Inovasi Baru ChatGPT Hadirkan Fungsi Multimodal Dan Analisa Data Canggih

ChatGPT

Prolite – OpenAI kini memperkenalkan fitur-fitur beta terbaru bagi anggota ChatGPT Plus. Sejumlah pelanggan memberitakan bahwa pembaruan kali ini mencakup kemampuan untuk mengunggah berkas dan berinteraksi dengan berkas tersebut, serta dukungan fungsi multimodal.

Maksud dari fitur multimodal ini adalah, pengguna tidak lagi perlu secara manual memilih mode seperti “Browse with Bing” dari dropdown GPT-4.

Aplikasi akan otomatis menebak apa yang diinginkan pengguna berdasarkan konteks percakapan yang sedang berlangsung.

Dengan pembaruan ini, OpenAI seolah membawa sejumput fitur kantor yang sebelumnya hanya ada di paket ChatGPT Enterprise ke dalam langganan chatbot individu.

Meskipun belum semua pengguna mendapatkan pembaruan multimodal, fitur Advanced Data Analysis telah dapat dicoba dan hasilnya sesuai dengan ekspektasi.

Setelah berkas diunggah ke ChatGPT, butuh waktu beberapa saat untuk mengolahnya. Setelah itu, chatbot dapat melakukan berbagai tugas seperti merangkum data, menjawab pertanyaan, atau bahkan membuat visualisasi data berdasarkan instruksi yang diberikan.

Berdasarkan informasi dari Luokai, OpenAI saat ini sedang menguji versi terbaru dari ChatGPT dan secara bertahap memperkenalkannya kepada pengguna Plus. Versi terbaru ini menawarkan:

  1. Kemampuan berinteraksi langsung tentang dokumen PDF. Selain itu, Anda juga dapat berbicara dengan berkas data dan jenis dokumen lainnya.
  2. Tidak lagi memerlukan pemilihan model secara manual. Sistem secara otomatis memilih untuk memulai peramban web, menjalankan kode Python, atau menggunakan DALL-E untuk menghasilkan gambar berdasarkan deskripsi kebutuhan dalam percakapan.

Tangkapan Layar Tampilan Modals ChatGPT 4 terupdate – Luokai

 

Tangkapan Layar Chat GPT sudah dapat mengakses file seperti PDF – Luokai

Tangkapan Layar Chat GPT pembuatan gambar yang menyerupai gambar pixar – Luokai

Penambahan partikel benda pada gambar Chat GPT – Loukai

Namun bukan hanya teks saja yang dapat diunggah. Di Threads, Luokai mengunggah tangkapan layar dari percakapan di mana mereka mengunggah gambar capybara, dan meminta Chat GPT untuk membuat gambar ala Pixar berdasarkan gambar tersebut melalui DALL-E 3.

Kemudian, pengguna tersebut mengunggah gambar lain, yakni gambar papan seluncur yang bergoyang, dan meminta untuk menggabungkannya. Entah mengapa, Chat GPT juga menambahkan topi pada gambar tersebut.

Pembaharuan dari Chat GPT ini menunjukkan komitmen OpenAI dalam meningkatkan pengalaman pengguna serta menawarkan fitur-fitur inovatif yang sejalan dengan perkembangan teknologi terkini.




OpenAI Ambil Langkah Besar : Pengembangan Chip AI Mandiri untuk Masa Depan Kecerdasan Buatan

OpenAI

Prolite – OpenAI, perusahaan di balik teknologi ChatGPT, sedang meninjau kemungkinan untuk mengembangkan chip kecerdasan buatan sendiri dan bahkan telah mengevaluasi potensi target akuisisi, menurut sumber yang mengetahui rencana perusahaan.

Berdasarkan diskusi internal terbaru yang dilansir oleh Reuters, perusahaan tersebut belum memutuskan untuk melanjutkan.

Namun, setidaknya sejak tahun lalu, perusahaan telah membahas berbagai opsi untuk mengatasi kelangkaan chip AI mahal yang menjadi tulang punggung OpenAI.

Opsi tersebut mencakup pembuatan chip AI sendiri, kerja sama yang lebih erat dengan produsen chip lain termasuk Nvidia, dan diversifikasi pemasok di luar Nvidia.

