Anak 14 Tahun Tega Melakukan Pembunuhan kepada Ayah dan Nenek

Anak tega melakukan pembunuhan terhadap ayah dan neneknya (detik.com).

Anak 14 Tahun Tega Melakukan Pembunuhan kepada Ayah dan Nenek

Prolite – Aksi keji anak yang tega melakukan pembunuhan terhadap ayah, nenek dan ibu kandungnya.

Beberapa waktu lalu ramai pemberitaan seorang anak yang tega membunuh ayah kandungnya dan sang nenek hingga tewas.

Diketahui sang ibu masih melakukan perawatan di rumah sakit akibat luka dari sang anak.

Ibu yang selamat hingga kini belum bisa di mintai keterangan karena masih harus menjalani perawatan karena luka yang di deritanya.

Anak yang tega membunuh keluarganya itu diketahu berinisial MAS yang berusia 14 tahun.

Sedangkan koraban meninggal diketahui berinisial APW (40) dan RM (69) yang merupakan ayah dan nenek tersangka.

Kejadian pembunuhan tersebut terjadi di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.

Menurut kesaksian AR tersangka dikenal jarang memiliki konflik satu sama lain dengan keluarga.

Bahkan dikethaui dari pola asuh kedua orang tuanya tersebut tidak pernah menggunakan kekerasan bahkan disebut oleh orang tuanya tersangka memiliki tutur kata yang lembut.

“Kalau itu saya berani bilang enggak ada (pola asuh yang keras) sama sekali. Di sini keluarganya lembut semua, ramah, ceria, ya gimana keluarga yang hangat. Enggak ada konflik atau apa,” kata AR saat ditemui di Lebak Bulus.

MAS dinilai sebagai pribadi yang pendiam, tetapi memiliki keunggulan di bidang akademis. Namun, MAS juga seseorang yang mudah bergaul dengan anggota keluarganya yang lain.

“Kalau sosok anak ini sebenarnya pendiem ya, cuma dia berbaur dengan sepupunya, main bareng itu akrab. Terus akademisnya juga pinter, kayak anak-anak pada umumnya lah,” kata AR.

Pembunuhan yang dilakukan MAS bocah berusia 14 tahun tersebut menggunakan sebilah pisau yang diambilnya dari dapur rumahnya.

Pisau itu sudah lebih dulu MAS gunakan untuk menghabisi nyawa APW dan RM.

Sang ibu yang juga terkena tusukan pisau yang di lakukan oleh sang ank berhasil melarikan diri dan melompat dari pagar demi menghindari dari kejaran sang anak.

Usai pembunuhan ini, MAS meninggalkan rumah dengan berjalan cepat. Dia juga membuang pisau di tengah perjalanan. Seorang petugas keamanan memanggil MAS.

Hanya saja, dia ketakutan hingga akhirnya lari ke arah lampu merah Karang Tengah. Namun, upaya melarikan diri ini gagal karena MAS berhasil ditangkap oleh petugas keamanan perumahan.




Keji , Agus Herbin Tambun Tega Tikam Sang Istri Sebanyak 5 Kali Hingga Tewas

Pelaku Agus Herbin yang tega tikam istri hingga tewas (istimewa).

Keji , Agus Herbin Tambun Tega Tikam Sang Istri Sebanyak 5 Kali Hingga Tewas

Prolite – Viral di media sosial aksi keji Agus Herbin Tambun yang tega menikam sang istri saat live di media sosial Facebook.

Agus melakukan aksi kejinya kepada sang istri saat sedang karoke di rumahnya sendiri yang berada di Dusun Delapan Potean, Desa Suka Damai, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

Aksi kejinya tersebut terekam jelas karena sang istri beserta keluarganya sedang melakukan siaran live facebook.

Dalam video yang tersebar di media sosial terlihat sang suami yang dengan santai menghampiri sang istri namun tiba-tiba Agus menikam ibu rumah tangga yang berusia 45 tahun tersebut sebanyak 5 kali.

Sontak suasana di tempat kejadian yang semua Bahagia menjadi mencekam karena aksi brutal tersebut.

