Pegadaian Ajak Jurnalis Ikut Aktif Dorong UMKM Go Digital

Lomba Karya Jurnalistik dorong UMKM

Prolite – PT Pegadaian bersama Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) menggelar kickoff sebagai tanda dimulainya Lomba Karya Jurnalistik 2023 dorong ekonomi UMKM, yang dilakukan secara daring pada Kamis (02/03).

Selain untuk mengapresiasi para jurnalis, Pegadaian bersama IJTI juga ingin mengajak para Jurnalis tanah air untuk ikut serta berperan aktif dalam mendorong ekonomi UMKM yang berbasis digital, melalui konten jurnalistik yang diikutsertakan dalam kompetisi ini.

Lomba Karya Jurnalistik 2023 digelar sebagai bagian dari rangkaian HUT Pegadaian ke-122 yang jatuh pada tanggal 1 April nanti.

Acara yang dipandu oleh Presenter RTV Kenia Gusnaeni ini dibuka langsung oleh Ketua Umum IJTI Herik Kurniawan, Wakil Ketua Dewan Pers M. Agung Dharmajaya, dihadiri juga oleh Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan sebagai Keynote Speaker.

Kegiatan tersebut juga diisi dengan webinar oleh narasumber yang ahli pada bidangnya yaitu Dewan Pertimbangan IJTI Imam Wahyudi, Praktisi Media Digital Makroen Sanjaya dan Sekretaris Perusahaan PT Pegadaian Yudi Sadono.

Direktur Utama PT Pegadaian Damar Latri Setiawan dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan lomba karya jurnalistik ini merupakan kegiatan rutin yang telah dilakukan beberapa kali.

Selain untuk meningkatkan engagement dengan para jurnalis, juga dimaksudkan untuk memberikan apresiasi kepada para jurnalis yang telah mencerdaskan masyarakat melalui pemberitaan media yang benar dan bermanfaat.

“Sebagai bagian dari strategi membangun media relations yang baik, kami konsisten memberikan apresiasi kepada para jurnalis. Secara kualitatif kami mengapresiasi karya jurnalistik terbaik yang terseleksi melalui kompetisi. Sedangkan secara kuantitatif kami memberikan penghargaan kepada para jurnalis yang paling kontributif dalam menyebarkan informasi tentang program, produk dan layanan Pegadaian”, jelas Damar.

Sementara itu Ketua IJTI Herik Kurniawan mengatakan pagelaran yang dilaksanakan oleh Pegadaian-IJTI ini memberikan ruang berkarya dalam menyebarluaskan informasi secara positif di tengah gempuran disrupsi informasi.

“Jurnalis tidak hanya memiliki tugas memberikan informasi, namun secara bijak memiliki peran dalam mengelola informasi tersebut untuk memberi pencerahan dan kebermanfaatan bagi masyarakat secara luas. Kompetensi ini diharapkan memotivasi para jurnalis untuk menciptakan karya terbaik serta meningkatkan kompetensi peserta. Apalagi para juri yang menyeleksi merupakan praktisi jurnalistik papan atas yang tidak diragukan lagi profesionalitasnya,” ungkap Herik.

Kali ini tema yang ditetapkan panitia adalah “Tumbuh dan Berkembang Melalui Ekosistem Emas dan Digitalisasi Bisnis”. Subtema yang dapat dipilih adalah “Memperkuat Bisnis dengan Tabungan Emas” dan “Menjaga Ketahanan Ekonomi Keluarga dengan Tabungan dan Investasi Emas”.

Objek konten berita bisa Pegadaian, UMKM atau nasabah yang memanfaatkan produk Pegadaian. Ada tiga kata kunci yang harus menjadi topik utama dalam konten yaitu emas, UMKM dan digital.

