Masjid Raya Bandung Bakal Jadi Tempat Gelaran Seni Budaya Religi

Masjid Raya Bandung Bakal Jadi Tempat Gelaran Seni Budaya Religi (dok).

Masjid Raya Bandung Bakal Jadi Tempat Gelaran Seni Budaya Religi

Prolite – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tengah mematangkan arah pengembangan Masjid Raya Bandung sebagai ruang ibadah yang aktif menghidupkan kegiatan seni budaya berbasis religi.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan menyebut, penguatan isi dan aktivitas masjid akan menjadi prioritas utama sebelum berbicara tentang aspek fisik bangunan.

“Hal yang paling penting dari masjid itu adalah isinya dulu. Ruang fisiknya sudah sangat luas, orang. Nah, bagaimana caranya energi ini bisa betul-betul terasa sampai . Jadi kita mesti banyak membuat kegiatan-kegiatan budaya berbasis religi,” ujar Farhan usai menghadiri kegiatan Karsa Asih Hari Lahir . Wiranatakusumah V di Masjid Raya Bandung, Minggu 23 November 2025.

Farhan menuturkan, Masjid Raya Bandung akan diarahkan sebagai corong nilai-nilai kebaikan, khususnya bagi wargi Bandung.

Hal ini sejalan dengan keberadaan dua menara masjid yang secara filosofis menjadi media penyiaran pesan kebaikan kepada masyarakat.

“Lewat kegiatan dan dua menara ini, kita ingin menjadikan Masjid Agung ini sebagai corong nilai-nilai kebaikan di Kota Bandung,” katanya.

Salah satu kegiatan yang akan kembali dihidupkan adalah festival bedug, yang disebut Farhan mulai jarang digelar di Kota Bandung. Ia akan berkomunikasi dengan Gubernur Banten untuk memperkaya konsepnya.

“Contohnya festival bedug. Itu sudah jarang di Bandung. Nanti ada Disbudpar akan bikin festival bedug di sini. Kami juga ngobrol dengan Pak Gubernur Banten karena salah satu bedug yang paling bagus se-Indonesia ada di Banten,” jelasnya.

Farhan menilai, pendekatan kebudayaan ini akan menjadi jiwa yang mengisi suasana khas Masjid Raya Bandung ke depan.

“Percuma kita bicara fisik apabila jiwanya tidak ada. Kita isi dulu jiwanya,” ucapnya.

Sembari mempersiapkan program-program tersebut, Pemkot Bandung juga fokus mengoptimalkan konsep yang sudah ada, termasuk menjaga kebersihan dan ketertiban kawasan.

“Sementara ini dulu, ya. Kita lihat konsep yang sudah ada lalu kita optimalkan, terutama masalah kebersihan dan ketertiban di daerah,” kata Farhan.

Sedangkan mengenai pengerjaan kawasan Alun-Alun Bandung, yang terhubung langsung dengan area masjid, Farhan berharap penyelesaiannya dapat dirampungkan sesuai target.

“Mudah-mudahan selesai. Mudah-mudahan kita bisa merayakan tahun baru di sana,” ujarnya.

Sebagai informasi, kegiatan Karsa Asih Hari Lahir . Wiranatakusumah V dihadiri sejumlah pihak. Antara lain keluarga besar . Wiranatakusumah V termasuk Gubernur Banten, Andra Soni.

Dengan penguatan fungsi budaya dan religius, Pemkot Bandung berharap Masjid Raya Bandung tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga ruang berkegiatan yang menggugah, membangun nilai, dan memberi energi positif bagi masyarakat.

 




Wisuda 105 Siswa Sekolah Lansia Bahagia Antapani, Farhan: Pemberdayaan Lansia adalah Masa Depan Kota

Wisuda 105 Siswa Sekolah Lansia Bahagia Antapani (dok).