Kolase Instagram
Kolase Instagram

Kasat Reskrim Polres Sergai, AKP Donny P Simatupang mengatakan, Hertalina tiba-tiba ditikam oleh Agus dari arah belakang.

Jadi peristiwa pembunuhan itu berada di rumah korban, Hertalina yakni di Desa Suka Damai, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Sergai pada Sabtu, 2 November 2024 lalu.

Motif dari pembunuhan ini menurut Donny P Simatupang yaitu karena Agus merasa cemburu dengan istrinya karena masih sering menghubungi mantan suaminya.

Jadi, saat korban sedang menikmati karaoke bersama keluarganya di malam Sabtu, 2 November sekitar pukul WIB, sebuah tragedi mengerikan terjadi. Seorang pelaku bernama Agus Herbin yang merupakan suami dari Hertalina sendiri dengan tanpa belas kasihan menusuk korban dengan kejam hingga lima kali.

Kejadian itu membuat keluarga korban terkejut dan ketakutan sebelum pada akhirnya dilerai. Setelah melakukan aksinya, Agus Herbin kemudian dengan cepat segera melarikan diri, meninggalkan kekacauan di tempat tinggal keluarga tersebut.

Korban yang mengalami luka parah langsung dibawa ke Rumah Sakit Chevani di Kota Tebing Tinggi untuk mendapatkan perawatan medis. Sayangnya, upaya penyelamatan nyawa korban tidak berhasil, dan korban pun meninggal dunia.

Jenazah korban kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Kota Tebingtinggi untuk dilakukan autopsi guna proses penyelidikan lebih lanjut.




Geger Pengakuan Dede Riswanto, DPO 3 Orang Tidak Ada

Pengakuan Dede Riswanto yang menyebutkan 3 tersangka DPO tidak ada (Youtube Dedi Mulyadi).

Geger Pengakuan Dede Riswanto, DPO 3 Orang Tidak Ada

Prolite – Pengakuan Dede Riswanto dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon pada 2016 silam karena keganasan salah satu geng motor menggerkan publik.

Kita semua tau Dede Riswanto merupakan saksi kunci dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon yang terjadi di Jembatan Layang Talun, Kabupaten Cirebon.

Beberapa waktu lalu Dede Riswanto mengungkapkan bahwasannya pencarian Dalam Pencarian Orang (DPO) 3 orang hanyalah sia-sia.

Pihak kepolisian sempat merilis nama-nama 3 tersangka DPO yang juga ikut dalam kejadian pembunuhan Vina di 2016 silam.

Dede menjelaskan bahwa pencarian terhadap ke 3 DPO itu akan membuang waktu dan sia-sia pasalnya ke 3 DPO tersebut tidak ada.

Dede mengungkapkan bahwa peristiwa pembunuhan dan pemerkosaan tidak pernah terjadi.

Lebih lanjut, lokasi kejadian sebenarnya hanya di Jembatan Layang Talun bukan di dua tempat seperti pada keterangan Aep saat itu.

Kematian Vina dan Eky disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, bukan pembunuhan. Menurutnya, cerita pembunuhan dan pemerkosaan hanyalah akal-akalan Aep.

Dede mengaku tidak pernah melihat adanya aksi sadis dan keji yang dilakukan oleh para terpidana yang saat ini mendekam di penjara.

Dia juga menegaskan bahwa keterangan yang dia berikan bersama Aep tidak ada dasarnya.

Dalam wawancara tersebut, Dede juga menyarankan agar publik tidak lagi menggunakan ilmu “cocoklogi” di media sosial untuk mencurigai orang-orang yang mirip dengan ciri-ciri tiga DPO tersebut.

Mantan Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji juga memberikan pandangannya bahwa tewasnya Vina dan Eky adalah akibat kecelakaan.

Menurut Susno, tindakan polisi yang pertama kali melaporkan kejadian tersebut sebagai kecelakaan sudah benar.

Pernyataan Susno ini berbeda dengan pendapat Mabes Polri yang mengutus Propam untuk memberi sanksi kepada polisi tersebut karena mereka sudah menjalankan tugasnya dengan baik.

