Palestinian Voices in Games: Industri Game Global Angkat Suara untuk Palestina

Palestinian Voices in Games

Prolite – Palestinian Voices in Games: Industri Game Global Angkat Suara untuk Palestina

Pernah kebayang nggak kalau dunia game, yang biasanya identik dengan hiburan, bisa jadi medium perjuangan dan solidaritas?

Nah, baru-baru ini industri game global bikin gebrakan dengan mendirikan Palestinian Voices in Games, sebuah jaringan yang berfokus mendukung pengembang game asal Palestina yang selama ini kurang terwakili.

Inisiatif ini nggak cuma soal teknologi, tapi juga tentang identitas, budaya, dan kemanusiaan.

Apa Itu Palestinian Voices in Games?

Dilansir dari Game Developer (19 September 2025), lebih dari 50 profesional game dunia bergabung membentuk koalisi ini. Mulai dari studio game, kurator, hingga penyelenggara acara.

Nama-nama besar seperti Santa Ragione, Nerial, The Pixel Hunt, Indoor Sunglasses, Lizardcube, dan Deneos ikut ambil bagian. Misi utamanya jelas: melawan kurangnya representasi dan dehumanisasi terhadap orang Palestina di ruang budaya populer, khususnya video game.

Menurut pernyataan resmi di situs mereka, kelompok ini percaya bahwa minimnya visibilitas warga Palestina di media populer memperparah stigma dan diskriminasi.

Dan kita tahu, diskriminasi di dunia digital sering banget merembet ke kehidupan nyata, terutama di tengah situasi sulit di Gaza dan meningkatnya tekanan di Tepi Barat.

Inspirasi dari Budaya dan Seni Palestina

Koalisi ini terinspirasi oleh karya-karya intelektual dan seniman Palestina seperti Edward Said, Mahmoud Darwish, Hiam Abbas, hingga Rasheed Abueideh, seorang game developer asal Gaza yang pernah merilis Liyla and the Shadows of War (2016), sebuah game emosional tentang konflik di Gaza.

Melalui pendekatan seperti ini, Palestinian Voices in Games ingin lahirkan generasi baru kreator Palestina yang bisa membawa cerita-cerita mereka ke audiens global.

Saat ini, ada empat proyek game yang lagi didampingi: Dreams on a Pillow, Being 2, RiYafa, dan Pomegranates. Menariknya, mereka juga buka peluang bagi pengembang independen Palestina buat mengajukan karya, baik yang masih berupa konsep, maupun sudah hampir selesai, untuk dapat bimbingan atau dukungan pendanaan.

Bukan Sekadar Game Biasa Namun Ada Peluang Nyata

Yang bikin unik, proyek ini nggak cuma soal “bikin game.” Ada peluang nyata bagi para pengembang untuk dapat dukungan profesional, promosi, bahkan pendanaan.

Bahkan ada sistem mentoring supaya para kreator muda bisa belajar langsung dari veteran industri game internasional. Artinya, game bisa jadi jembatan ekonomi juga buat komunitas yang selama ini terpinggirkan.

Selain itu, mereka juga mengajak relawan dan mitra pendanaan untuk terlibat. Jadi, nggak cuma developer Palestina yang dapat kesempatan, tapi juga investor, akademisi, dan kreator lain bisa berkolaborasi.

Dukungan Global: Dari Charity Bundles hingga Isu Etis

Sebenarnya, dukungan terhadap Palestina di ranah game bukan hal baru. Beberapa tahun terakhir, banyak kreator menggalang dana lewat charity bundles untuk membantu korban konflik.

Ada juga seruan kepada perusahaan besar seperti Microsoft, yang sempat dituding teknologinya dipakai dalam operasi militer Israel. Bahkan, Microsoft sudah menunjuk konsultan independen untuk menyelidiki apakah benar teknologi mereka digunakan untuk menyasar warga sipil.

Langkah Palestinian Voices in Games ini memperkuat tren tersebut: bahwa industri game nggak bisa lagi dipandang cuma soal bisnis, tapi juga soal tanggung jawab sosial dan etika.

Industri game global tumbuh pesat. Tahun 2025, jumlah gamer dunia diperkirakan lebih dari 3,4 miliar orang (Newzoo, 2025).

Dengan skala sebesar itu, game bukan cuma hiburan, tapi juga medium budaya populer yang berpengaruh besar. Sayangnya, cerita dari Palestina jarang sekali muncul, apalagi dari perspektif orang Palestina sendiri.

Kurangnya representasi ini nggak cuma bikin cerita mereka hilang, tapi juga bisa memperkuat stereotip negatif. Dengan adanya Palestinian Voices in Games, ada ruang baru untuk narasi alternatif yang lebih autentik, personal, dan penuh empati.

Suara Solidaritas dari Dunia Game

Kalau dipikir-pikir, langkah ini nunjukkin bagaimana solidaritas dan teknologi bisa berpadu. Bayangin kalau makin banyak industri kreatif yang melakukan hal serupa yakni mendukung suara-suara yang selama ini terpinggirkan. Hasilnya? Bukan cuma keberagaman cerita, tapi juga kesempatan ekonomi, pendidikan, dan tentu saja, kemanusiaan.

Koalisi ini berharap keberadaan mereka bisa menginspirasi lebih banyak pihak, termasuk investor, lembaga pendidikan, dan komunitas gamer, untuk ikut mendukung dan kolaborasi. Jadi, ini bukan akhir, tapi justru awal dari gerakan yang lebih besar.