OpenAI Enggan Memberikan Komentar

Sam Altman –

Sam Altman, CEO OpenAI, menjadikan akuisisi lebih banyak chip AI sebagai prioritas utama.

Dia secara terbuka mengungkapkan kelangkaan unit pemrosesan grafis, pasar yang dikuasai oleh Nvidia, yang mengontrol lebih dari 80% pasar global chip yang paling cocok untuk aplikasi AI.

Upaya mendapatkan lebih banyak chip berkaitan dengan dua kekhawatiran utama yang diidentifikasi oleh Altman: kelangkaan prosesor canggih yang menjadi tenaga utama perangkat lunak OpenAI dan biaya operasional yang sangat tinggi.

Sejak 2020, OpenAI telah mengembangkan teknologi kecerdasan buatan generatif pada superkomputer raksasa yang dibangun oleh Microsoft, salah satu pendukung terbesarnya, yang menggunakan unit pemrosesan grafis Nvidia.

Dalam menjalankan ChatGPT, perusahaan menghadapi biaya yang signifikan. Setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya memerlukan biaya sekitar 4 sen, seperti yang dianalisis oleh Stacy Rasgon dari Bernstein.

ChatGPT –

Apabila volume pertanyaan ChatGPT mencapai 10% dari total pencarian Google, diperkirakan akan memerlukan investasi awal sebesar $48,1 miliar untuk GPU dan tambahan $16 miliar setiap tahunnya untuk chip.

Dengan rencana pengembangan chip AI mandiri, OpenAI akan bersaing dengan raksasa teknologi lain seperti Google dan Amazon yang telah merancang chip khusus untuk mendukung operasional mereka.

Namun, belum dipastikan apakah OpenAI akan melanjutkan inisiatif besar ini, yang diperkirakan memerlukan investasi hingga ratusan juta dolar setiap tahunnya.

Sebagai alternatif, mengakuisisi produsen chip bisa menjadi jalan pintas, mirip dengan langkah yang diambil oleh Amazon saat mengakuisisi Annapurna Labs pada 2015.

Meski OpenAI telah menimbang opsi akuisisi ini dan telah memeriksa beberapa kandidat, identitas perusahaan yang menjadi target belum diungkapkan.

Proses pembuatan chip khusus ini, termasuk potensi akuisisi, kemungkinan memerlukan waktu yang panjang, yang berarti OpenAI tetap bergantung pada vendor seperti Nvidia dan AMD.

Beberapa perusahaan besar sebelumnya telah mencoba merancang prosesor mereka sendiri namun tidak sepenuhnya berhasil.

Logo Meta – Leon Neal

Sebagai contoh, Meta, pemilik Facebook, mengalami kendala dalam pengembangan chip kustomnya, namun kini sedang berupaya mengembangkan desain chip baru.

Microsoft, salah satu pendukung besar Open AI, juga tengah menguji coba chip AI khusus yang mereka kembangkan, yang mungkin mengindikasikan perubahan hubungan antara kedua perusahaan.

Sejak diperkenalkannya ChatGPT, permintaan chip AI khusus meningkat pesat. Nvidia, sebagai salah satu produsen utama, mendominasi pasar chip AI ini, yang esensial untuk teknologi AI generatif terbaru.




Google vs Microsoft : Perebutan Konten oleh Raksasa Teknologi untuk Membangun AI

Microsoft

Prolite – Pada hari Senin kemarin, CEO Microsoft, Satya Nadella, mengungkapkan bahwa para raksasa teknologi tengah bersaing untuk mendapatkan konten dalam jumlah besar yang dibutuhkan untuk melatih kecerdasan buatan.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyatakan keprihatinannya terhadap langkah Google yang memonopoli konten melalui kesepakatan eksklusif berbiaya tinggi dengan penerbit.

Microsoft
Logo Microsoft di Kongres Internet Digital X di Media Park – Picture Alliance

Dilansir dari Reuters, Nadella memberikan kesaksiannya dalam persidangan antimonopoli besar-besaran di AS terhadap Google. Ini merupakan kasus antimonopoli terbesar yang diajukan oleh AS sejak mereka menuntut Microsoft pada tahun 1998.

Nadella mengatakan upaya perusahaan teknologi untuk membangun perpustakaan konten guna melatih model bahasa besarnya “mengingatkannya pada tahap awal dari kesepakatan distribusi.”