Susno yakin bahwa kejadian di Jembatan Layang Talun bukanlah kasus pembunuhan. Dia berterima kasih kepada Polres Kabupaten Cirebon atas penyidikan yang dilakukan.

Susno bahkan menawarkan hadiah sebesar Rp 10 juta dari gaji pensiunannya bagi siapa saja yang bisa membuktikan bahwa kasus ini merupakan pembunuhan.




Geger Sosok Eki Korban Pembunuhan Vina 2016 Masih Hidup

Geger Sosok Eki Korban Pembunuhan Vina 2016 Masih Hidup (Wikipedia).

Geger Sosok Eki Korban Pembunuhan Vina 2016 Masih Hidup

Prolite – Geger sosok Muhammad Rizky alias Eki yang merupakan kekasih dari korban pembunuhan Vina pada 2016 di Cirebon.

Ditengah sidang pra peradilan salah satu tersangka pembunuhan Vina yakni Pegi Setiawan sejak tanggal 1 Juli 2024 kini mulai muncul fakta-fakta baru.

Isu yang tersebar menyebutkan bahwa putra Iptu Rudiana yang juga sebagai korban pembunuhan bukanlah korban yang sesungguhnya dalam peristiwa pembunuhan yang di lakukan salah satu geng motor yang ada di Cirebon.

Isu ini banyak disampaikan oleh publik melalui sahabat Polri sekaligus praktisi hukum Herwanto Nurmansyah. Sehingga Herwanto pun meminta penyidik untuk menelusuri kebenaran terkait isu tersebut.

Berdasarkan foto yang tersebar diklime bukan merupakan Eki, praktisi hukum mencurigai bahwa anak dari Iptu Rudiana sebenarnya masih hidup hingga saat ini.

“Sekarang bermunculan lagi nih, apakah benar Eky anaknya Pak Rudiana itu adalah korban 2016 lalu?” tanya Herwanto dalam sebuah tayangan di akun YouTube Cumicumi pada Senin (1/7).

Foto yang tersebar di bandingkan dengan foto jenazah Eki saat menjadi korban pembunuhan.

Diketahui pada jenazah Eki yang menjadi korban memiliki kumis sedangkan foto Eki yang merupakan kekasih Vina tidak lah memiliki kumis.

“Nah, kemudian muncul lagi nih. Ternyata, ada gambar Eky itu tidak meninggal gitu kan,” ungkap Herwanto.

“Saya dikirimi juga fotonya. Coba perhatikan, jenazah 2016 lalu tuh Eky tuh berkumis fotonya. Sementara Eky anaknya Pak Rudiana itu tidak berkumis. Nah foto-foto itu banyak dikirim ke saya,” sambungnya lagi.

Herwanto pun berharap bahwa laporannya yang bersumber dari informasi warganet tersebut benar-benar diselidiki oleh pihak penyidik agar tercipta ketertiban.

“Nah, ini agar tidak menimbulkan keresahan, pihak penyidik harusnya menciptakan ketertiban. Agar tidak menjadi liar kabar-kabar ini, menurut saya langkah penyidik sudah tepat, yang pertama memanggil Pegi Setiawan yang ada di Cianjur, yang kedua buktikan kalau sebenarnya jenazah yang ada di dalam itu anaknya Pak Rudiana,” ujar Herwanto.

Untuk menimbulkan keresahan publik meminta pihak kepolisian untuk menyelidiki benar atau tidaknya info foto Eki yang tersebar di publik.




Beredar Flayer Klarifikasi Dai Bachtiar atas Kasus Pembunuhan Vina dan Eki 2016 di Cirebon

Mantan Kapolri Jenderal Polisi (purn) Dai Bachtiar beserta keluarga terseret dalam kasus meninggalnya Vina dan Eki (Wikipedia).

Beredar Flayer Klarifikasi Dai Bachtiar atas Kasus Pembunuhan Vina dan Eki 2016 di Cirebon

Prolie – Benang kusut dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki masih terus berlanjut, kali ini nama mantan Kapolri Dai Bachtiar ikut terseret dalam kasus yang terjadi pada 2016 silam.