Game Sebagai Medium Harapan

Akhirnya, Palestinian Voices in Games nunjukkin bahwa game bisa lebih dari sekadar hiburan. Ia bisa jadi medium harapan, perlawanan, dan solidaritas. Buat kita sebagai gamer, kreator, atau sekadar penikmat pop culture, langkah ini ngajak kita buat lebih kritis dan peduli.

Jadi, gimana menurut kamu? Siap dukung karya kreator Palestina dan kasih ruang buat cerita-cerita mereka bersinar di panggung global?

Karena siapa tahu, game yang kita mainkan besok bisa jadi lahir dari perjuangan dan mimpi seorang developer Palestina yang suaranya kini makin terdengar.




MUI Mengeluarkan Fatwa 121 Produk Pro Israel Haram Dikonsumsi

MUI Mengeluarkan Fatwa Produk Pro Israel Haram Dikonsumsi (istimewa).

Prolite – Ada banyak produk pro Israel yang beredar di Indonesia, produk ini secara nyata mendukung Israel. Majelis Ulama Indonesia (MUI) menerbitkan fatwa yang mengatur dukungan terhadap Palestina.

Dalam Fatwa Nomor 83 tahun 2023 ini juga merekomendasikan agar pemerintah mengambil langkah-langkah tegas membantu perjuangan Palestina.

Memberikan dukungan untuk perjuangan kemerdekaan Palestina bisa melalui apa saja salah satunya tidak membeli produk pro Israel.

Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh menegaskan, mendukung agresi Israel, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung Israel haram hukumnya.

“Mendukung pihak yang diketahui mendukung agresi Israel, baik langsung maupun tidak langsung, seperti dengan membeli produk dari produsen yang secara nyata mendukung agresi Israel hukumnya haram,” tegas Niam dalam keterangan tertulisnya, dikutip .

Maka dari itu dihimbau kepada seluruh umat islam diminta untuk tidak menggunakan atau transaksi produk pro Israel demi untuk mendukung kemerdekaan Palestina.

“Dukungan terhadap kemerdekaan Palestina saat ini hukumnya wajib. Maka kita tidak boleh mendukung pihak yang memerangi Palestina, termasuk penggunaan produk yang hasilnya secara nyata menyokong tindakan pembunuhan warga Palestina,” ujarnya.

Lantas produk mana saja yang secara langsung mendukung Israel?

MUI
MUI

Kurang lebih, terdapat sekitar 121 perusahaannya yang produk pro Israel adalah:

  1. Fastfood:

– Subway

– Starbucks

– Burger King

– Pizza Hut

– KFC

– McDonald’s

  1. Penyedap:

– Royco

– Knoor

– Manggi

  1. Sabun/Shampoo/Detergen:

– Rinso

-Molto

– Pepsodent

– Close Up

– Sensodyne

– Oral-B

– Pantene

– Sunsilk

– Lifebuoy

– Lux

– Vanish

– Johnsons

– Cif

– Fairy

– Coolgate

– Listerine

– Heads & Shoulder

  1. Minuman:

– Aqua

– Vit

– Coca Cola

– Pepsi

– Fanta

– Sprite

– Nestle

– Nescafe

– Starbucks

– 2 Tang

  1. Susu/Keju/Sereal:

– Dancow

– Koko Krunch

– Nestle

– Nestquick

– Kraft

– Kellog’s

  1. Cokelat/Camilan:

– KitKat

– Magnum

– Oreo

– Danone

– Lays

– Kraft

– Pringles

– Biskuat

– Twix

– Mars

– Doritos

– Cheetos

– Milo

– Pringles

– M&Ms

– Cornflakes

  1. Kecantikan:

– Garnier

– Loreal

– Nivea

– Ponds

– Vaseline

– The Body Shop

– Loreal

– Victoria’s Secret

– Clean & Clear

– Maybeline

– Estelauder

– Revlon

  1. Pakaian/Sepatu:

– Puma

– Nike

– Adidas

– Calvin Klein

– Levi’s

– Chanel

– Gucci

– H&M

– GAP

– Marks & Spencer

– Monster

– Boss

– Hugo

– Timberland

– Giorgioarmani

– AIA

– II

– Converse All Star

– DKNY

– Lancome

– Tommy Hilfiger

– Champion

– Reebook

  1. Teh Kemasan:

– Sariwangi

– Nestea

– Lipton

  1. Deodorant:– Dove – Rexona
  2. Pengharum Ruangan:– Glade
  3. Tayangan:– Disney – Pictures – National Geographic – 20 Fox – CNN
  4. Supermarket:– Carrefour – 7eleven
  5. Kesehatan:– Vicks – Scott
  6. Popok/Pembalut:– Pampers – Kotex – Softex
  7. Saus/Kecap:– Heinz – Bango – ABC
  8. Brand:– Danone – Unilever – Nokia – Mottorola – Ford – Chevrolet



Mengungkap Makna Gambar Semangka Pro Palestina : Sejarah dan Simbolisme

Semangka

Prolite – Baru-baru ini, gambar buah semangka sering digunakan di media sosial sebagai tanda solidaritas dengan Palestina, terutama setelah serangan yang terjadi pada tanggal 7 Oktober 2023 oleh pasukan Israel sebagai respons terhadap serangan Hamas.

Semangka telah menjadi simbol dukungan terhadap rakyat Palestina. Ini bukan pertama kalinya gambar semangka digunakan dalam konteks ini, dan hal ini mencerminkan upaya untuk mengekspresikan dukungan dan simpati terhadap konflik di kawasan tersebut.