Kesepakatan distribusi menjadi inti dari perjuangan Departemen Kehakiman AS dalam kasus antimonopoli melawan Google.

Pemerintah AS menyatakan bahwa Google, yang menguasai sekitar 90% pasar pencarian, secara ilegal membayar $10 miliar setiap tahunnya kepada produsen smartphone seperti Apple dan penyedia layanan nirkabel seperti AT&T dan lainnya agar menjadi mesin pencari utama di perangkat mereka.

Penguasaan Google dalam pencarian membuatnya menjadi pemain besar di pasar periklanan yang menguntungkan, meningkatkan keuntungan perusahaan.

Nadella menegaskan bahwa untuk membangun kecerdasan buatan dibutuhkan kekuatan komputasi atau server, serta data untuk melatih perangkat lunak. Mengenai server, dia menyatakan, “Tidak ada masalah, kami siap menginvestasikan dana.”

Namun, tanpa menyebutkan Google secara langsung, ia menyatakan bahwa jika perusahaan lain menandatangani kesepakatan eksklusif dengan pembuat konten besar, hal itu bisa menjadi masalah.

“Ketika saya bertemu dengan penerbit saat ini, mereka mengatakan Google akan memberikan cek ini dan itu eksklusif, dan Anda harus menyamainya,” tuturnya.

Bing vs Google – adammuiz

Nadella juga menyatakan bahwa Microsoft telah berusaha menjadikan mesin pencari Bing sebagai default di smartphone Apple, namun ditolak.

John Schmidtlein, pengacara utama Google, menekan Nadella dengan pertanyaan seputar kesempatan ketika Microsoft berhasil menjadi default di beberapa perangkat, namun pengguna tetap memilih Google dengan margin yang jauh lebih besar.

Schmidtlein berpendapat bahwa Microsoft telah membuat beberapa kesalahan strategis yang mengakibatkan Bing tidak mampu mendapatkan pijakan yang kuat, termasuk gagalnya investasi di server atau insinyur untuk meningkatkan kualitas Bing dan ketidakmampuan melihat revolusi mobile.

Di laptop, yang sebagian besar menggunakan sistem operasi Microsoft, Bing adalah mesin pencari default dan memiliki pangsa pasar di bawah 20%, diakui oleh Nadella.

Hakim Amit Mehta, yang akan memutuskan kasus ini, bertanya kepada Nadella mengapa Apple memilih Bing meski produk Microsoft ini memiliki kualitas yang lebih rendah.

Pertanyaan ini menunjukkan bahwa argumen Google – bahwa dominasinya didasarkan pada kualitasnya, bukan karena aktivitas ilegal – telah menarik perhatian hakim.

Nadella menjadi CEO Microsoft pada 2014, jauh setelah perusahaan teknologi raksasa ini menghadapi tuntutan hukum antimonopoli federalnya sendiri.

Perjuangan hukum tersebut berakhir dengan kesepakatan pada tahun 2001, memaksa Microsoft mengakhiri beberapa praktik bisnis dan membuka pintu bagi perusahaan seperti Google.

– linkedin

 

Seiring dengan pertumbuhannya, Google, yang didirikan pada tahun 1998, menjadi mesin pencari terkemuka di industri, menjadikannya rival berat bagi Microsoft.

Kedua perusahaan ini memiliki browser, mesin pencari, layanan email, dan berbagai produk lain yang saling tumpang tindih.

Persaingan di bidang kecerdasan buatan menjadi semakin ketat belakangan ini, dengan Microsoft berinvestasi besar di OpenAI dan Google mengembangkan chatbot Bard AI di antara investasi lainnya.




Kolaborasi Masa Depan AI: Jony Ive dan Sam Altman Gabung Kekuatan dalam Proyek Perangkat Keras AI

Prolite – Dalam sebuah pengumuman yang mengejutkan dunia teknologi, mantan desainer Apple, Jony Ive, dan CEO OpenAI, Sam Altman, mengumumkan kerjasama mereka dalam sebuah proyek perangkat keras AI.

Dua tokoh besar dalam industri ini berdiskusi mengenai visi bersama mereka untuk masa depan AI dan peran perangkat keras dalam mendukungnya.