Mantan Kapolri Jenderal Polisi (purn) Dai Bachtiar beserta keluarga terseret dalam kasus meninggalnya Vina dan Eki akibat pembunuhan keji yang dilakukan oleh sekelompok geng motor di Kota Cirebon.

Dalam tudingan yang diberikan kepada (purn) Dai Bachtiar beserta keluarga bahwasannya cucu dari mantan Kapolri tersebut merupakan salah satu DPO yang Bernama Pegi yang merupakan salah satu tersangka yang sudah 8 tahun di cari oleh pihak polisi.

Tudingan tersebut jelas menyudutkan nama baik mantan Kapolri dan keluarganya tersebut.

Beredar klarifikasi yang disampaikan oleh Dai Bachtiar dalam bentuk flyer di kalangan masyarakat di Kabupaten Indramayu.

Dalam flyer tersebut dijelaskan, berdasarkan hasil penelusuran data di media serta cross check dengan beberapa pihak, diperoleh keterangan yang sangat tidak sesuai dengan berita-berita di medsos.

Da’i Bachtiar membeberkan beberapa fakta yang perlu diketahui oleh masyarakat.

  1. Saat peristiwa pembunuhan terjadi Kapolres Cirebon Kota Dijabar AKBP Indra Jafar

Saat terjadinya pembunuhan Vina dan Eki 27 Agustus 2016 lalu, Kapolres Cirebon Kota kala itu dijabat oleh Indra Jafar yang pada saat itu berpangkat AKBP.

Kasus yang awalnya ditangani oleh Polres Cirebon Kota, kemudian ditarik di Polda Jabar sehingga berkas perkara beserta para tersangka tidak ada lagi di Polres Cirebon Kota.

Pada Oktober 2016, kasus pembunuhan Eky dan Vina ini divonis oleh pengadilan.

Baru pada Desember 2016, anak dari Da’i Bachtiar yaitu Adi Vivid Agustadi yang pada saat itu berpangkat AKBP dimutasi menjadi Kapolres Cirebon Kota.

“Pada saat Adi Vivid menjabat sebagai Kapolres Cirebon Kota, kasus telah diambil alih oleh Polda Jabar dan kasus sudah divonis di PN sehingga tanggung jawab DPO sudah berada di Polda Jabar,” ujar Da’i Bachtiar dikutip , Minggu (9/6/2024).

  1. Anak Adi Vivid yang Disebut sebagai Pelaku Berumur 2 Tahun Saat Kejadian

Masih dalam flayer yang beredar, kemudian ada lagi viral di media sosial tentang pelakunya Alif Bachtiar yang disebut-sebut anak dari Adi Vivid.

Saat itu, anaknya Adi Vivid yang laki-laki masih berusia 2 tahun, hal tersebut dibantah sendiri oleh netizen.

  1. Cucu Da’i Bahtiar Andika tak Pernah Tinggal di Cirebon

Karena ada bantahan dari sesama netizen, muncul lagi berita yang beredar pelakunya anak dari Nina Agustina (anak pertama Dai Bachtiar).

Nina Agustina menjabat sebagai Bupati Indramayu sejak tahun 2022.

Adapun putranya yakni Andika di tahun 2016 masih sekolah kelas 2 SMA di Jakarta.

Kemudian lulus dan masuk Akpol pada tahun 2022.

“Andika sama sekali tidak pernah tinggal di Kota Cirebon,” tulis keterangan dalam flayer tersebut.

Diketahui kasus pembunuhan Eky dan Vina ini menjadi perhatian publik, apalagi setelah dibuat film layar lebar.

Hal ini yang membuat netizen banyak berasumsi dan meruntut ke belakang hingga mengarah kepada Brigjen Pol Adi Vivid Agustadi yang saat ini menjabat sebagai Wakapolda DIY.

Apalagi Adi Vivid sendiri merupakan polisi yang berprestasi, selain karena anak mantan Kapolri, Adi Vivid merupakan salah seorang Pati Polri termuda di angkatannya.