Mengapa Gambar Semangka Jadi Simbol Solidaritas Pro Palestina?

Para tentara Israel tengah memantau Kota Tua sebelum melancarkan serangan pada Juni 1967 – Wikimedia Commons/Mazel123

Sejarah penggunaan semangka sebagai simbol Palestina memiliki akar dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967. Setelah perang tersebut, Israel menguasai wilayah Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur.

Selama periode ini, pemerintah Israel mengeluarkan larangan memajang bendera Palestina, menyatakan bahwa tindakan tersebut akan dianggap sebagai kejahatan di wilayah Gaza dan Tepi Barat.

Sebagai respons terhadap larangan ini, warga Palestina mencari cara kreatif untuk menyuarakan dukungan mereka tanpa melanggar larangan. Mereka memutuskan untuk menggunakan simbol sebagai gantinya.

Alasan di balik pemilihan semangka adalah penampakan dalam saat buah ini dibelah. Daging buah yang merah, bijinya yang hitam, dan kulitnya yang hijau menyerupai warna-warna dalam bendera nasional Palestina.

Oleh karena itu, buah ini menjadi simbol yang kuat untuk mengungkapkan identitas dan dukungan terhadap Palestina.

Namun, pemerintah Israel segera menyadari makna simbol ini dan memperluas larangannya untuk mencakup gambar-gambar yang mengingatkan pada bendera Palestina, serta segala hal yang mencakup tiga warna tersebut.

Pada tahun 1993, larangan terhadap penggunaan bendera Palestina dicabut setelah tercapainya Kesepakatan Oslo (Oslo Accords) dengan syarat pengakuan bersama oleh Israel dan Palestina.

Perjanjian ini menjadi perjanjian formal pertama antara Israel dan Palestina yang berusaha menyelesaikan konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade.

Media The New York Times pernah melaporkan peran semangka sebagai simbol Palestina selama periode larangan tersebut.

Dalam laporannya, diungkap bahwa para pemuda di Jalur Gaza bahkan ditangkap karena membawa irisan buah ini ketika mereka melakukan aksi protes.

Ilustrasi @selenajinah

Meskipun demikian, penggunaan semangka sebagai simbol Palestina tetap hidup dan digunakan dalam konteks dukungan terhadap rakyat Palestina dalam konflik yang berlarut-larut.




Israel Tingkatkan Serangan ke Gaza, Amerika Serikat Khawatir Akan Serangan ke Kepentingan Timur Tengah

Israel

Prolite – Dilansir dari Reuters, telah terjadi ketegangan yang meningkat antara Israel dan Hamas yang berpotensi memicu konflik yang lebih luas di Timur Tengah.

Amerika Serikat telah mengekspresikan keprihatinan yang mendalam terhadap potensi serangan yang lebih besar ke kepentingan Amerika di wilayah tersebut.

Sebagai respons atas serangan berkelanjutan Israel ke Gaza, serta bentrokan di perbatasannya dengan Lebanon, Washington memperingatkan adanya risiko signifikan terhadap kepentingan AS di wilayah tersebut.

Militer Israel mempersiapkan pasukannya memasuki Gaza – Ariel Schalit

Dalam 24 jam terakhir, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan udara Israel telah menewaskan 266 warga Palestina, termasuk 117 anak-anak.

Kejadian ini terjadi setelah Israel mengepung Gaza sepenuhnya sebagai reaksi atas infiltrasi masal ke Israel oleh pejuang Hamas pada 7 Oktober.

Serangan juga terjadi di Suriah, di mana Israel menyerang bandara internasional di Damaskus dan Aleppo.

Sebagai respons, kelompok Hezbollah yang didukung Iran telah bertempur dengan pasukan Israel. Sejak 7 Oktober, 24 anggota Hezbollah telah tewas.

Sumber keamanan Lebanon mengatakan bahwa 11 pejuang dari kelompok militan Palestina di Lebanon juga tewas di wilayah perbatasan yang tidak stabil, serta empat warga sipil.

Sedangkan di sisi Israel dari perbatasan menurut laporan militer, setidaknya lima tentara dan satu warga sipil telah tewas.

Dengan meningkatnya kekerasan di perbatasannya, mereka telah menambahkan 14 komunitas ke rencana evakuasi darurat mereka di utara negara tersebut.

AS Kirim Pertahanan Rudal Ke Timur Tengah – U.S. Department of Defense

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengungkapkan dukungan Amerika kepada Israel dan menegaskan bahwa Washington akan meningkatkan kehadiran militernya di Timur Tengah.

Washington telah mengirim kekuatan angkatan laut yang signifikan ke Timur Tengah, termasuk dua kapal induk, kapal pendukung, dan sekitar Marinir.

Austin juga menyatakan akan mengirim sistem pertahanan rudal THAAD dan tambahan batalyon sistem rudal pertahanan udara Patriot ke wilayah tersebut.

Namun, pejabat keamanan Iran mengatakan bahwa strategi Iran adalah agar proxy Timur Tengah seperti Hezbollah melakukan serangan terbatas terhadap target Israel dan AS tetapi menghindari eskalasi besar yang akan menyeret Tehran ke dalam konflik.

Dalam serangan lain, mereka melancarkan serangan udara besar-besaran ke Gaza setelah militan Hamas menerobos perbatasan dan melancarkan serangan mendadak, menewaskan orang, terutama warga sipil.

