok tetap stabil sampai tugas selesai.

Kepemimpinan Inklusif: Ruang Aman untuk Semua Suara

Kepemimpinan yang efektif bukan soal siapa yang paling keras bicara, tapi siapa yang bisa membuat semua orang merasa didengar. Dalam kelompok, selalu ada anggota yang pendiam tapi punya ide bagus. Pemimpin yang bijak tahu cara mengeluarkan potensi itu.

Kamu bisa mulai dengan membuat rundown rapat yang memberi ruang untuk setiap anggota menyampaikan pendapat. Hindari dominasi satu suara saja. Kalau ada ide yang berbeda, jangan langsung ditolak; gunakan teknik reframing — ubah sudut pandang agar ide tersebut bisa diolah bersama.

Penelitian dari Harvard Educational Review (2025) menunjukkan bahwa lingkungan belajar inklusif meningkatkan partisipasi hingga 40%. Jadi, keberhasilan kelompok seringkali dimulai dari empati dan keterbukaan pemimpinnya.

Psikologi Konflik: Bedakan Ide vs Personal

Adanya konflik ide dalam kelompok itu wajar, tapi yang berbahaya adalah ketika konflik ide berubah jadi konflik personal. Dalam psikologi sosial, ini disebut relationship conflict, yang bisa merusak kepercayaan dan fokus kerja.

Solusinya adalah komunikasi asertif: sampaikan ketidaksetujuan dengan tetap menghargai lawan bicara. Contoh: daripada bilang, “Kamu salah,” lebih baik, “Aku rasa cara itu bisa kita pertimbangkan, tapi gimana kalau kita coba opsi lain juga?”

Jika situasi mulai memanas, pemimpin bisa berperan sebagai mediator — netral, mendengarkan dua sisi, dan mencari titik temu.

Selain itu, jadikan konflik sebagai bahan refleksi. Kadang perbedaan pendapat justru memunculkan ide terbaik, asal diarahkan dengan baik. Seperti kata pepatah: api memang panas, tapi kalau dikendalikan bisa jadi cahaya.

Jadi Pemimpin yang Bikin Orang Mau Ikut, Bukan Takut!

Kepemimpinan di tugas kelompok bukan soal siapa yang paling dominan, tapi siapa yang bisa membuat semua anggota merasa penting dan terlibat.

Dengan memahami prinsip-prinsip psikologi pendidikan — seperti motivasi, kepercayaan, dan komunikasi asertif — kamu bisa menciptakan kelompok yang bukan cuma produktif, tapi juga harmonis.

Jadi, kalau nanti kamu terpilih (atau ditunjuk paksa) jadi ketua kelompok, jangan panik. Jadilah pemimpin yang bisa menginspirasi, bukan memerintah.

Karena pada akhirnya, tugas kelompok bukan cuma soal nilai, tapi tentang belajar bekerja sama, memahami orang lain, dan tumbuh bareng dalam prosesnya. Siap jadi pemimpin yang bikin tim kamu bangga?




Kasus Pelecehan di SMK Pasundan 2 Bandung Terus Berlanjut, 4 Laporan Sudah Diterima Polrestabes Bandung

Polrestabes Bandung bentuk tim khusus untuk mengusut peristiwa dugaan pelecehan yang terjadi di SMK Pasundan 2 Bandung (Tribatanews).

Kasus Pelecehan di SMK Pasundan 2 Bandung Terus Berlanjut, 4 Laporan Sudah Diterima Polrestabes Bandung

Prolite – Kasus dugaan pelecehan oleh oknum guru yang terjadi di lingkungan sekolah SMK Pasusndan 2 masoh terus berlanjut.

Dalam hal ini Polrestabes Bandung sudah menerima 4 laporan dari alumni dan siswa SMK Pasusndan 2 sendiri.

Kapolrestabes Bandung, Kombes Budi Sartono, mengatakan, “Kami sudah membentuk tim khusus agar kasus ini bisa diterangkan dengan baik dan cepat,” .

Pertama kesus dugan elecehan terungkap karena adanya laporan dari salah satu korban pada 23 September 2025 lalu.

Usai adanya laporan dari salah satu korban tersebut Polrestabes Bandung melakukan penyelidikan dengan meminta keterangan dan membuat laporan.

Namun tak lama berselang kepolisian kembali menerima laporan dari beberapa orang juga sebagai korban tindakan cabul yang dilakukan oleh oknum guru SMK Pasundan 2 Bandung.