Ia juga pernah menjabat sebagai ajudan Presiden RI Joko Widodo sehingga semakin menarik untuk diberitakan apalagi dengan bumbu-bumbu dan tambahan-tambahan keterangan yang tidak benar.

“Karena pemberitaan kasus tersebut sudah tidak sesuai dengan kenyataan dan cenderung menyudutkan atau mendiskreditkan nama baik seseorang, maka ada baiknya saya meluruskan berita-berita di medsos yang keliru tersebut. Tidak ada maksud lain, terima kasih,” tulis Dai Bachtiar.




Babak Baru  Film 7 Hari Sebelum Pembunuhan Vina Dilaporkan ke Mabes Polri

Aliansi Lawyer Muslim Indonesia (ALMI) laporkan film pembunuhan Vina ke Mabes Polri (kompas.com).

Babak Baru  Film 7 Hari Sebelum Pembunuhan Vina Dilaporkan ke Mabes Polri

Prolite – Misteri DPO pada kasus pembunhan dan pemerkosaan Vina dan Eki belum usai, kini masalah baru sudah muncul dan menggegerkan publik.

Film “Vina Sebelum 7 Hari” merupakan kisah yang mengangkat dari kisah nyata seorang gadis asal Cirebon yang harus meregang nyawa karena keganasan sekelompok geng motor pada tahun 2016 silam.

Film pembunuhan Vina yang di Sutradarai oleh Anggy Umbara dilaporkan oleh Aliansi Lawyer Muslim Indonesia (ALMI) ke Mabes Polri.

Dalam alur cerita yang terdapat dalam film tersebut dinilai bikin gaduh di masyarakat,  Sekretaris Jenderal ALMI, Muallim Bahar mengungkapkan alasan asosiasinya tersebut ke kepolisian.

dok IMDb
dok IMDb

“Jadi hari ini kami sudah konsultasi di Penyidik Siber Mabes Polri terkait dengan film Pembunuhan Vina ini yang lagi viral,” ujar Muallim Bahar mengutip Grid, saat ditemui di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (28/5).

“Kami dari ALMI ini melaporkan itu karena kami anggap, kami duga membuat kegaduhan di dunia publik, baik di sosial media atau yang lain-lain,” terangnya.

Terlebih, menurut pihak ALMI, kasus kematian Vina saat ini masih dalam proses penyidikan.

“Proses penyidikan segera berjalan di Polda Jawa Barat yang belum berkekuatan hukum tetap,” tutupnya.

Ketua ALMI, Zainul Arifin pun menerangkan, pasal yang diduga bisa menjadi dasar hal ini memiliki delik pidana.

“Maka dari itu poinnya ada dua, pertama ada delik pidana dalam hal ini UU ITE pasal 28 ayat 2, kemudian yang kedua pasal 31 UU Perfilman,” terangnya.

“Ada dua ranah yang bisa diambil oleh penegak hukum dan juga pemerintah terkait dengan tindak pidana yang mengandung SARA dan membuat kegaduhan,” tutupnya.

Seperti diketahui, tayangnya film ‘Vina: Sebelum 7 Hari’ seolah membangkitkan lagi kasus yang belum selesai namun sudah ditutup.




Kasus Pembunuhan Vina dan Eki 2016 Lalu Memasuki Babak Baru usai Pegi Ditangkap

Foto diduga Pegi alias Perong dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon (Dok.Polda Jawa Barat).

Kasus Pembunuhan Vina dan Eki 2016 Lalu Memasuki Babak Baru usai Pegi Ditangkap

Prolite – Kasus pembunuhan Vina dan Eki yang terjadi 2016 lalu di Cirebon kini memasuki babak baru.

Sebelumnya polisi berhasil mengamankan 8 orang pelaku dari 11 pelaku yang terlibat dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki.

Beberapa waktu lalu pihak kepolisian berhasil mengamankan salah satu dari ke 3 plaku DPO yang selama 8 tahun ini.

Pegi alias Perong yang merupakan salah satu DPO berhasil diamankan pihak kepolisian di daerah Kota Bandung.

Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi selaku Penasihat Ahli Polri membeberkan alasan aparat baru bergerak Kembali menangkap dan membutu tiga DPO kasus pembunuhan Vina dan Eky pada 2016 silam.

Aryanto mengatakan bukan tanpa alasan polisi belakangan kembali memburu sosok ketiga buronan pelaku pembunuhan Vina dan Eki tersebut.

“Yang terjadi bukan begitu, yang terjadi bukan polisi ngejar orang 8 tahun kok gak bisa ketangkap-ketangkap. Kok baru sekarang setelah ramai baru ketangkap 15 hari,” kata Aryanto.

Aryanto menjelaskan ketiga nama DPO tersebut dikeluarkan penyidik usai mendapat pengakuan lima dari delapan pelaku pembunuhan yang ditangkap.

Saat itu, Polisi lantas mengeluarkan status DPO terhadap ketiga orang tersebut dengan nama Pegi Setiawan alias Perong, Andi, dan Dani.

“Hasil dari penyidikan itu maka Kapolres menyampaikan kami sudah menetapkan 11 tersangka, 8 orang sudah kami tangkap 3 masih DPO,” kata Aryanto.

“Mengapa polisi mengeluarkan DPO ini, karena 5 orang yang ditangkap itu waktu itu ngaku bahwa pelaku utamanya adalah mereka ini,” sambungnya.

Sosok Pembeking Tiga DPO Kasus Pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon Aryanto mengungkap polisi sempat menguburkan status DPO yang disematkan kepada tiga pelaku pembunuhan tersebut.

“Jadi DPO itu dibikinnya tahun 2016 itu berdasarkan pengakuan lima orang ini. Ketika perkara itu dilimpahkan ke Polda, ini (5 orang terpidana-red) mencabut. Mencabutnya karena apa, karena ancaman, ancaman orang di luar katanya gitu,” ungkap Aryanto.

“Dengan dicabutnya pengakuan bahwa 3 orang terlibat maka gugurlah daya untuk menjadi DPO itu, polisi enggak ngejar lagi selesai juga urusannya,” sambungnya.




Ramai kemunculan Saksi Mata Aep pada Kasus Pembunuhan Vina dan Eki 2016 Lalu

Kemunculan saksi mata Aep pemuda 30 tahun yang mengetahui kasus pembunuhan Vina dan Eki yang terjadi 2016 lalu di Cirebon (Tribunbekasi).

Ramai kemunculan Saksi Mata Aep pada Kasus Pembunuhan Vina dan Eki 2016 Lalu

Prolite – Ramai kemunculan saksi mata Aep pemuda 30 tahun atas kasus pembunuhan Vina dan Eki di Cirebon pada 2016 silam.

Kapolsek Cikarang Utara Komisaris Polisi Samsono, mengungkap satu orang pemuda asal Desa Karangasih, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, menjadi saksi mata dalam kasus pembunuhan Vina dan Eki.

Samsono mengatakan saksi mata Aep sempat diperiksa oleh tim penyidik Polda Jawa Barat di Polsek Cikarang Utara, pada Rabu, 22 Mei 2024. Pemeriksaan itu berkaitan dengan penangkapan satu pelaku buron atas nama Pegi alias Perong. “Iya benar, sudah dilakukan pemeriksaan semalam di Polsek (Cikarang Utara),” kata Samsono, Kamis malam, 23 Mei 2024.

Saksi mata Aep muncul ke publik usai viral kembali kasus pembunuhan Vina dan Eki yang terjadi pada 2016 silam melalui Film yang berjudul ‘Vina Sebelum 7 Hari’,

Pemeriksaan terhadap saksi mata atas kasus pembunuhan tersebut berlangsung selama 4 jam lamanya.

Meski Aep diperiksa di Polsek Cikarang Utara, namun Samsono mengklaim sama sekali tidak mengetahui materi dalam pemeriksaan tersebut. “Kalau materi, kami tidak tahu karena kami tidak mencampuri, karena itu urusannya dari Polda Jabar,” ujarnya.

Aep membenarkan telah diperiksa oleh Polda Jawa Barat terkait penangkapan pelaku buron Pegi alias Perong. “Ya terakhir berikan keterangan soal masalah DPO yang baru ketangkap,” kata Aep saat ditemui di Bekasi, Kamis, 23 Mei 2024.