Berita tentang kolaborasi ini pertama kali dilaporkan oleh The Information dan kemudian dikonfirmasi oleh The Verge pada 27 September 2023.

Meskipun detail spesifik tentang proyek tersebut masih dirahasiakan, kedua pemimpin ini membagikan pandangan mereka tentang bagaimana AI dapat menjadi lebih bermanfaat dan dapat diakses oleh masyarakat luas.

Jony Ive – 9to5mac

Jony Ive, yang terkenal karena desain ikonik produk Apple seperti iPhone, iPad, dan Apple Watch, menyatakan minatnya untuk menerapkan estetika desain yang dia miliki ke dalam perangkat keras AI.

Jony Ive percaya bahwa keindahan dan fungsi harus berjalan beriringan, terutama saat berbicara tentang teknologi yang memiliki potensi untuk merubah kehidupan sehari-hari.

Sam Altman, yang telah memimpin OpenAI menjadi salah satu pemain utama dalam industri kecerdasan buatan, menekankan pentingnya perangkat keras yang dapat mendukung kemampuan AI saat ini.

Sam Altman –

Dia percaya bahwa kombinasi antara perangkat keras yang tepat dengan software yang canggih adalah kunci untuk mewujudkan potensi penuh AI.

Kolaborasi antara dua tokoh industri ini diharapkan akan menghasilkan inovasi yang signifikan dalam dunia AI.

Ini menunjukkan langkah maju penting dalam mewujudkan visi di mana AI tidak hanya terbatas pada sektor industri atau penelitian, tetapi juga menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari.

Meskipun tanggal peluncuran atau detail produk spesifik belum diumumkan, ekspektasi pasar terhadap proyek kolaboratif ini sangat tinggi.

Apple dan OpenAI – cryptopolitan

Banyak yang percaya bahwa kombinasi keahlian desain Ive dengan pengetahuan mendalam Altman tentang AI akan menciptakan produk yang revolusioner.

Selama wawancara dengan The Verge, Altman menyebutkan bahwa perangkat keras AI yang sedang dikembangkan akan membawa “peningkatan yang signifikan” dalam dunia teknologi.

Ini memberi petunjuk bahwa kita mungkin akan melihat perangkat yang bukan hanya berfungsi sebagai alat, tetapi juga sebagai partner dalam kehidupan sehari-hari.

Saat ini, mata dunia teknologi tertuju pada proyek ini, menunggu untuk melihat apa hasil dari kerjasama dua tokoh industri ini.




OpenAI Rilis DALL-E 3, Alat Generasi Gambar AI Baru yang Kuat

Gambar AI

Prolite – OpenAI telah merilis DALL-E 3, versi baru dari alat generasi gambar AI mereka. Ini merupakan peningkatan yang signifikan dari pendahulunya, DALL-E 2, dan dapat menghasilkan gambar realistis dari deskripsi teks dengan presisi yang lebih besar.

Salah satu fitur utama DALL-E 3 adalah kemampuannya untuk menghasilkan gambar yang sesuai dengan spesifikasi pengguna, bahkan jika promptnya kompleks atau menantang.

Misalnya, pengguna dapat meminta DALL-E 3 untuk menghasilkan gambar “lukisan fotorealistik kucing duduk di pantai saat matahari terbenam di Mars”, dan DALL-E 3 akan dapat menghasilkan gambar yang sesuai dengan deskripsi tersebut dengan sempurna.

Fitur utama lainnya dari DALL-E 3 adalah integrasinya dengan ChatGPT, chatbot OpenAI. Integrasi ini memudahkan pengguna untuk membuat dan mengubah prompt.

Misalnya, pengguna dapat cukup memberi tahu ChatGPT apa yang ingin mereka lihat dalam gambar, dan ChatGPT akan menghasilkan prompt yang dapat dipahami oleh DALL-E 3.

OpenAI juga telah menambahkan fitur keamanan baru ke DALL-E 3 untuk mencegah generasi konten berbahaya atau menyinggung.

Misalnya, DALL-E 3 tidak akan menghasilkan gambar yang mengandung kekerasan, ketelanjangan, atau ujaran kebencian.