“Pada tanggal 25 September, polisi kembali mendapatkan informasi setelah didatangi 10 orang yang kemudian membuat tiga laporan ihwal dugaan tindakan cabul tersebut. Jadi, ada 4 LP yang sudah dilapor di jajaran Polrestabes Bandung. Dari keempat LP tersebut, ada 4 orang yang juga terlapor, yang dilaporkan untuk kasus ini,” ujar Budi.

Keempat terlapor atas dugaan pelecehan terdiri atas oknum guru dan sekuriti SMK Pasundan 2.

“Dari 4 orang yang diduga terlapor, ataupun dilaporkan, ada dugaan guru, dan juga ada security,” tambah Budi.

Pihak kepolisisan berencana akan memanggil saksi tambahan untuk dimintai keterangan lebih lanjut atas kejelasan dugaan peristiwa pelecehan yang terjadi di lingkungan sekolah, yang memang seharusnya menjadi tempat aman untuk menuntut ilmu.




Mengawal Demokrasi Lokal: FISIP UNIBBA Hadirkan Ketua Bawaslu

Mengawal Demokrasi Lokal FISIP UNIBBA Hadirkan Ketua Bawaslu (dok).

Mengawal Demokrasi Lokal: FISIP UNIBBA Hadirkan Ketua Bawaslu

Prolite – FISIP Universitas Bale Bandung (UNIBBA) menggelar kuliah umum bertajuk “Mengawal Demokrasi di Tingkat Lokal: Temuan Bawaslu dalam Dinamika Politik Kabupaten Bandung” pada hari Sabtu (27/9). Dalam kesempatan ini, Ketua Bawaslu Kabupaten Bandung hadir sebagai pembicara utama untuk membedah berbagai dinamika politik lokal, termasuk tantangan pengawasan pemilu serta upaya menjaga kualitas demokrasi di tingkat daerah, khususnya Kabupaten Bandung, didampingi Dosen Tetap dari FISIP UNIBBA, yakni .

Ketua Bawaslu periode 2023-2028, yakni Kahpiana, menjelaskan secara komprehensif terkait temuan-temuan maupun pelanggaran pemilu yang terjadi menjelang pemilu legislatif dan pemilihan presiden tahun 2024 di Kabupaten Bandung. Ragam temuan secara komprehensif dijelaskan mulai dari temuan dan persentasi politik uang, pelanggaran alat peraga kampanye, hingga konflik terbuka antara tim sukses di lapangan. Bawaslu mengklaim bahwa pemilu 2024 telah terwujud secara kondusif, jujur, dan adil.

dok
dok

Sebagai bagian dari iron stock, peserta yang terdiri dari mahasiswa Ilmu Pemerintahan dari seluruh angkatan, bergantian memberikan pertanyaan, sekaligus keluh kesah yang terjadi di lapangan. Mengingat, tidak sedikit pula mahasiswa Ilmu Pemerintahan UNIBBA yang pada saat pemilihan umum 2024 berlangsung, bertugas sebagai petugas pemilu baik di tingkat Desa maupun Kecamatan. Kegiatan berlangsung hidup karena adanya agenda pertukaran opini, sharing pengalaman, dan pembagian cindera mata dari penyelenggara maupun narasumber dari Bawaslu. Mahasiswa Ilmu Pemerintahan UNIBBA juga banyak berbagi pengalaman dari kegiatan belajar mengajar, mengingat, bagian dari kurikulum FISIP UNIBBA mendorong mahasiswa untuk terjun ke lapangan dalam program magang, baik di Partai Politik, KPU, maupun Bawaslu. Sehingga, kehadiran Kahpiana beserta rombongan Bawaslu bukanlah pertemuan baru, melainkan reuni kecil bagi sebagian mahasiswa.