Wisuda 105 Siswa Sekolah Lansia Bahagia Antapani, Farhan: Pemberdayaan Lansia adalah Masa Depan Kota

Prolite – Kebahagiaan terpancar di Aula Kwarcab Kota Bandung, Jalan LLRE Martadinata, pada Sabtu, 22 November 2025, saat 105 siswa Sekolah Lansia Bahagia Antapani resmi diwisuda.

Selain itu, sebanyak 19 Duta Lansia Kota Bandung turut dikukuhkan sebagai bagian dari upaya memperkuat peran lansia dalam pembangunan sosial di Kota Bandung.

Acara syukuran ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, yang membuka sambutannya dengan doa dan ungkapan syukur.

Ia menilai, kegiatan pemberdayaan lansia merupakan bagian dari teladan kebaikan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.

Pemkot Bandung
Pemkot Bandung

“Dasar dari setiap perbuatan baik adalah keimanan. Puncak keimanan itu adalah memberi manfaat bagi sesama manusia,” ujar Farhan.

Farhan mengatakan, kolaborasi lintas kelembagaan sangat dibutuhkan, mengingat isu lansia tidak bisa ditangani hanya oleh satu instansi.

“Ada empat kelompok rentan yang menjadi fokus kami: lansia, disabilitas, perempuan, dan anak-anak. Kalau kita bisa memberdayakan empat kelompok ini, maka masyarakat akan maju secara keseluruhan,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota menyoroti pendekatan pembelajaran di Sekolah Lansia Bahagia, terutama pelatihan musik yang dianggapnya memiliki dampak positif besar bagi daya ingat dan kesehatan mental.

“Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Banyak di antara kita yang baru belajar musik di usia senja, dan itu sangat mungkin dilakukan,” katanya.

Ia mengutip pesan seorang akademisi Universitas Indonesia, Dr. Bobby:
“Memberdayakan bukan memperkaya, tapi mengembalikan harkat dan martabat.”

Farhan juga menyinggung fenomena menurunnya kondisi fisik, emosi, dan daya ingat seiring bertambahnya usia.

Menurutnya, hal tersebut dapat diatasi melalui aktivitas positif, seperti yang dilakukan para siswa Sekolah Lansia Bahagia.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan prosesi wisuda 105 siswa dan pengukuhan 19 Duta Lansia Kota Bandung.

Para duta ini diharapkan menjadi motor penggerak inspiratif dalam komunitas masing-masing.

Acara berlangsung hangat, penuh keakraban, dan menjadi bukti bahwa Kota Bandung semakin serius mewujudkan diri sebagai kota ramah lansia, sekaligus kota yang mendorong warganya untuk terus berkarya sepanjang hayat.




Pemkot Bandung Bertahap Angkut 500 Meter Kubik Sampah di TPS Pasar Ciwastra

Pemkot Bandung Bertahap Angkut 500 Meter Kubik Sampah di TPS Pasar Ciwastra (dok).

Pemkot Bandung Bertahap Angkut 500 Meter Kubik Sampah di TPS Pasar Ciwastra

Prolite – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus melakukan upaya penanganan sampah di berbagai titik, termasuk di TPS Pasar Ciwastra yang saat ini mengalami penumpukan hingga mencapai sekitar 500 meter kubik.

Kondisi ini terjadi akibat tingginya volume sampah masuk dibandingkan sampah yang dapat diangkut setiap harinya.

Kepala Zona Kordoba, Ade Saepudin menjelaskan, TPS Pasar Ciwastra sudah berada pada kondisi over kapasitas.

“Kawasan tersebut ini over kapasitas, bisa sampai 500 meter kubik. Sampah yang masuk ke TPS lebih banyak dari yang keluar karena adanya kuota pengangkutan,” jelasnya di TPS Ciwastra, Jumat 21 November 2025.

Berdasarkan pantauan Humas Kota Bandung, terdapat 4 armada truk tronton yang saat ini melakukan pengangkutan secara bertahap.

Setiap truk tronton mampu mengangkut 25–28 meter kubik sampah sekali jalan, sehingga proses penanganan membutuhkan waktu dan pengaturan ritme pengangkutan.