Dengan serangan yang berkelanjutan, warga Palestina di Gaza telah menerima peringatan militer untuk berpindah dari utara Gaza ke selatan.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa sebagian besar korban tewas akibat serangan udara dalam 24 jam terakhir berada di selatan Gaza.

Warga Palestina di Jalur Gaza mengalami krisis parah sejak diputusnya pasokan air dan listrik – Getty Images

Di tengah krisis kemanusiaan yang memburuk, penduduk Gaza mengalami kesulitan untuk mendapatkan makanan dan air.

Konvoi bantuan kemanusiaan pertama telah tiba di Gaza dari Mesir, membawa persediaan medis dan makanan.

Namun, kantor kemanusiaan PBB mengatakan volume bantuan yang masuk hingga saat ini hanya 4% dari rata-rata harian sebelum permusuhan dimulai.

Israel telah menolak untuk mengizinkan bahan bakar sebagai bagian dari pengiriman bantuan, khawatir akan jatuh ke tangan Hamas.

“Tanpa bahan bakar, respons kemanusiaan akan berhenti. Tidak akan ada air, rumah sakit yang berfungsi, dan toko roti,” kata Philippe Lazzarini, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA.




20 Truk Bantuan Kemanusiaan Berkonvoi Memasuki Gaza Pasca Serangan Udara Israel Sepanjang Malam

Prolite – Sekitar 20 truk bantuan kemanusiaan telah melintasi Gaza pada hari Sabtu. Ini menjadi konvoi pertama yang membawa bantuan kemanusiaan sejak Israel memulai pengepungan mematikan 12 hari lalu.

Pengepungan ini diikuti dengan serangan udara berat oleh Israel sepanjang malam yang menewaskan puluhan warga Palestina.

Dilansir dari Reuters, Presiden AS Joe Biden menyatakan pada awal pekan ini bahwa kesepakatan telah dicapai untuk memasukkan 20 truk bantuan kemanusiaan melalui titik perbatasan Rafah di selatan Gaza dengan Mesir.

Truk berplatform datar dengan bendera putih dan membunyikan klakson mereka, keluar dari persimpangan setelah pemeriksaan dan menuju area selatan Gaza.

Area ini mencakup kota besar Rafah dan Khan Younis di mana ratusan ribu orang yang kehilangan rumah akibat perang udara Israel tanpa henti mengungsi.

20 truk yang membawa bantuan kemanusiaan di sisi perbatasan Palestina dengan Mesir – Reuters

Namun, para pejabat Palestina merasa kecewa bahwa pasokan bahan bakar tidak termasuk. Mereka menambahkan bahwa bantuan yang diterima hanya tiga persen dari apa yang biasanya masuk ke Gaza sebelum krisis.

Pengepungan total Israel terhadap Gaza, yang diluncurkan setelah serangan lintas batas pada 7 Oktober oleh militan Hamas, telah membuat 2,3 juta penduduk Gaza kehabisan makanan, air, obat-obatan, dan bahan bakar.

PBB mengatakan konvoi yang membawa bantuan penyelamatan itu akan diterima dan didistribusikan oleh Palang Merah Palestina, dengan persetujuan Hamas, yang menguasai Gaza.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyambut baik pembukaan tersebut namun juga mengulangi peringatan dari Israel agar bantuan tidak jatuh ke tangan Hamas.

Pihak PBB menyatakan bahwa setidaknya diperlukan 100 truk setiap hari. Sebelum pecahnya konflik, rata-rata sekitar 450 truk bantuan tiba di Gaza setiap hari.

Gambaran puing-puing setelah serangan udara Israel menghantam bangunan- Shadi Tabatibi

Di awal hari Sabtu, Israel melanjutkan serangan udaranya ke sekitar Gaza setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah akan “berjuang hingga kemenangan”. Ini terjadi setelah pembebasan dua sandera pertama oleh Hamas.

Hamas mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka tidak akan mendiskusikan nasib tawanan militer Israel sampai Israel menghentikan “agresinya” di Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza menyatakan pada hari Sabtu bahwa serangan udara dan rudal Israel telah menewaskan setidaknya warga Palestina, termasuk ratusan anak-anak, sementara lebih dari sejuta penduduk wilayah itu telah mengungsi.

Israel telah mengumpulkan tank dan pasukan di dekat perbatasan yang terpagar di sekitar daerah pesisir sempit tersebut untuk invasi darat yang direncanakan dengan tujuan memusnahkan Hamas.

Formasi tank-tank Israel diposisikan di dekat perbatasan Israel dengan Jalur Gaza – Violeta Santos Moura

 

Sebagian besar penduduk Gaza bergantung pada bantuan kemanusiaan. Beberapa mengatakan bantuan yang tiba pada hari Sabtu terlalu sedikit untuk membuat perbedaan.

Upaya diplomasi untuk mengamankan gencatan senjata hingga saat ini belum membuahkan hasil.

Pada “KTT Damai Kairo” yang diselenggarakan mendadak mengenai Gaza pada hari Sabtu, para pemimpin Arab mengutuk perang udara Israel.

Namun, ketidakhadiran Israel dan pejabat senior AS dalam pertemuan tersebut mengurangi prospek untuk menghentikan perang yang meningkat.




Ketegangan Meningkat : Israel Hancurkan Distrik Gaza dan Gereja Ortodoks Seiring Ancaman Invasi

Israel

Prolite – Tensi di Timur Tengah semakin meningkat setelah Israel meratakan distrik di Gaza Utara pada hari Jumat. Sebelumnya, warga diberi peringatan selama setengah jam untuk mengungsi.