Dalam pemeriksaan tersebut ia mengaku melihat ketika korban Vina dan Eki dilempari batu oleh sekelompok geng motor pada saat itu.

Ia juga menyebutkan mengenal wajah-wajah para pelaku namun untuk nama Aep mengaku tidak mengenalnya.

Aep mengatakan saat itu tim penyidik Polda Jawa Barat menyodorkan foto seorang pria kepadanya. Kepada pihak kepolisian, Aep pun mengaku mengenali pria tersebut. “Menanyakan apakah saudara kenal sama orang ini (di kasih foto Pegi)? Ya saya mengenalnya cuma tidak tahu namanya,” ucapnya.

“Terus apakah tahu motornya? Ya saya tahu motornya Smash warna pink,” sambung Aep.

Aep mengatakan saat penangkapan pertama kasus Vina Cirebon, Pegi tak ada di lokasi. Namun, dia mengaku melihat pegi alias Perong saat malam kejadian kasus tersebut berlangsung. “Waktu penangkapan itu saudara pegi tidak ada. Tapi pas kejadian itu ada,” ucap Aep.

Meski mengenali foto pria yang disodorkan pihak kepolisian, Aep mengaku dalam kehidupan sehari-hari tak pernah berkomunikasi dengan Pegi. Hanya saja, Aep kerap melihat Pegi berada di sebuah tempat tongkrongan yang berada di depan steam mobil, tempatnya bekerja dulu saat di Cirebon.

“Keseharian Pegi saya kurang tahu. Yang saya tahu itu si Pegi sering kumpul sama anak-anak situ, sering nongkrong,” tandasnya.

Adapun saat berlangsungnya peristiwa pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon, Jawa Barat, Aep mengaku tengah berada di sebuah warung yang lokasinya tak jauh dari tempat kejadian perkara. “Waktu kejadian itu kebetulan saya lagi di warung, terus ada pengendara motor yang berseragam XTC (korban) lewat terus langsung dilempari batu,” ucap Aep.

Saksi mata Aep yang saat itu ketakutan karena takut menjadi korban salah sasaran memutuskan untuk melarikan diri dan menjauh dari tempat kejadian.




Motif Pembunuhan Mayat Dicor di Dalam Rumah Terungkap , Pelaku Sakit Hati

Ilustrasi penemuan mayat pria dicor di dalam rumah (net).

Motif Pembunuhan Mayat Dicor di Dalam Rumah Terungkap , Pelaku Sakit Hati

KABUPATEN BANDUNG BARAT, Prolite – Fakta baru mengenai penemuan mayat pria yang dicor di dalam rumah mulai terkuak.

Sebelumnya Bumi Citra Indah, Desa Situwangi, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat di gegerkan dengan penemuan mayat laki-laki yang ditemukan dicor di dalam rumah milik korban sendiri.

Korban dilaporkan hilang oleh keluarga pada 30 Maret 2024 lalu, hingga akhirnya korban di temukan pada hari Senin malam tanggal 14 April 2024.

Usai korban di temukan pada Senin kemarin pihak kepolisian tidak perlu menunggu lama pelaku pembunuhan sudah berhasil di amankan pihak kepolisian.

Ijal yang merupakan tukang kebun sekaligus pelaku dari pembunuhan mayat pria yang dicor di bawah lantai (Kompas).
Ijal yang merupakan tukang kebun sekaligus pelaku dari pembunuhan mayat pria yang dicor di bawah lantai (Kompas).

Ijal diamankan pihak kepolisian atas tudingan pembunuhan pria bernama Didi Hartanto (42).

Diketahui pelaku I merupakan tukang kebun yang bekerja di rumah korban, menurut penyelidikan yang dilakukan pihak kepolisian motif utama pembunuhan karena sakit hati.

Keluarga sebelumnya menyimpan rasa curiga saat mencari korban di rumahnya namun tidak menemukan.