Ade menuturkan, keberhasilan pengelolaan sampah tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah. Peran serta masyarakat menjadi sangat penting.

“Kami mohon bantuan masyarakat. Jangan hanya mengandalkan pemerintah kota. Pengelolaan sampah harus dimulai dari rumah tangga, dari RT dan RW,” ujarnya.

“Pilah sampah yang masih bisa dimanfaatkan atau dijual. Sisanya baru dibuang sebagai residu ke TPS,” imbuhnya.

Ia mengatakan, tanpa pemilahan dari sumbernya, TPS mana pun akan terus kewalahan.

“Kalau semuanya langsung dibuang begitu saja, pemerintah kota akan tetap kewalahan. Kita harus ubah cara kelola sampah mulai dari rumah,” ucap Ade.

Pemkot Bandung mengajak seluruh warga untuk berkolaborasi menjaga kebersihan lingkungan dengan membiasakan pemilahan sampah, mengurangi sampah harian, dan mendukung program pengelolaan sampah berkelanjutan di tingkat wilayah.




Kota Bandung Dukung Kolaborasi Tekstil RI–Australia Dorong Konsep “Designed in Australia, Crafted in Indonesia”

Kota Bandung Dukung Kolaborasi Tekstil RI (dok).

Kota Bandung Dukung Kolaborasi Tekstil RI–Australia Dorong Konsep “Designed in Australia, Crafted in Indonesia”

Prolite – Industri tekstil Indonesia kembali tampil sebagai pusat perhatian dalam seminar bertajuk Indonesia: Sustainable Sourcing Hub For Textile, Apparel, and Beyond yang digelar di Melbourne Australia, Kamis, 20 November 2025.

Seminar Ini menjadi penutup dari rangkaian Global Sourcing Expo (GSE) 2025 dan menghadirkan diskusi strategis mengenai peluang rantai pasok tekstil antara Indonesia dan Australia.

Dalam forum tersebut, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin menyebut, kesiapan pelaku industri kecil menengah (IKM) Kota Bandung untuk memperluas pasar ekspor, terutama melalui kemitraan manufaktur dengan pelaku industri kreatif Australia.

“Bandung secara historis merupakan jantung ekosistem tekstil dan garmen Indonesia, dari hulu hingga hilir,” ujar Ronny.

Menurutnya, peluang pasar Australia semakin terbuka melalui IA-CEPA, meningkatnya minat terhadap produksi etis, serta kebutuhan order skala kecil berkualitas tinggi.

Hal itu dinilai selaras dengan keunggulan IKM Bandung yang menguasai produksi kreatif, desain, pewarnaan alami, hingga small-batch premium untuk pasar internasional.

Pada sesi utama, Duta Besar Indonesia untuk Australia dan Vanuatu, Siswo Pramono menyebut, Indonesia memiliki daya saing yang kuat dalam rantai pasok global.

Ia menjelaskan, nilai ekspor tekstil Indonesia meningkat dari USD 9,1 miliar pada 2020 menjadi sekitar USD 11 miliar pada 2024.

Meski menghadapi tantangan seperti tarif tinggi di pasar AS dan kompetisi produk murah impor, Indonesia tetap memiliki keunggulan berupa infrastruktur industri, tenaga terampil, dan kapasitas produksi besar. Kolaborasi dengan Australia dinilai penting untuk meningkatkan daya saing bersama.

Konsep “Designed in Australia, crafted in Indonesia” kemudian menjadi gagasan utama dalam diskusi. Menurut Dubes, Indonesia menawarkan efisiensi produksi dan pengalaman manufaktur, sementara Australia memiliki kekuatan pada kemampuan desain dan orientasi ekspor yang meningkat.

Dengan kerja sama ini, Australia dapat mengembangkan produk unggulan dengan biaya kompetitif, sementara Indonesia mendapatkan peningkatan nilai tambah pada kapasitas industrinya.