Dalam serangan tersebut, gereja Ortodoks yang menjadi tempat perlindungan bagi warga sipil juga menjadi sasaran serangan. Seiring dengan perkembangan ini, Israel semakin jelas menunjukkan kemungkinan akan melakukan invasi ke Gaza.

Dilansir dari Reuters, Sekretaris Jenderal PBB mengunjungi perlintasan antara Jalur Gaza yang terkepung dan Mesir, menekankan bahwa bantuan kemanusiaan harus segera disalurkan melalui lintasan tersebut.

Menanggapi serangan-serangan sebelumnya oleh kelompok Hamas yang menguasai Gaza, Israel bersumpah untuk menghancurkan kelompok tersebut.

Roket ditembakkan Hamas dari Jalur Gaza – kompas

Hamas diketahui telah menyerbu beberapa kota dan pemukiman setelah berhasil menembus pagar penghalang Gaza pada 7 Oktober, mengakibatkan kematian sekitar orang, sebagian besar adalah warga sipil.

Dalam konteks ini, Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, memberi sinyal bahwa perintah untuk invasi dapat dikeluarkan dalam waktu dekat. Sementara itu, serangan udara Israel ke Gaza semakin intens.

Pihak Israel bahkan memberlakukan blokade total terhadap 2,3 juta penduduk Gaza, melarang pengiriman makanan, bahan bakar, dan pasokan medis.

Sejak 7 Oktober, serangan Israel telah menewaskan setidaknya warga Palestina dan melukai lainnya, menurut kementerian kesehatan Palestina.

Serangan 7 Oktober 2023 – Reuters

Lebih jauh, PBB menyatakan bahwa lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal mereka akibat serangan ini.

Patut dicatat, Gereja Ortodoks Patriarkat Yerusalem, salah satu denominasi Kristen Palestina utama, mengkonfirmasi bahwa pasukan menyerang Gereja Santo Porphyrius di Kota Gaza.

Gereja ini sebelumnya menjadi tempat perlindungan bagi ratusan umat Kristen dan Muslim yang berlindung dari serangan. Akibat serangan ini, banyak korban jiwa ditemukan di antara reruntuhan gereja tersebut.

Menyikapi insiden ini, militer Israel menyatakan bahwa bagian dari gereja rusak akibat serangan ke pusat komando militan dan mereka sedang meninjau kejadian tersebut.

Dalam laporan lain, banyak warga yang belum meninggalkan daerah mereka meski telah diperintahkan oleh Israel untuk mengungsi dari setengah bagian utara Jalur Gaza, termasuk Kota Gaza. Mereka khawatir kehilangan segalanya dan merasa tidak memiliki tempat aman lain untuk pergi.

Bantuan kemanusiaan untuk Gaza yang siap dikirimkan – reuters

Perhatian internasional saat ini terfokus pada upaya pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza melalui perlintasan Rafah ke Mesir.

Presiden AS, Joe Biden, yang baru-baru ini mengunjungi Israel, mengemukakan janji dari Israel untuk mengizinkan pengiriman terbatas dari Mesir dengan syarat bantuan tersebut dimonitor untuk mencegah pasokan ke Hamas.

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mendesak agar sejumlah besar truk bantuan diizinkan memasuki Gaza setiap harinya dan proses pemeriksaan dilakukan dengan cepat.

Meski begitu, banyak pemimpin Barat yang terus mendukung kampanye Israel melawan Hamas. Namun, kekhawatiran tentang nasib warga sipil di Gaza semakin meningkat.

Presiden Biden, dalam pidato televisi pada hari Kamis, meminta miliaran dolar bantuan militer AS untuk Israel guna melawan Hamas. Namun, dia juga menegaskan pentingnya mengakui hak-hak warga sipil Palestina.

Konflik ini juga meluas ke dua front lain: Tepi Barat dan perbatasan utara dengan Lebanon. Di Tepi Barat, bentrokan terdahsyat sejak pemberontakan intifada kedua berakhir pada tahun 2005 telah terjadi.

Dalam situasi yang semakin kompleks ini, dunia menantikan resolusi damai yang dapat mengakhiri penderitaan dan kerugian yang terus berlanjut di kedua pihak.




Bantuan Kemanusiaan dan Dinamika Diplomasi : Gaza di Tengah Krisis dan Upaya Amerika untuk Mediasi

Bantuan Kemanusiaan

Prolite – Dalam dunia yang semakin kompleks dengan konflik geopolitik, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, tengah berada di pusat perhatian.

Kunjungannya yang kontroversial ke Tel Aviv menandai upaya Amerika untuk mendukung perjuangan Israel melawan Hamas. Sementara itu, di Gaza, keputusan untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan menimbulkan perasaan campur aduk.

Kedatangan Presiden AS Joe Biden di Israel – SAUL LOEB / AFP

Di awal kunjungannya, Biden mengumumkan bahwa Amerika akan menyediakan dana bantuan kemanusiaan sebesar $100 juta untuk Gaza dan Tepi Barat yang diduduki.

Meskipun ini merupakan langkah yang tampaknya positif, realitas di lapangan menyiratkan kebutuhan yang jauh lebih mendesak.

Dengan serangan udara Israel yang terus berlangsung, serta kekurangan makanan dan obat-obatan yang akut, kehidupan di Gaza menjadi semakin sulit.