Karya yang disertakan harus telah dipublikasikan di media massa mulai 1 Februari 2023. Pengiriman karya jurnalistik ditutup pada 10 April 2023, sementara pemenang akan diumumkan pada acara puncak perayaan HUT ke-122 Pegadaian yang akan diselenggarakan pada bulan Mei 2023.(**/rls)

Baca Juga:

Pegadaian Cabang Pungkur Optimis Capai Target 150M

Kini Banyak Kaum Milenial Datang ke Pegadaian

Melalui Pinjaman Pegadaian, Minuman Tak Berpotensi Bisa Sampai Turkiye




Kini Banyak Kaum Milenial Datang ke Pegadaian

Banyak Kaum Milenial Datang ke Pegadaian

BANDUNG, Prolite – Lain dulu lain sekarang, kaum milenial pun datang ke Pegadaian. Pegadaian yang semakin mengikuti jaman kini tidak tampak seperti tempat mengadaikan barang saja namun juga bisa menabung, berinvestasi atau mendaftar kuota haji.

Itu terlihat dari tampilan kantornya, dulu selalu tampak pintu dipinggir kini tampak depan seperti akan ke gedung perbankan.

Dahulu saat akan ke Pegadaian orang tampak malu dan terkesan sembunyi-sembunyi. Kawatir diketahui saudara atau tetangganya tengah mengadai barang berharga karena terpaksa.

Bukan itu saja, jika dulu ke Pegadaian banyak kaum kolonial kini banyak juga kaum milenial. Persentase pengunjung kolonial dengan milenial seimbang.

Menurut Kepala Cabang Pegadaian Pungkur Kota Bandung, Didi Susilo, hal itu karena orang tua atau nasabah kolonial mewariskan kebiasan mengadaikan barang berharga di Pegadaian lebih aman dan bunga murah, di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sehingga terjamin.

“Milenial ini mempunyai tingkat hitung lebih detail dari pada kita. Bisnis maju, usaha bagus, hitung investasinya baik. Ada yang tidak suka menabung emas tapi lebih suka ke gadget atau mobil,” jelas Didi ditemui di ruang kerjanya, Senin (28/2/2023).

Lanjutnya, kaum milenial memang menjadi fokus, bahkan Pegadaian memang menyisirnya tetapi tidak mengkhususkan melayani kaum milenial saja melainkan melayani semua lapisan masyarakat.

“Kalau persentase kolonial dan milenial ya sejumlah persentase orang tua mendelegasikan ilmu ke anak. Disitu kokonial bergeser kesana (milenial,red),” tuturnya.

Selain warisan ilmu, untuk lebih menarik minat kaum milenial, Pegadaian pun mengaku menghadirkan ‘The Gade Cafe’, dimana sebagai tempat kongkow kaum milenial.

Cafe yang berada di halaman depan Pegadaian Cabang Pungkur itu selain mewadahi tempat berkumpul anak muda, juga sebagai ajang edukasi, literasi dan promosi agar milenial mau menabung emas, berinvestasi, atau pun berkegiatan positif lainnya.

“Kita kan ada investasi, tabung emas, pembelian emas secara angsuran atau cicilan emas, pembelian motor angsuran untuk usaha, bahkan mendaftar kuota haji. Dengan menabung mereka sudah mendaftar dan mendapatkan kuota kapan akan berangkat haji,” promonya.

Didi pun menyampaikan bahwa imej Pegadaian sudah banyak berubah. Bahkan dulu hanya bisa dilakukan secara manual kini bisa ke digital, melalui aplikasi Pegadaian Digital Service semua soal pegadaian ada ditangan.

“Menabung, beli emas, gadai emas, transaksi bayar listrik dan lainnya bisa diaplikasi tersebut. Kalau dari total transaksi 70-80 persen. Atau dari 20 ribu nasabah, 15 ribu nya semua sudah menggunakan digital. Ya jadi lebih cepat, lebih baik, lebih aman, dan lebih mudah transaksi,” tutupnya. (Evy Dama)




Pegadaian Cabang Pungkur Optimis Capai Target 150M

Pegadaian Cabang Pungkur

BANDUNG, Prolite – Kendati di dua bulan ini pertumbuhan ekonomi dirasa masih stagnan, namun Pegadaian Cabang Pungkur Kota Bandung mengaku optimis target realisasi 18% dari tahun lalu, atau Rp 150 Miliar tahun ini akan tercapai. Pasalnya, tahun lalu saja dari target Rp 120 Miliar,  Pegadaian Cabang Pungkur mampu melampaui hingga Rp 140 Miliar.