Tweet OpenAI yang mengumumkan peluncuran DALL-E 3 berbunyi sebagai berikut:

“OpenAI hari ini mengumumkan peluncuran DALL-E 3, versi terbaru dari alat generasi gambar AI mereka. DALL-E 3 dapat menghasilkan gambar realistis dari deskripsi teks, bahkan jika promptnya kompleks atau menantang.”

DALL-E 3 saat ini dalam uji beta, tetapi OpenAI berencana untuk membuatnya tersedia untuk umum dalam waktu dekat.

DALL-E 3 adalah alat baru yang kuat yang memiliki potensi untuk merevolusi banyak industri. Ini dapat digunakan untuk berbagai tugas, termasuk:

  • Seni dan desain: DALL-E 3 dapat digunakan oleh seniman untuk membuat karya seni baru yang inovatif, atau oleh desainer untuk membuat produk baru yang unik. Misalnya, perancang busana dapat menggunakan DALL-E 3 untuk menghasilkan ide baru untuk desain pakaian, atau seorang seniman dapat menggunakannya untuk membuat lukisan digital baru.
  • Pemasaran dan periklanan: DALL-E 3 dapat digunakan oleh pemasar untuk membuat materi pemasaran dan periklanan yang menarik dan efektif. Misalnya, pemasar dapat menggunakan DALL-E 3 untuk menghasilkan gambar realistis dari produk atau layanan baru, atau untuk membuat visual yang menarik untuk media sosial dan iklan online.
  • Pendidikan dan penelitian: DALL-E 3 dapat digunakan oleh guru untuk membuat diagram dan simulasi interaktif untuk siswa mereka, atau oleh peneliti untuk menghasilkan gambar skenario hipotetis atau untuk memvisualisasikan kumpulan data kompleks. Misalnya, guru sains dapat menggunakan DALL-E 3 untuk menghasilkan gambar fase-fase siklus air, atau peneliti medis dapat menggunakannya untuk menghasilkan gambar jenis kanker yang berbeda.

GAmbar AI
DALL-E 3 – shotkit

DALL-E 3 saat ini dalam uji beta, tetapi OpenAI berencana untuk membuatnya tersedia untuk umum dalam waktu dekat.

Berikut adalah beberapa contoh spesifik tambahan tentang bagaimana DALL-E 3 dapat digunakan:

  • Pengembang game video dapat menggunakan DALL-E 3 untuk menghasilkan gambar AI yang realistis dari karakter, lingkungan, dan objek baru untuk game mereka.
  • Seorang pembuat film dapat menggunakan DALL-E 3 untuk menghasilkan seni konsep untuk film baru mereka, atau untuk membuat efek khusus yang akan terlalu sulit atau mahal untuk dibuat menggunakan metode tradisional.
  • Seorang agen real estate dapat menggunakan DALL-E 3 untuk menghasilkan gambar AI rumah yang direnovasi atau pengembangan baru, sehingga calon pembeli dapat melihat seperti apa rumah impian mereka.
  • Seorang dokter dapat menggunakan DALL-E 3 untuk menghasilkan gambar AI kondisi medis atau prosedur bedah, sehingga pasien dapat lebih memahami opsi perawatan mereka.

DALL-E: Menciptakan Gambar AI dari Teks – Stefani Reynolds

DALL-E 3 adalah alat baru yang kuat dengan potensi untuk mengubah cara kita membuat dan berinteraksi dengan konten visual.

Saya senang melihat bagaimana orang menggunakannya untuk membuat hal-hal baru yang inovatif di tahun-tahun mendatang.




Para Penulis Buku Gugat OpenAI Atas Pelanggaran Hak Cipta

Penulis Buku

Prolite – Sekelompok penulis buku mengajukan gugatan hukum terhadap OpenAI, perusahaan penelitian kecerdasan buatan (AI) yang berbasis di San Francisco, California.

Gugatan tersebut menuduh OpenAI telah melanggar hak cipta para penulis buku dengan menggunakan karya mereka untuk melatih model bahasa besar GPT-3.

ChatGPT –

Gugatan hukum tersebut diajukan oleh sekelompok penulis dari Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris. Para penulis tersebut mengklaim bahwa OpenAI telah menggunakan karya mereka tanpa izin, termasuk buku, artikel, dan karya kreatif lainnya.