Bantuan kemanusiaan yang diumumkan, meskipun penting, mungkin hanya akan memberikan sedikit keringanan bagi penduduk yang terjepit di tengah konflik.

Penduduk Gaza, yang telah terbiasa dengan konflik dan ketidakpastian selama bertahun-tahun, mengekspresikan frustrasi dan putus asa.

Gerobak yang ditarik keledai ditumpangi pengungsi Gaza Utara ke Gaza Selatan – AP Photo/Hatem Moussa

El-Awad El-Dali, seorang penduduk berusia 65 tahun, mengatakan, “Mengenai bantuan kemanusiaan, ini adalah sesuatu yang remeh. Kami tidak ingin apa-apa dari negara Arab dan asing, hanya menghentikan pemboman keras di rumah kami.”

Komentar ini menyoroti sentimen yang lebih luas di kalangan warga Palestina, banyak di antaranya merasa dikhianati oleh negara-negara Arab yang telah menjalin hubungan dengan Israel.

Tetapi keputusan Biden untuk terlibat lebih dalam di Timur Tengah bukanlah tanpa risiko. Direktur Program Timur Tengah di Center for Strategic and International Studies, Jon B. Alterman, mengatakan, “Dari perspektif risiko, Biden kini terikat dengan apa pun yang diputuskan oleh Israel untuk dilakukan di Gaza.”

Ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana Amerika dapat dan seharusnya terlibat dalam konflik ini, dan bagaimana hal ini akan mempengaruhi hubungan internasional mereka.

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Biden adalah menjelaskan kebijakan Amerika kepada warganya sendiri.

Dengan perdebatan tentang pendanaan tambahan untuk Israel dan keputusan Amerika untuk memveto resolusi PBB yang meminta gencatan senjata, banyak warga Amerika yang merasa bingung dan frustrasi.

Potret Rumah Sakit Al-Ahli al-Arabi, Gaza yang terbakar akibat serangan Israel – tribunnews

Selain itu, serangan udara yang menargetkan rumah sakit di Gaza, yang menewaskan ratusan orang, menimbulkan pertanyaan mendalam tentang tanggung jawab dan etika dalam konflik bersenjata.

Tantangan ini diperparah oleh laporan bahwa sebagian besar penduduk Gaza bergantung pada bantuan kemanusiaan bahkan sebelum konflik ini dimulai.

Berdasarkan laporan dari Reuters, lebih dari warga Palestina yang tewas dan lebih dari terluka, kebutuhan akan bantuan mendesak.

Krisis ini juga menimbulkan tantangan bagi negara-negara di Timur Tengah dan hubungan mereka dengan dunia internasional.

Diplomasi untuk normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Israel sekarang terhenti, dan ada kekhawatiran bahwa krisis ini dapat menyebar ke seluruh Timur Tengah.

Menjelang akhir kunjungannya, Biden menekankan pentingnya diplomasi dan mencari solusi damai. Namun, dengan konflik yang semakin memanas, keputusan yang diambil dalam hari-hari dan minggu-minggu mendatang akan menentukan nasib ribuan orang dan hubungan internasional di tahun-tahun yang akan datang.




Peduli Palestina, Ribuan Siswa Kota Bandung Doa Bersama

peduli palestina-doa bersama siswa

Ribuan Siswa Doa Bersama Untuk Palestina

BANDUNG, Prolite – Turut peduli terhadap kekejaman zionis dan mendoakan agar negara Palestina segera merdeka, 11 ribu lebih siswa, kepala sekolah, guru dan tenaga pendidik dari berbagai tingkatan sekolah dibawah naungan Yayasan Pendidikan Dasar Menengah Pasundan mengikuti kegiatan Doa bersama Warga Pasundan “Untuk Kedamaian Palestina” di Alun – Alun Kota Bandung, Jumat(20/10/2023).

“Saat ini kita berkumpul karena tiga nama satu Pasundan, dua Indonesia tiga islam. Dalam kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar paguyuban Pasundan, YPDM, YPT, guru dan anak-anaku. Yang iklas hadir mendoakan terkait dengan penderitaan sodara kita di Palestina, ” ujarnya saat membuka doa bersama.

peduli palestina-doa bersama siswa

Didi berharap warga Palestina mendapatkan perlindungan dari Allah SWT dan juga diberikan keselamatan serta bisa kembali merdeka untuk bangsanya.

“Bangsa Palestina mereka puluhan tahun dijajah hingga saat ini, puluhan tahun menderita atas kebiadaban lsrael dan Yahudi. Dan dalam konstitusi jelas penjajahan harus dihapuskan. Kita memohon kepada Alloh SWT selamat damai dan merdeka kami memohon kerelaan semua yang berdoa iklas untuk Palestina, ” Paparnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Dasar Dan Menengah (YPDM) Pasundan Dr. Dadang Mulyana mengatakan jika kegiatan tersebut diikut sekolah Pasundan dari Kota Bandung, Kab Bandung, Cimahi, dan Tanjungsari Kab Sumedang.

peduli palestina-doa bersama siswa

“Dalam konteks pendidikan siswa Pasundan dididik untuk memiliki kepedulian terhadap sesama muslim, oleh karena itu siswa diajak untuk berdoa bersama untuk Palestina mereka sangat antusias. Alhamdulillah, saat ini sebanyak 11 ribu siswa siswa dari tingkat SD, SMP, SMA/SMK di Bandung Raya dan sekitarnya ikut serta dalam doa bersama,” Jelasnya.