Dekan FISIP UNIBBA, Rendy Adiwilaga, yang juga aktif menulis tentang demokrasi dan partai politik baik Jurnal maupun buku, menanggapi kegiatan ini secara positif. Menurutnya “kami menginisiasi acara ini sebagai upaya kami mempersiapkan lulusan yang tidak cuma fasih dalam teori, tapi juga peka terhadap situasi dan dinamika lapangan sebagai bagian dari serunya demokrasi. Saya berharap, apa yang saya tulis, juga kami dosen-dosen yang concern di bidang ini, dapat dibuktikan oleh mahasiswa dari pengamatannya melalui point of view pelaksana langsung. Alhamdulillah, respon teman-teman juga positif. Memang ini acara kita bersama”

Di waktu yang berbeda, ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan, Rifi Rivani Radiansyah, juga menjelaskan “ya acara ini memang acara rutin kami, setiap awal semester kami melaksanakan kuliah umum tidak hanya sebagai seremoni belaka, tapi kami juga mempersiapkan mahasiswa agar ‘meregangkan’ otaknya untuk bersiap menyambut semester yang seru ke depannya. Kuliah bukan sesuatu yang menakutkan, tapi sesuatu yang men-challenge teman-teman mahasiswa agar selalu terus updating dan menjadi manusia lebih baik lagi di hari esok”.

FISIP UNIBBA merupakan fakultas yang fokus pada keilmuan sosial politik, dan merupakan satu-satunya di Bandung Selatan. Selain mengusung tagline “harmonis, humanis, progresif”, FISIP UNIBBA juga memperkenalkan dirinya sebagai kampus “sadar HAM, ramah gender, dan anti korupsi”. Dekan FISIP UNIBBA dalam wawancara lanjutan juga menjelaskan bahwa ke depan, FISIP UNIBBA akan dirancang sebagai laboratorium negarawan, sebagai lanjutan dari visi misinya menciptakan lulusan berintegritas dan anti korupsi.

Kegiatan kuliah umum sendiri merupakan kegiatan yang rutin dilakukan setiap awal semester baik genap maupun ganjil. Setelah sebelumnya mengundang praktisi birokrasi, anggota legislatif, maupun pakar bereputasi nasional, di tahun ini, FISIP UNIBBA mengundang perwakilan praktisi dari kalangan profesional. Diharapkan ke depan, FISIP UNIBBA mampu melebarkan sayap dan reputasinya dengan mengundang narasumber skala nasional maupun internasional. Dari Bandung Selatan, untuk Indonesia dan dunia, salam hangat dari FISIP UNIBBA.




Mendikdasmen Larang Game Roblox Dimainkan Oleh Anak-anak

Ilustrasi Game Roblox (telkomsel).

Mendikdasmen Larang Game Roblox Dimainkan Oleh Anak-anak

Prolite – Aplikasi game Roblox mungkin sudah tidak asing lagi, permainan yang sering dimainkan oleh anak-anak ini kini dilarang untuk dimainkan.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, baru-baru ini menyampaikan larangan kepada anak-anak untuk bermain game Roblox.

Menurutnya, game ini memuat unsur kekerasan yang dikhawatirkan dapat ditiru oleh anak-anak dalam kehidupan nyata.

Maka dari kepada para siswa di imbau untuk tidak terlalu lama bermain ponsel dan jauhi dari konten kekerasan.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti

“Itu kan banyak kekerasan ya di game itu, kadang-kadang anak-anak ini tidak memahami bahwa yang mereka lihat itu kan sebenarnya sesuatu yang tidak nyata,” ujar Abdul Mu’ti sebagaimana dikutip dari .

“Sehingga karena itu kadang-kadang praktik kekerasan yang ada di berbagai game itu, itu memicu kekerasan di kehidupan sehari-hari anak-anak,” lanjutnya.

Game yang satu ini memang sangat popular di kalangan anak-anak terutama di kalangan anak usia 13 tahun ke bawah.

Aplikasi Roblok sendiri dikategorikan sebagai game ramah anak oleh Play Store, dengan catatan perlu pengawasan dari orang tua.

Lewat fitur Roblox Studio, pengguna bisa mendesain permainan yang kemudian bisa dibagikan dan dimainkan oleh orang lain.

Di dalamnya tersedia jutaan game dari berbagai genre, mulai dari balapan, petualangan, memasak, memancing, hingga bertani.

Game yang resmi diluncurkan ke public pada tahun 2006 ini langsung diminati banyak pengguna aktif bahkan hingga saat ini jumlahnya terus meningkat hingga 111,8 juta orang.




Siswa Tidak Lolos SPMB 2025 Bisa Daftar Kembali di Tanggal 10-11 Juli

Ilustrasi SPMB (Kapol.id).

Siswa Tidak Lolos SPMB 2025 Bisa Daftar Kembali di Tanggal 10-11 Juli

Prolite – Hasil seleksi Sistem Penerimaan Siswa Baru (SPMB) Kota Bandung 2025 untuk jenjang SD dan SMP sudah diumumkan pada Senin 7 Juli 2025.