Potensi kolaborasi semakin relevan mengingat industri tekstil Australia menunjukkan peningkatan signifikan. Pada 2020, Australia mengekspor sekitar USD 230 juta produk tekstil, dan angka itu melonjak menjadi hampir USD 500 juta pada 2024.

“Peningkatan ini dapat menjadi titik temu, di mana kedua negara memperkuat daya saing bersama, bukan saling berkompetisi,” ujarnya.

Ia optimis, Indonesia–Australia dapat menciptakan model produksi masa depan. Ia menegaskan bahwa kolaborasi kedua negara bukan sekadar transaksi jual beli, melainkan penciptaan daya saing bersama di pasar global.

“Bekerja bersama bukan hanya akan meningkatkan efisiensi, tetapi juga menciptakan masa depan industri tekstil yang lebih kreatif, berkelanjutan, dan kuat secara global,” ungkapnya.

Sementara itu, salah seorang buyer Australia, Ahmad Roesdy menilai, Indonesia menawarkan keseimbangan antara kapasitas produksi, kualitas, dan kepatuhan etis. Para pelaku industri Australia dinilai semakin membutuhkan mitra yang tidak hanya efisien, tetapi juga memiliki standar keberlanjutan.

“Kami melihat Indonesia bukan hanya pemasok, tetapi mitra strategis untuk membangun rantai pasok yang etis dan inovatif,” ujarnya.

Seminar tersebut menyimpulkan bahwa kerja sama Indonesia–Australia bukan lagi peluang, tetapi langkah strategis untuk membangun rantai pasok tekstil yang kompetitif, berkelanjutan, dan berorientasi ekspor.

Kota Bandung menempatkan diri sebagai motor utama dalam misi tersebut, membawa industri kreatif lokal melangkah ke pasar global.




GSE Melbourne 2025 Buka Peluang Ekspor Baru Produk Kota Bandung

GSE Melbourne 2025 Buka Peluang Ekspor Baru Produk Kota Bandung (dok).

GSE Melbourne 2025 Buka Peluang Ekspor Baru Produk Kota Bandung

Prolite – Kesempatan ekspor produk kreatif Bandung semakin terbuka luas setelah mengikuti Global Sourcing Expo (GSE) Melbourne 2025, yang digelar 18–20 November 2025 di Melbourne Convention & Exhibition Centre. Pameran internasional ini mempertemukan ribuan buyer, importir, dan distributor dari Australia, Asia Pasifik, hingga Eropa.

Kepala Disdagin Kota Bandung, Ronny Ahmad Nurudin menyampaikan, beberapa buyer sudah menunjukkan ketertarikan terhadap produk Bandung sejak awal pameran.

Ia menilai, potensi kerja sama dengan pasar Australia sangat besar karena kebutuhan pasar yang cocok dengan karakter produk lokal.

Australia memiliki daya beli tinggi dan pasar konsumsi yang luas untuk produk tekstil, kerajinan, dan homeware. Hal ini membuat keikutsertaan pelaku IKM Bandung menjadi langkah strategis dalam memperbesar peluang ekspor.

Ronny menjelaskan, beberapa pelaku usaha Bandung yang kembali berpartisipasi di tahun ini telah memiliki pengalaman menjalin transaksi dengan buyer Australia.

Keikutsertaan kembali membuktikan produk asal Bandung memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan negara lain.

Sebanyak sembilan pelaku usaha Bandung menampilkan produk yang sudah teruji kualitasnya dan siap bersaing secara global. Produk tersebut dikurasi untuk memenuhi standar ekspor, mulai dari kualitas bahan hingga keberlanjutan produksi.

Pemerintah Kota Bandung menargetkan, GSE 2025 dapat menghasilkan peningkatan transaksi perdagangan internasional, sekaligus memperkuat citra Bandung sebagai kota kreatif yang aktif menembus pasar dunia.

Dengan antusiasme buyer dan dukungan pemerintah, peluang ekspor Bandung ke pasar Australia dinilai semakin terbuka dan menjanjikan untuk jangka panjang.