Kepala Cabang Pungkur Didi Susilo menyampaikan, perkembangan harga emas di tahun 2023 itu diangka Rp 1 Juta per gram, baik itu tabungan emas atau emas batangan logam mulia. Dan sampai Februari ini memang diprediksi oleh pemerintah harga emas naik, sementara pertumbuhan ekonomi masih stagnan.

“Untuk yang menggadai emas in line atau sebanding dengan pertumbuhan ekonomi. Apabila melambat, permintaan masyarakat akan investasi emas juga akan melambat dan dirasakan sekarang ini pertumbuhan ekonomi agak melambat. Bisnis lesu sehingga perkembangan masih stagnan, masih belum menunjukan kenaikan yang signifikan. Januari-Febuari ini masih biasa biasa,” ujar Didi ditemu di ruang kerjanya, Senin (27/2/2023).

Pihaknya sendiri, diakui Didi masih membuat perencanaan strategi di tahun 2023 dan baru berjalan Januari-Febuari ini.
Tetapi, untuk kebutuhan konsumtif masyarakat yang menggadaikan barangnya ada peningkatan dibanding untuk kebutuhan produktif.

“Terkait dengan investasi belum begitu ada peningkatan atau tidak seramai di akhir tahun kemarin. Cenderung untuk investasi kecil-kecilan dan konsumtif. Investasi besar masih melambat,” ucapnya lagi.

Didi menegaskan kemungkinan besar di bulan Maret jelang puasa Ramadan dan lebaran bakal terjadi peningkatan investasi, terutama menyambut Idul Fitri.

“Mungkin para pengusaha atau pedagang masih membuat strategi juga untuk mengantisipasi bulan Ramadan dan Idul Fitri. Mereka melihat permintaan masyarakat juga apakah ada investasi yang perlu ditambahkan,” tuturnya.

Di Cabang Pungkur lanjutnya, masyarakat yang mengadaikan barangnya itu lebih banyak dipakai usaha yang produktif daripada konsumtif (menggadaikan untuk kebutuhan sehari hari,red).

Pinjaman di Cabang Pungkur ini, lanjut Didi, lebih banyak yang besar-besar atau rata-rata diatas Rp 5 Juta. Sedang untuk konsumtif dikisaran Rp 500 Ribu sampai Rp 1 Juta.

Disinggung apakah barang yang digadai lebih banyak ditebus atau dilelang, Didi mengaku banyak barang yang di tebus.

“Alhamdulilah jumlah barang jaminan dilelang sangat kecil dibandingkan jumlah kredit yang masuk, sekitar 0,02% rata-rata. NPL non gadai di bawah 1 digit artinya pengelolaan NPL,” pungkasnya.

Masih ungkap Didi, saat lelang barang nasabah atau kesulitan likuiditas dan tidak bisa membayar, terlebih dulu pihaknya menghubungi nasabah. Jika terpaksa dilelang maka harga lelang sesuai taksiran waktu menggadai, sehingga jika terjual harga barang sudah menutup uang pinjaman pokok ditambah kewajiban serta uang bunga plus biaya lelang.

“Jika ada space penjualan atau ada kelebihan, maka sesuai aturan yang ada uang akan dikembalikan ke pemilik,” tandasnya.

Didi pun mengakui terkadang ada salah tafsir terkait barang yang digadaikan, contohnya barang bukan emas, elektronik atau gadget. Kesalahan itu menjadi tanggung jawab pegadaian. Oleh karenanya pegadaian harus hati-hati, profesional dalam menetapkan pinjaman.

Sebagai informasi, Pegadaian Cabang Pungkur beralamat di Jl. Pungkur No. 125, Bandung, Jawa Barat, dan membawahi pegadaian Cabang Jamika, BIP Mal, BTC Mal, Astana Anyar, Holis, Cigereleng, dan Pasirkoja. (Evy Dama)