Selain itu doa bersama juga dilaksanakan serentak di seluruh sekolah Pasundan diluar Bandung Raya untuk melaksanakan doa bersama. Doa bersama dilaksanakan di lingkungan sekolah masing – masing pada jam bersamaan.

Doa bersama dipimpin oleh Ustad Tata Sukayat dan juga Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi, . Hadir juga Ketua Yayasan Pendidikan Tinggi Pasundan (YPT Pasundan) Rektor Unpas, Ketua STKIP Pasundan, STIE Pasundan serta para pengurus PB Paguyuban Pasundan.

peduli palestina-doa bersama siswa

Sementara itu salah seorang siswa SMK Pasundan 3 bernama Anisa Salsabila menyampaikan mengikuti doa bersama ini sebagai rasa kepeduliannya terhadap negara yang saat ini tengah digempur Israel.

“Ini bentuk kepedulian kita, mereka berhak merdeka. Walaupun kita tahu kalau Palestina merdeka tanda kiamat tapi ini hak mereka seperti disampaikan di al quran,” ucapnya lantang




Kunjungan Joe Biden ke Israel Dikaitkan dengan Klaim Ledakan oleh Militan

Joe Biden

Prolite – Dilansir dari Reuters, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, tiba di Israel pada hari Rabu dengan menegaskan dukungannya pada perang Israel melawan Hamas, sekaligus mendukung klaim Israel bahwa ledakan yang menewaskan banyak warga Palestina di rumah sakit Gaza disebabkan oleh tindakan militan.

Ilustrasi Rumah Sakit Al-Ahli al-Arabi, Gaza yang terbakar akibat serangan Israel – tribunnews

Kebakaran hebat yang melanda Rumah Sakit Al-Ahli al-Arabi menampilkan gambar paling mengerikan dari perang yang telah berlangsung selama 12 hari.

Hal ini menggagalkan misi diplomatik darurat Gedung Putih ke Timur Tengah, karena pemimpin Arab membatalkan rencana pertemuan mereka dengan presiden AS tersebut.

Pejabat Palestina menyalahkan serangan udara Israel atas ledakan tersebut, yang menewaskan hingga 500 orang.

Namun, Israel menegaskan ledakan tersebut disebabkan oleh peluncuran roket yang gagal dari kelompok militan Jihad Islam Palestina, yang menolak tudingan tersebut.

Kedatangan Presiden AS Joe Biden di Israel – SAUL LOEB / AFP

Bersama dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, Joe Biden mengungkapkan, “Saya sangat sedih dan marah dengan ledakan di rumah sakit di Gaza kemarin, dan berdasarkan apa yang saya lihat, sepertinya itu dilakukan oleh kelompok lain, bukan Anda.”

“Namun, masih banyak orang yang meragukan, jadi kita harus mengatasi banyak hal,” tambah Joe Biden. “Dunia sedang menonton. Israel memiliki nilai-nilai seperti Amerika Serikat dan demokrasi lainnya, dan mereka sedang menunggu langkah apa yang akan kita ambil.”

Kunjungan Joe Biden ke Timur Tengah seharusnya dapat meredam ketegangan di wilayah tersebut, sekaligus menunjukkan dukungan AS terhadap sekutunya, Israel, yang telah berjanji untuk memusnahkan Hamas.

Namun, setelah ledakan di rumah sakit, Yordania membatalkan bagian kedua dari agenda kunjungan Joe Biden.

Setelah insiden di rumah sakit, Jordan membatalkan bagian kedua dari kunjungan Joe Biden: pertemuan yang direncanakan di Amman dengan para pemimpin Yordania, Mesir, dan Otoritas Palestina.

Netanyahu berterima kasih kepada Joe Biden atas dukungannya yang tegas. Kantor Presiden Isaac Herzog menyatakan bahwa kepala negara tersebut mengatakan kepada Biden, “Tuhan memberkatimu karena melindungi bangsa Israel.”

Dampak ledakan mengakibatkan kerusakan yang mengerikan, bahkan melebihi apa yang telah terjadi selama 12 hari terakhir. Petugas penyelamat berusaha keras mencari korban selamat di tengah reruntuhan berlumuran darah.

Orang-orang inspeksi rumah sakit Al-Ahli; tempat warga Palestina tewas dan berlindung akibat konflik dengan Israel – Mohammed Al-Masri

Israel kemudian merilis rekaman drone dari lokasi ledakan rumah sakit, yang menunjukkan bahwa mereka tidak bertanggung jawab karena tidak ada bekas lubang dampak dari rudal atau bom.

Setelah Joe Biden mendukung klaim Israel, pemimpin Barat lainnya juga mengajak untuk berhati-hati. James Cleverly, Menteri Luar Negeri Inggris, memposting, “Kepala dingin harus menang.”

Ledakan tersebut menimbulkan kemarahan baru di jalanan di seluruh Timur Tengah, bahkan saat Biden berupaya menenangkan emosi dan mencegah konflik meluas ke wilayah lain.

Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan baru kepada warganya untuk tidak bepergian ke Lebanon, di mana bentrokan perbatasan antara gerakan Hezbollah yang didukung Iran dengan Israel selama pekan terakhir menjadi yang paling mematikan sejak perang besar-besaran pada tahun 2006.

Meskipun mendukung Israel setelah serangan 7 Oktober, Biden saat ini berada di bawah tekanan untuk mendapatkan komitmen jelas dari Israel untuk meringankan penderitaan warga sipil di Jalur Gaza.