Sementara itu, Konjen RI Melbourne, Yohannes Jatmiko Heru Prasetyo, menuturkan, buyer cenderung mengambil keputusan setelah melakukan evaluasi pascapameran, sehingga proses follow-up menjadi kunci keberhasilan.

Ia menyebut dukungan penuh pemerintah Indonesia baik perwakilan di Melbourne maupun Canberra untuk membantu pelaku usaha dalam proses negosiasi bisnis dan perluasan pasar.

Ia berharap peserta Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini untuk memperoleh kontrak ekspor berkelanjutan.




Dariyanto, S.Kom., M.Pd. Gelar Reses III di RW 14 Kelurahan Margahayu: Serap Aspirasi dan Hadirkan Bakti Sosial untuk Warga

Dariyanto, S.Kom., M.Pd. Gelar Reses III di RW 14 Kelurahan Margahayu: Serap Aspirasi dan Hadirkan Bakti Sosial untuk Warga (dok).

Dariyanto, ., . Gelar Reses III di RW 14 Kelurahan Margahayu: Serap Aspirasi dan Hadirkan Bakti Sosial untuk Warga

BEKASI, Prolite — Ketua Bapemperda Kota Bekasi dan Anggota DPRD Kota Bekasi, Dariyanto, ., ., melaksanakan kegiatan Reses III Tahun 2025 di RW 14, Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, pada Minggu, 9 November 2025, pukul WIB. Acara ini dihadiri oleh warga RW 14, pengurus RT/RW, tokoh masyarakat, serta perwakilan dari perangkat kelurahan.

Dalam kesempatan tersebut, Dariyanto tidak hanya menjaring aspirasi masyarakat secara langsung, tetapi juga mengadakan bakti sosial berupa layanan pengobatan gratis dan pemeriksaan mata disertai pembagian kacamata baca gratis bagi warga. Kegiatan ini disambut antusias, terutama oleh para lansia yang merasakan manfaat nyata dari pelayanan kesehatan yang dihadirkan langsung di lingkungan mereka.

Dalam sambutannya, Dariyanto menegaskan bahwa reses merupakan wujud nyata komitmen anggota dewan dalam mempererat hubungan dengan masyarakat. Melalui reses, ia dapat mendengarkan aspirasi warga secara langsung dan memastikan kebutuhan mereka menjadi prioritas dalam penyusunan kebijakan pembangunan daerah.

Pada dialog yang berlangsung hangat, warga RW 14 menyampaikan sejumlah aspirasi utama, di antaranya:

* Perbaikan jalan lingkungan yang mulai retak, agar kenyamanan dan keamanan warga tetap terjaga.
* Upaya penanganan banjir melalui pemasangan saluran u-ditch, sebagai solusi permanen untuk mengoptimalkan sistem drainase di wilayah tersebut.
* Peningkatan fasilitas PAUD guna mendukung kegiatan belajar anak-anak usia dini agar lebih nyaman dan berkualitas.

Menanggapi berbagai masukan tersebut, Dariyanto menyatakan akan menindaklanjuti aspirasi warga melalui koordinasi dengan perangkat daerah terkait di Pemerintah Kota Bekasi. Ia menegaskan bahwa setiap masukan masyarakat menjadi dasar penting dalam menyusun arah pembangunan yang berpihak kepada kebutuhan warga.

“Aspirasi yang disampaikan warga akan kami perjuangkan agar bisa segera ditindaklanjuti oleh dinas terkait. Melalui kegiatan reses ini, kami ingin memastikan bahwa pembangunan di Kota Bekasi benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Dariyanto.

Kegiatan Reses III ini tidak hanya menjadi sarana penyerapan aspirasi, tetapi juga memperkuat silaturahmi antara wakil rakyat dan masyarakat. Melalui kegiatan sosial dan dialog langsung, diharapkan terbangun sinergi yang solid antara pemerintah dan warga untuk mewujudkan lingkungan yang lebih baik, sehat, dan sejahtera di Kelurahan Margahayu.