Pengumuman ini disampaikan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung melalui kanal YouTube resminya.

Setelah resmi hasil SPMB untuk jalur Domisili, Mutasi, Afirmasi, dan Prestasi maka calon siswa bisa langsung melakukan daftar ulang.

Dalam keterangannya, Kepala Disdik Kota Bandung Asep Saeful Gufron memaparkan, hasil seleksi SPMB Kota Bandung 2025 dapat dilihat secara online di laman dengan login terlebih dahulu. Bila calon siswa dinyatakan lolos di sekolah tujuan, maka langkah selanjutnya adalah daftar ulang.

“Bagi yang sudah dinyatakan diterima di sekolah, tujuan bagi jenjang SD maupun SMP, untuk melakukan konfirmasi daftar ulang secara online pada tanggal 8 sampai dengan 9 Juli 2025,” ungkap Asep.

Bagaimana bila calon siswa dinyatakan tidak lolos seleksi di sekolah-sekolah negeri yang telah dipilih? Asep menjelaskan, bahwa calon siswa masih dapat berkesempatan untuk mendaftar di sekolah negeri lain yang kuotanya belum terpenuhi.

Untuk sekolah yang masih memiliki sisa kuota jalur prestasi, ia mengatakan, kuota tersebut akan dilimpahkan ke kuota prestasi lainnya. Bila setelah dilimpahkan kuota masih tetap tersisa, maka kuota tersebut akan dilimpahkan ke pendaftar jalur domisli.

“Kebijakan ini pun sama terhadap kuota jalur afirmasi dan jalur mutasi. Yang belum terpenuhi akan dilimpahkan ke jalur domisili,” terangnya.

Adapun daftar sekolah-sekolah mana saja yang masih memiliki sisa kuota dapat dilihat dan diisi melalui laman SPMB Kota Bandung pada 10-11 Juli 2025, mulai pukul hingga pukul WIB. Sehingga, calon murid yang belum lolos seleksi dapat memilih sekolah-sekolah yang masih memiliki sisa kuota di waktu tersebut.

“Sementara bagi calon murid jalur afirmasi jenjang SMP yang tidak lolos pada pilihan 1, 2, 3, dan 4, bisa memilih sekolah negeri yang kuotanya masih kosong. Atau dapat juga memilih sekolah swasta (terdaftar) yang belum terpenuhi,” jelas Asep.




Ingat Jam Masuk Sekolah Mulai 14 Juli Berubah Menjadi Pukul 06.30 WIB

Peraturan jam masuk sekolah di tahun ajaran baru pelajar di Jawa Barat (Bank Mega).

Ingat Jam Masuk Sekolah Mulai 14 Juli Berubah Menjadi Pukul WIB

Prolite – Peraturan jam masuk sekolah untuk para pelajar di Jawa Barat berubah mulai tahun ajaran baru menjadi pukul WIB.

Perubahan jam masuk sekolah ini sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Perubahan waktu ini bermaksud untuk lebih efektif pada satuan Pendidikan di Provinsi Jawa Barat.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Purwanto menjelaskan, jam masuk sekolah pukul WIB mulai berlaku di tahun ajaran 2025/2026 yang akan dimulai pada Senin 14 Juli mendatang. Purwanto menyebut, jam masuk itu berlaku untuk seluruh jenjang pendidikan.

“Iya mulai tahun pelajaran baru 2025/2026 aja. Kan Pak Gubernur sudah ngirim (surat edaran) ke bupati, wali kota, kami juga sudah menyampaikan ke SD, SMP, SMA,” kata Purwanto, Selasa (8/7/2025).

Oleh karena itu seluruh siswa di Jawa Barat di minta bersiap dengan perubahan jam masuk sekolah yang akan berlaku pada hari Senin (14/7) mendatang.

Namun begitu, Purwanto menyebut, kebijakan itu bersifat opsional, yakni jam masuk pukul WIB diberlakukan dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti kondisi wilayah dan kultur di masing-masing sekolah.

Menurutnya, sekolah dibolehkan mengajukan dispensasi kepada kantor cabang dinas setempat untuk menyesuaikan jam masuk. Nantinya, kantor cabang dinas akan melakukan verifikasi alasan sekolah mengajukan dispensasi jam masuk.

