PDIP Belum Serahkan Nama Fraksi Usai Ketua DPRD Kota Bekasi Tahun 2024-2029 Ditetapkan

Ilustrasi PDIP belum serahkan nama fraksi (google).

PDIP Belum Serahkan Nama Fraksi Usai Ketua DPRD Kota Bekasi Tahun 2024-2029 Ditetapkan

Prolite – PDIP belum serahkan susunan nama fraksi usai di lakukannya penetapan Sardi Efendi sebagai ketua DPRD Kota Bekasi tahun 2024-2029 mendatang.

Namun PDIP Kota Bekasi memiliki 9 kursi hasil Pemilu Legislatif 2024 lalu sontak hasil ini menempatkan PDIP di posisi ke dua setelah PKS.

Pemilihan Terpisah, Plt Sekretaris DPRD Kota Bekasi Alexander Zulkarnaen mengungkapkan, belum adanya nama perwakilan PDIP di pimpinan DPRD Kota Bekasi dan belum ada susunan fraksi PDIP, terkendala surat di PDIP.

Alexander Zulkarnain mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali mengirim surat ke PDIP untuk nama-nama di kursi pimpinan DPRD dan susunan fraksi PDIP.

Ilustrasi (freepik).
Ilustrasi (freepik).

“Kalau ditanya kenapa PDIP belum ada namanya di wakil ketua 1 dan fraksi, sampai sekarang belum ada surat dari PDIP yang masuk ke kita,” ungkap Alex, sapaan akrabnya dikutip , Jumat (20/9)

Terkait pelantikan ketua dewan definitif, Alex menyatakan pihaknya akan menunggu persetujuan gubernur Jabar.

“Senin (23/9/2024) kita baru mengirim surat ke gubernur. Kita menunggu. Dan harsebagai ketua apan kita bisa secepatnya mendapatkan surat dari gubernur agar secepatnya ketua dewan definitif dilantik,” tutupnya.




HUT PDIP Ke – 51: Harus Dirasakan Rakyat

hut pdip

HUT PDIP Ke – 51: Harus Dirasakan Rakyat

BANDUNG, Prolite – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menggelar hari ulang tahun ke-51. HUT PDIP ke-51 ini berlangsung sederhana itu dihadiri sekitar 100 kader PDIP di Jl Binong Jati, Kelurahan Binong. Acara digelar oleh 50 calon legislatif di daerah pemilihannya masing-masing.

Dalam kesempatan HUT PDIP itu Ketua PDIP Dewan Perwakilan Cabang (DPC) Kota Bandung Ahmad Nugraha mengisahkan bahwa tema yang diusungnya adalah ‘Satyam Eva Jayate’ atau kebenaran pasti menang.

Kata Ahmad kenapa mengambil tema seperti itu pada HUT PDIP karena PDIP sebagai partai yang punya sejarah setelah difungsikan tahun 1973. PDIP mengalami semua dinamika yang luar biasa.

“Jadi dulu namanya PDIP di bawah ketiak penguasa dan segala sesuatunya pada saat pencalonan presiden itu memberikan dukungan, padahal kalau sebuah negara demokrasi partai itu tidak memberikan dukungan tapi menjadi oposisi seperti yang sekarang dirasakan. Di sebuah negara mana pun pasti ada oposisi nah dengan demikian partai ini era sekarang ini tentunya mengalami perubahan yang cukup luar biasa partai ini lah salah satu partai yang me-reformis 1992,” jelas Ahmad.

hut pdip

“Bu Mega kala itu menolak pencalonan Soeharto menjadi presiden, satu-satunya perempuan, ketua partai, satu-satunya anggota DPR RI. Nah karena Ibu Megawati Soekarno Putri melawan kediktatoran Soeharto maka saat itu ibu mengalami tekanan yang luar biasa dan tahun 1992 terjadi pergolakan yang memang partai ini menjadi pecah di mana dukungan terhadap Bu Mega semakin besar,” kisahnya.

Kala itu lanjut Ahmad, Megawati mendapat dukungan oleh rakyat yang menginginkan negara ini demokrasi dan memberikan kebebasan berpendapat serta menentukan pilihan.

“Itu lah gerak langkah bu Mega, jadi kalau bicara reformasi partai ini sudah mereformasi sejak tahun 1992 terus peristiwa gambir tahun 1995 dan peristiwa kuda tuli tahun 1996, perjalanan ini lah membuat partai ini sangat dewasa sangat paham tentang bagaimana dinamika persoalan demokratisasi di republik ini,” tuturnya.

Untuk hari ini sendiri kata Ahmad, PDIP akan menghadapi sebuah dinamika yang akan terulang di era order baru. Pihaknya sudah siap menghadapi hal semacam itu.

Ahmad juga menegaskan bahwa partainya tidak kaleng-kaleng menghadapi tidak hanya cuap belaka, mengatakan bahwa partai ini hanya memberikan janji politik terhadap rakyat.

“Ini yang sangat konsisten untuk menegakkan hal-hal kaitan demokratisasi untuk menjaga kepentingan rakyat, kita harus dekat dengan rakyat. Mari kita merayakan HUT PDIP ini tidak hanya sebatas kepengurusan tapi rakyat harus merasakan bahwa keberadaan PDIP itu sangat luar biasa dan PDIP itu berasal dari rakyat maka sebutan wong cilik bagi PDIP itu tidak pernah akan hengkang dari slogan,” tegasnya.

Slogan tersebut harus dibuktikan dan direalisasikan bagaimana bahwa partai ini sangat dekat dengan rakyat.

Acara HUT PDIP sendiri lanjut dia, sebagai pembuktian bahwa para caleg PDIP dekat dengan rakyat sehingga akan dievaluasi, sehingga apakah betul-betul para caleg punya komitmen.

Para caleg itu tidak ada boleh ada skat dengan rakyat harus bisa menyampaikan aspirasinya. Tanpa skat sebagai pejabat, karena mereka berasal dari rakyat.

“Saya juga sosialisasi kan capres Ganjar Pranowo dan cawapres Mahfud MD, mereka satu-satunya capres dan cawapres asal dan murni dari rakyat. Partai PDIP, Perindo, PPP dan Hanura ini paham paripurna terkait rakyat dan peduli akan rakyat. Bukan kamuflase harus terealisasi sebagai pemimpin dari rakyat yang peduli dan perhatian terhadap rakyat,” pungkasnya.