Kerahkan Tujuh Armada, Tumpukan Sampah di TPS Ciwastra Mulai Menurun

Kerahkan Tujuh Armada, Tumpukan Sampah di TPS Ciwastra Mulai Menurun (dok).

Kerahkan Tujuh Armada, Tumpukan Sampah di TPS Ciwastra Mulai Menurun

Prolite – Upaya percepatan penanganan sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) Ciwastra mulai menunjukkan hasil positif.

Tumpukan sampah yang sebelumnya mencapai 527 meter kubik kini berangsur menurun setelah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung mengoptimalkan pengangkutan sejak Senin 17 November 2025 pagi.

Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 (PPLB3) DLH Kota Bandung, Salman Faruq menjelaskan, sejak Senin 17 November 2025 pihaknya mengerahkan tujuh armada untuk mengangkut sampah dari TPS Ciwastra.

Armada terdiri dari 3 unit toronton D-T 25 m³, 2 unit Dump Truck 12 m³, dan 2 unit Loader Hauler 12 m³.

“Total sampah yang terangkut hari ini sebanyak 123 meter kubik,” ujar Salman, Senin, 17 November 2025.

Dengan pengangkutan tersebut, tumpukan sampah yang tadinya menumpuk hingga 527 m³ kini tersisa 404 m³.

Pengangkutan akan dilanjutkan kembali pada Selasa 18 November 2025 pukul WIB hingga tumpukan benar-benar habis.

Meski armada pengangkut beroperasi setiap hari, pedagang di sekitar pasar mengungkapkan bahwa sampah terus berdatangan dari berbagai arah.

“Pengangkutan sehari sekali, tapi yang buangnya non stop 24 jam,” ujar salah satu pedagang, Asep.

Ia menuturkan, sampah yang menumpuk bukan hanya berasal dari aktivitas pasar, tetapi juga dari warga sekitar serta beberapa kelurahan di wilayah Ciwastra yang memilih membuang sampah ke TPS tersebut.

Hal inilah yang membuat volume sampah kerap melonjak meski sudah dilakukan pengangkutan rutin.

Sedangkan DLH Kota Bandung menegaskan, penanganan tumpukan sampah harus dibarengi dengan disiplin pembuangan dari masyarakat dan pengawasan kawasan.

Dengan kondisi TPS yang menerima buangan tanpa henti, pengendalian volume perlu kerja sama seluruh pihak.

Upaya lanjutan akan terus dilakukan hingga kondisi TPS Ciwastra kembali normal dan tidak mengganggu aktivitas warga maupun pedagang di sekitarnya.




Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi Ingatkan Risiko Hukum dalam Pembebasan Lahan PSEL

Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi Ingatkan Risiko Hukum dalam Pembebasan Lahan PSEL (dok).

Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi Ingatkan Risiko Hukum dalam Pembebasan Lahan PSEL

BEKASI, Prolite – Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi, Latu Har Hary, mengingatkan seluruh jajaran pemerintah kota untuk berhati-hati dan menjaga transparansi dalam proses pembebasan lahan untuk Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Ciketing Udik, Bantargebang. Peringatan ini disampaikan untuk mencegah pejabat terseret dalam permasalahan hukum.

Latu menyampaikan hal tersebut usai rapat kerja dengan pemerintah kota, pada Senin (16/11/2025). Ia menegaskan bahwa pembelian tanah dengan anggaran APBD memang diperlukan, namun harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Ini hal sensitif. Banyak kepala dinas atau pun kepala daerah yang terseret permasalahan hukum terkait masalah tanah,” ujar Ketua Komisi II DPRD Kota Bekasi, Latu Har Hary.

Lebih lanjut, Latu menjelaskan bahwa proses pembelian tanah harus jelas sesuai Rencana Kerja (Renja) dan Detail Engineering Design (DED)-nya. Jika sudah jelas, pembelian dapat dilakukan asal sesuai prosedur.

“Kalau sesuai dengan Renja dan DED jelas, pembelian juga jelas ya silahkan saja, sesuai ketentuan tanpa ‘cawe-cawe’,” tegasnya.