“Jadi opsional itu tergantung teritorialnya. Kalau misalnya territorial tidak memungkinkan karena alasan keamanan dan lain-lain itu bisa diajukan ke cabang dinas dan nanti diverifikasi, benar enggak faktor keamanan atau malas saja gitu kan,” tutur Purwanto menambahkan.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh Gubernur Jawa Barat untuk para pelajar bukan hanya berubah jam masuk sekolah saja namun diberlakukan jam malam untuk para pelajar hingga tidak boleh membawa kendaraan bermotor ke sekolah.




Hari Ini Pengumuman Hasil SPMB 2025 Tingkat SD dan SMP, Buruan Cek Hasil Seleksi

SPMB Kota Bandung (Istagram).

Hari Ini Pengumuman Hasil SPMB 2025 Tingkat SD dan SMP, Buruan Cek Hasil Seleksi

Prolite – Hari ini pengumuman hasil seleksi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 Kota Bandung untuk tingkat SD dan SMP.

Pengumuman hasil ini SPMB dengan jalur domisili, mutasi, afirmasi, dan prestasi akan diumumkan pada hari ini Senin (7/7).

Saat ini seluruh orang tua calon siswa dapat mengecek pengumuman hasil seleksi yang baik yang melalui jalur domisili, mutasi, afirmasi, dan prestasi.

Seluruh tahap sudah di jalani dan kali ini hasilnya akan diketahui untuk seluruh orang tua apakah anak diterima di sekolah pilihan atau tidak.

Berikut cara mengecek hasil seleksi Sistem Penerimaan Murid Baru Kota bandung 2025 untuk jenjang SD dan SMP:

  1. Buka link: 
  2. Pilih menu “Hasil Seleksi” di bagian atas halaman.
  3. Pilih SD atau SMP
  4. Pilih sekolah tujuan sesuai dengan jalur yang didaftarkan
  5. Akan muncul daftar peringkat peserta lengkap dengan kode pendaftar, nama, asal sekolah, tanggal lahir, dan skor nilai.

Bagi peserta yang lolos, bisa melanjutkan proses selanjutnya yakni daftar ulang pada 8 dan 9 Juli 2025.

Usai melakukan daftar ulang para murid baru akan kemudian masuk pada hari pertama masuk sekolah serentak pada 14 Juli 2025 mendatang.




Peraturan Jam Malam Pukul 21.00 – 04.00 Dihentikan Sementara Selama Libur Sekolah

Ilustrasi Jam Malam (CNN).

Peratran Jam Malam Pukul – Dihentikan Sementara Selama Libur Sekolah

Prolite – Pemberlakuan jam malam yang diberikan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk pelajar di Kota Bandung sudah mulai berlaku sejak beberapa waktu yang lalu.

Sebelumnya Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengeluarkan surat edaran perihal pemberlakuan jam malam untuk seluruh siswa di Kota Bandung.

Namun selama libur sekolah jam malam untuk pelajar ini dihentikan sementara oleh Kang Dedi Mulyadi sapaan akrabnya.

Pemerhentian sementara ini disampaikan Kang Dedi melalui surat edaran dan berlaku selama masa libur sekolah.

Polda Jabar
Polda Jabar

Dengan adanya peraturan ini ia bermaksud agar menciptakan suasana kondusif bagi perkembangan generasi muda Jawa Barat berkarakter.

Kebijakan ini juga diterapkan demi terciptanya generasi Gapura Panca Waluya yang memiliki nilai-nilai cageur (sehat), bageur (berbudi pekerti), bener (berintegritas), pinter (berpengetahuan), dan singer (cekatan).

“Jam malam belum diterapkan lagi, karena sudah masuk masa libur sekolah. Nanti setelah libur sekolah kita akan lakukan lagi patroli,” ujar Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan di Balai Kota, Senin (30/6/2025).

Selama ini jam malam diberlakukan pukul WIB dan aktivitas para pelajar diawasi pada jam-jam yang sudah ditentukan, kemudian jika ada yang melanggar langsung diberikan pembinaan.

Meski dihentikan sementara, pihaknya tetap bakal melakukan pengawasan di sejumlah titik rawan di Kota Bandung. Sebab, selama momen libur sekolah ini banyak pelajar yang ugal-ugalan saat berkendara di malam hari.

“Hasil analisis kita, menunjukkan bahwa kita ini harus mewaspadai masa libur sekolah, karena anak-anak sekolah ini teh sering aber-aberan pakai motor kan. Nah eta teh rawan, itu saja yang sering kita perhatikan sebaik-baiknya,” kata Farhan.