Militer Israel mengumumkan pada hari Rabu bahwa bantuan kemanusiaan akan tersedia di “zona kemanusiaan” di Al-Mawasi di selatan pantai Jalur Gaza dekat perbatasan Mesir.




Joe Biden Berkunjung ke Israel Seiring dengan Meningkatnya Krisis Kemanusiaan di Gaza

Joe Biden

Prolite – Dilansir dari Reuters, Presiden AS Joe Biden mengunjungi Israel pada hari Rabu kemarin untuk menunjukkan dukungannya terhadap perang Israel melawan Hamas.

Setelah Washington menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah setuju untuk membiarkan bantuan kemanusiaan sampai kepada warga Gaza yang terkepung.

Truk yang mengangkut kebutuhan penting bagi Gaza menuju perlintasan Rafah di Mesir, satu-satunya titik akses ke enklave di luar kendali Israel. Namun, belum pasti apakah truk tersebut dapat melewati perbatasan.

Seorang saksi mata mengatakan kepada Reuters bahwa sekitar 160 truk telah berangkat menuju perbatasan dari kota Mesir Al-Arish yang berdekatan, tempat truk-truk tersebut menunggu keputusan diplomatik untuk membuka jalur tersebut.

Israel telah bersumpah untuk memusnahkan gerakan Hamas yang mengendalikan Gaza setelah militan Hamas menewaskan orang, kebanyakan warga sipil, selama serangan di kota-kota selatan Israel pada 7 Oktober, menjadi hari paling mematikan dalam sejarah 75 tahun Israel.

Israel telah menggempur Jalur Gaza dengan serangan udara yang telah menewaskan lebih dari warga Palestina, seperempat dari mereka anak-anak.

Sekitar setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi dari rumah mereka. Israel juga telah memblokade total enklave tersebut, menghentikan pasokan makanan, bahan bakar, dan obat-obatan, yang kini semakin menipis.

Antony Blinken (Menteri Luar Negeri Amerika Serikat) berpidato tentang rencana Joe Biden (Presiden Amerika Seriat) dalam kunjungannya – Reuters

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengumumkan rencana kunjungan Joe Biden setelah berjam-jam berbicara dengan Netanyahu.

Ia menyatakan bahwa Netanyahu telah setuju untuk menyusun rencana untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil Gaza. Ia tidak memberikan detail lebih lanjut.

Joe Biden juga diharapkan mendengar dari Israel bagaimana mereka akan menjalankan operasi mereka dengan cara yang meminimalkan korban sipil dan memungkinkan bantuan kemanusiaan mengalir ke warga sipil di Gaza tanpa memberi manfaat kepada Hamas, tambahnya.

Washington juga berupaya memobilisasi negara-negara Arab untuk membantu mencegah perluasan konflik regional, setelah Iran mengancam akan mengambil “tindakan pencegahan” dari “garis depan perlawanan” yang mencakup gerakan Hezbollah di Lebanon.

Setelah berkunjung ke Israel, Joe Biden diharapkan berangkat ke Yordania untuk bertemu dengan Raja Abdullah, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi, dan Mahmoud Abbas, presiden Otoritas Palestina yang merupakan rival dari Hamas dan memiliki otonomi terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Di Jabalia, di utara Jalur Gaza, warga yang panik menggunakan tangan mereka untuk mengangkat potongan beton dan logam, menjerit ketika mereka menemukan korban di bawah reruntuhan di kawah bom yang besar.

Seorang pria keluar dari sebuah bangunan yang hancur dengan tubuh lemas seorang bocah laki-laki di tangannya, tertutup debu.

Warga Palestina mencari korban di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan Israel di Khan Younis – Mohammed Salem

UNRWA, agensi PBB untuk pengungsi Palestina, mengatakan Israel telah membuka satu jalur air ke Khan Younis selama tiga jam pada hari Senin, namun hanya sekitar 14% penduduk Gaza yang dapat mengaksesnya.

Selain berupaya mendapatkan bantuan melalui perlintasan Rafah, Washington juga ingin agar perlintasan itu dibuka untuk mengizinkan warga Gaza dengan paspor asing keluar, termasuk beberapa ratus warga Palestina-Amerika.

Mesir telah menyatakan bahwa mereka dapat mengizinkan evakuasi medis melalui perlintasan tersebut, namun menolak prospek pengungsian massal.

Seiring dengan rencana Israel untuk invasi darat ke Gaza untuk memberantas Hamas, bentrokan lintas perbatasan telah meningkat dengan Hezbollah di perbatasan utara Israel dengan Lebanon.

Hizbullah-Israel saling serang di perbatasan Lebanon – istimewa

Iran telah memuji serangan Hamas ke Israel, meskipun membantah keterlibatannya. Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, memberi peringatan tentang “tindakan pencegahan” dalam beberapa jam ke depan.

Netanyahu mengirimkan pesan kepada Iran dan Hezbollah: “jangan uji kami di utara. Jangan buat kesalahan yang sama. Karena hari ini harga yang akan Anda bayar akan jauh lebih berat.”

Sementara Israel mengumpulkan pasukan di perbatasan Gaza, mereka telah memberi tahu lebih dari satu juta orang di bagian utara enklave untuk mengungsi ke bagian selatan demi keamanan mereka. Hamas menginstruksikan mereka untuk tetap tinggal.

PBB mengatakan sudah ada satu juta penduduk Gaza yang tergusur dari rumah mereka. Pasokan listrik terputus, air bersih langka, dan bahan bakar untuk generator darurat rumah sakit semakin menipis.