Yang menjadi catatan penting, menurut Latu, adalah potensi intervensi oknum dalam penentuan harga tanah. Ia menekankan bahwa harga harus mengacu pada Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) atau hasil appraisal pihak ketiga yang independen.

“Yang jadi masalah jika ada ‘cawe-cawe’ oleh oknum terkait harga tanah. Ini jadi catatan. Banyak oknum pejabat yang terseret hukum karena masalah tanah. Kami di Komisi II mewanti-wanti agar jangan sampai terseret,” imbuhnya.

Latu juga menyoroti stigma negatif Pemerintah Kota Bekasi yang kerap dikaitkan dengan persoalan hukum. Ia berharap dengan pelaksanaan proyek strategis seperti PSEL ini, pemerintah kota dapat membangun tata kelola yang bersih dan transparan.

“Kita ingin berupaya bahwa pemerintah kota Bekasi saat ini harus bisa keluar dari stigma permasalahan hukum,” ucap Latu.

Untuk memastikan transparansi, Komisi II meminta data lengkap terkait pembebasan lahan seluas 4,98 hektar dari total kebutuhan 6,1 hektar tersebut. Data yang diminta antara lain nilai NJOP, jumlah warga yang terdampak, dan mekanisme pembayaran.

“Kita minta data-datanya sebelum kita memberikan rekomendasinya,” pungkas Latu.

Peringatan dari legislatif ini diharapkan dapat menjadi pengingat bagi eksekutif untuk menjalankan proses pengadaan tanah dengan akuntabel, sehingga proyek PSEL dapat berjalan lancar tanpa dibayangi masalah korupsi dan pelanggaran hukum.




Sodikin Anggota DPRD Kota Bekasi Menggelar Reses untuk Menampung Kebutuhan dan Persoalan Warga

Sodikin Anggota DPRD Kota Bekasi menggelar reses (dok).

Sodikin Anggota DPRD Kota Bekasi Menggelar Reses untuk Menampung Kebutuhan dan Persoalan Warga

Prolite – Anggota DPRD Kota Bekasi dari Daerah Pemilihan IV, Sodikin, S.H., melaksanakan Reses III bersama warga Jln. Mawar Melati RT 05 RW 13, Kelurahan Jatirahayu. Pertemuan tersebut menjadi ruang dialog antara masyarakat dan wakil rakyat untuk membahas kebutuhan dan persoalan yang dihadapi warga setempat.

Dalam sesi penyampaian aspirasi,dan pembahasan pada reses tersebut
Di antaranya:

1. Perbaikan jalan berlubang
Warga menyoroti kondisi jalan yang rusak dan membahayakan pengguna. Sodikin, S.H. memastikan bahwa ia akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk percepatan perbaikan.

2. Pelatihan pembuatan kue bagi ibu rumah tangga
Pelatihan ini dinilai penting sebagai langkah peningkatan ekonomi keluarga. Sodikin, S.H. menyatakan kesiapan mendukung dan memfasilitasi program tersebut.

3. Pembahasan penguatan Koperasi Merah Putih
Koperasi dinilai perlu ditingkatkan perannya sebagai wadah ekonomi warga. Sodikin, S.H. mendorong peningkatan kapasitas pengelolaan dan akses permodalan.

4. Inisiatif budidaya lele di setiap RW
Sebagai peluang pemberdayaan ekonomi ia mengajukan gagasan pengadaan peternakan lele di tiap RW. Program ini diharapkan menjadi usaha produktif yang bisa dijalankan warga dengan modal terjangkau.

5. Pelatihan barista untuk pemuda/karang taruna
Program ini dirancang untuk membuka ruang kreativitas sekaligus mengarahkan anak muda pada kegiatan positif dan profesional di dunia kopi.

6. Pesan menjaga generasi muda dari narkoba
Sodikin, S.H. mengingatkan pentingnya peran bersama dalam melindungi anak muda dari ancaman narkoba dan mengajak masyarakat menguatkan lingkungan yang sehat dan produktif.