Dilansir dari Reuters, gugatan tersebut menyebutkan bahwa OpenAI menggunakan karya para penulis untuk melatih model bahasa besar GPT-3 tanpa izin.

OpenAI diduga menggunakan karya para penulis untuk meningkatkan kemampuan GPT-3 dalam menghasilkan teks, menerjemahkan bahasa, dan menjawab pertanyaan.

Berikut adalah daftar karya para penulis buku yang diduga digunakan oleh OpenAI:

  • Buku “The Lord of the Rings” karya . Tolkien
  • Buku “Harry Potter” karya J.K. Rowling
  • Buku “The Hunger Games” karya Suzanne Collins
  • Buku “The Da Vinci Code” karya Dan Brown
  • Buku “The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy” karya Douglas Adams
  • Buku “The Catcher in the Rye” karya J.D. Salinger
  • Buku “Pride and Prejudice” karya Jane Austen
  • Buku “The Great Gatsby” karya F. Scott Fitzgerald
  • Buku “To Kill a Mockingbird” karya Harper Lee

Para penulis tersebut mengatakan bahwa OpenAI telah melanggar hak cipta mereka dengan menggunakan karya mereka tanpa izin. Mereka menuntut ganti rugi dari OpenAI.

Salah satu penulis buku yang gugat OpenAI – Twitter @MChabonFan

OpenAI belum memberikan tanggapan resmi atas gugatan hukum tersebut. Namun, perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka menghormati hak cipta dan akan membela diri dalam gugatan tersebut.

Gugatan hukum ini merupakan salah satu dari beberapa gugatan hukum yang dilayangkan terhadap perusahaan teknologi besar atas dugaan pelanggaran hak cipta.

Gugatan hukum ini menunjukkan bahwa perusahaan teknologi besar perlu lebih berhati-hati dalam menggunakan karya pihak ketiga.

Gugatan ini dapat dilihat disini.




Meta Siapkan Model Bahasa Besar Baru untuk Saingi Teknologi AI Lainnya

Meta

Prolite – Meta, perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp, sedang mengembangkan model bahasa besar baru yang disebut GPT-4.

GPT-4 adalah model bahasa yang lebih besar dan lebih kuat daripada GPT-3, yang merupakan model bahasa besar sebelumnya yang dikembangkan oleh OpenAI.

Ilustrasi GPT-4 – Cr. E2Analyst

Dilansir dari The Wall Street Journal, GPT-4 menggunakan lebih banyak data pelatihan dan memiliki lebih banyak parameter daripada GPT-3. Hal ini memungkinkannya untuk menghasilkan teks yang lebih realistis dan koheren.

GPT-4 juga dapat digunakan untuk tugas-tugas yang lebih kompleks, seperti menulis konten kreatif, menerjemahkan bahasa, dan menjawab pertanyaan dengan cara yang informatif.

Peluncuran GPT-4 ini merupakan bagian dari upaya Meta untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang lebih canggih.

Meta ingin menggunakan AI untuk membuat produk dan layanannya lebih menarik dan informatif, serta untuk membuat pengalaman pengguna yang lebih personal.

Illustrasi kemunculan AI bernama GPT-4 – Techgameworld

Namun, GPT-4 juga memiliki potensi untuk digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah dan propaganda.

Meta mengatakan bahwa mereka akan mengambil langkah-langkah untuk mencegah hal ini terjadi, seperti menggunakan GPT-4 untuk mendeteksi dan menghapus konten yang salah dan berbahaya.

Peluncuran GPT-4 ini akan menjadi salah satu perkembangan penting dalam bidang AI. GPT-4 memiliki potensi untuk mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi. Namun, penting untuk menggunakan GPT-4 dengan bijak dan bertanggung jawab.

Google LaMDA – smart-home-fox

Selain Meta, perusahaan teknologi lain juga sedang mengembangkan model bahasa besar. Google, misalnya, sedang mengembangkan model bahasa besar yang disebut LaMDA.

LaMDA juga menggunakan lebih banyak data pelatihan dan memiliki lebih banyak parameter daripada GPT-3.

Persaingan dalam pengembangan teknologi AI semakin ketat. Perusahaan teknologi besar berlomba-lomba untuk mengembangkan teknologi AI yang lebih canggih. Hal ini penting untuk tetap kompetitif di pasar teknologi yang terus berkembang.