Pihak keluarga yang membuka paksa rumah korban dengan kunci duplikat tidak menemukan kejanggalan karena posisi rumah korban yang rapih.

Namun pihak keluarga merasa ada yang aneh ketika mendapati posisi ranjang yang berubah dan kendaraan milik korban yang tidak ada di rumah.

Dari situlah keluarga melaporkan kecurigaan kepada pihak kepolisian, hingga akhirnya pihak kepolisian menemukan korban yang berada terkubur di bawah lantai rumah.

Pelaku Ditangkap Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subartono menuturkan, setelah proses panjang penyelidikan, ternyata korban terakhir kali berkontak dengan Ijal, seorang tukang kebun.

“Kami berhasil mengamankan seorang pria berinisial I yang diduga sebagai pelaku (pembunuhan terhadap Didi),” ungkap dia.

Menurut Aldi, Ijal mengakui perbuatannya. Pelaku membunuh korban pada 24 Maret 2024 karena urusan upah yang tidak dibayar. Ijal mengaku sempat melakukan penganiayaan terhadap korban hingga meninggal dunia.




Terungkap Alasan Pembunuhan ke-4 Ananknya di Jagakarsa , Cemburu Jadi Motif Utama

Tersangka panca yang tega melakukan pembunuhan terhadap ke 4 anaknya (kumparan).

Terungkap Alasan Pembunuhan ke-4 Ananknya di Jagakarsa , Cemburu Jadi Motif Utama

Prolite – Aksi keji seorang ayah kandung yang melakukan pembunuhan ke empat anaknya di rumah kontrakannya di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan sudah diamkankan oleh pihak kepolisian.

Sebelumnya membunuh ke empat anaknya sang ayah terlebih dulu melakukan KDRT kepada sang istri hingga mengalami luka yang cukup serius.

Setelah itu sang ayah yang gelap mata menghabisi nyawa anaknya satu persatu dari anak yang paling kecil hingga anak yang paling besar.

Sesudah menghabisi keempat nyawa anaknya tersangka yang merupakan ayah kandungnya mencoba menghabisi nyawanya sendiri.

kompas
kompas

Namun kehendak berkata lain nyawa tersangka berhasil di tolong dan di bawa ke rumah sakit meski mengalami luka yang cukup serius.

Tersangka sudah menjalani perawatan insentif dan kini tersangka harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di mata hukum.

Setelah di lakukan penyelidikan terhadap tersangka terkuak motif tersangka tega menghabisi nyawa ke empat sang buah hati.

Tersangka yang bernama Panca Darmansyah (41) mengaku tega menghabisi nyawa keempat anaknya karena terbakar api cemburu melihat pesan sang istri, D, dengan lelaki lain.

“Intinya saya cemburu dengan istri saya karena dia melakukan perselingkuhan, itu saja,” kata Panca dalam konferensi pers di Mapolres Jakarta Selatan, Kamis (21/12).

Mulanya, dia melihat pesan sang istri dengan lelaki lain melalui WhatsApp. Karena penasaran, Panca menelepon laki-laki itu.

“Enggak lama, diblokir,” celetuk Panca. Setelah itu, Panca mengaku meretas Instagram sang istri dan melihat lebih jelas bahwa ada tiga orang yang diduga berhubungan intens dengan D.

“Enggak cuma satu orang aja. Ada kisaran tiga orang yang (chat-nya) seperti suami-istri,” lanjut dia.

Panca menyesal karena tidak ikut mati bersama anak-anaknya. Ia tepergok dan langsung diselamatkan saat mencoba bunuh diri usai membunuh keempat anak.

Kejadian pembunuhan yang dilakukan tersangka terjadi pada Minggu (3/12) namun baru terungkap pada Rabu sore (6/12).

Warga yang mencium bau busuk dari dalam kontrakan tersangka. Setelah melaporkan penemuan bau busuk yang menyengat itu polisi serat warga menemukan keempat anak Panca dan D dalam keadaan tewas di salah satu kamar. Keempatnya berinisial VA (6), S (4), A (3), dan As (1).

Karena perbuatan tersangka, kini Panca telah ditetapkan sebagai tersangka. Dia disangkakan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.