Di akhir kegiatan, Anggota DPRD Kota Bekasi dari Daerah Pemilihan IV menegaskan bahwa warga yang ingin menyampaikan aspirasi lebih lanjut dapat langsung menghubungi beliau ataupun melalui pengurus RT/RW setempat, sehingga setiap kebutuhan warga tetap dapat dipantau dan ditindaklanjuti.




Gelar Final Piala Presiden Bulutangkis 2025, Bukti Kota Bandung Pabrik Juara

Gelar Final Piala Presiden Bulutangkis 2025 (dok).

Gelar Final Piala Presiden Bulutangkis 2025, Bukti Kota Bandung Pabrik Juara

Prolite – Kota Bandung kembali menjadi tuan rumah ajang olahraga bergengsi. Kali ini, Final Piala Presiden Bulutangkis 2025 digelar di GOR Kota Bandung, Jalan Jakarta, 12 – 15 November 2025.

Atas hal tersebut, Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas terselenggaranya final turnamen ini di Kota Bandung.

Menurutnya, atmosfer dan sejarah bulutangkis di Bandung menjadi energi besar bagi para atlet muda.

“Kota Bandung selalu melahirkan juara. Di tempat ini, banyak anak muda dan para pelatih sudah merasakan bagaimana lapangan-lapangan di Bandung menjadi tempat lahirnya juara dunia,” tutur Farhan.

Ia juga memberikan selamat kepada seluruh atlet yang telah berjuang, baik yang menang maupun yang belum mendapatkan hasil terbaik.

“Selamat kepada para pemenang di kejuaraan Piala Presiden. Terima kasih kepada para pelatih dan keluarga yang sudah serius mendukung putra-putrinya. Fokuslah terus menjadi atlet terbaik di Indonesia, dan insyaallah suatu hari menjadi yang terbaik di dunia,” kata Farhan.

Ia mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora) karena Bandung dipercaya menjadi kota terakhir dalam rangkaian penyelenggaraan Piala Presiden.

“Ini membuktikan Bandung layak diberi kepercayaan dan motivasi untuk terus membangun stadion serta fasilitas bulutangkis yang lebih baik,” lanjutnya.

Sementara itu, Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Taufik Hidayat, yang juga legenda bulutangkis Indonesia, turut hadir dan berbagi pengalaman.

“Dulu saya latihan di sini sebelum masuk Pelatnas. Latihan malam hari, bertanding di lapangan yang sederhana. Pagi sampai siang sekolah, sore sampai malam latihan. Tidak ada yang instan dalam olahraga,” ujar Taufik.

Ia menuturkan, fasilitas dan kompetisi penting, tetapi yang menentukan adalah proses latihan sehari-hari.

“Kemenpora memfasilitasi pertandingan, tapi yang menentukan masa depan adalah latihan konsisten. Untuk yang juara jangan cepat puas. Untuk yang kalah jangan kecil hati, latihan lagi dan terus semangat,” pesannya.

Taufik berharap, lahir bibit-bibit baru yang ke depan dapat memperkuat Pelatnas.

“Olahraga itu regenerasi terus. Saya tunggu ada yang berlatih di Pelatnas dan jadi yang terbaik di sana. Sistem pembinaan dan kompetisi yang baik adalah kunci generasi emas bulutangkis Indonesia,” ucapnya.

Di kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora RI, Sri Wahyuni menjelaskan, Piala Presiden Bulutangkis 2025 digelar di 17 regional di seluruh Indonesia.

“Beberapa di antaranya Aceh, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, hingga Papua,” ungkapnya.

Ia mengungkapkan, total ada peserta yang mengikuti turnamen dari seluruh Indonesia. Penyelenggaraan final di Bandung berjalan lancar karena kolaborasi antarunit di lingkungan Kemenpora.

“Peserta merasa nyaman. Alhamdulillah, berkat gotong royong antar unit, seluruh peserta yang mengikuti final di Bandung dapat menikmati fasilitas secara gratis,” tuturnya.