Self-Efficacy dan Self-Esteem : Dua Pilar Utama yang Perlu Kamu Pahami untuk Hidup Lebih Baik!

Self-Efficacy dan Self-Esteem

Prolite – Self-Efficacy dan Self-Esteem : Apa Bedanya dan Kenapa Keduanya Penting untuk Hidupmu?

Pernah dengar istilah self-efficacy dan self-esteem? Mungkin kamu sering melihatnya dalam artikel-artikel motivasi atau buku pengembangan diri. Walaupun sekilas terdengar mirip, sebenarnya dua hal ini punya makna yang berbeda.

Self-efficacy adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuannya untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan, sedangkan self-esteem lebih merujuk pada harga diri atau seberapa besar kita menghargai dan menerima diri sendiri.

Tapi, apa sih bedanya kedua hal ini secara lebih spesifik? Kenapa keduanya sama-sama penting untuk kesejahteraan dan kesuksesan pribadi kita?

Yuk, kita bahas lebih dalam perbedaan antara self-efficacy dan self-esteem, bagaimana keduanya saling berkaitan, dan bagaimana cara mengembangkannya secara bersamaan.

Apa Itu Self-Efficacy dan Self-Esteem?

Energi

  1. Self-Efficacy: Keyakinan Akan Kemampuan

Self-efficacy adalah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh Albert Bandura, seorang psikolog terkenal.

Secara sederhana, self-efficacy adalah keyakinan diri seseorang pada kemampuannya untuk mengorganisir dan menjalankan tindakan yang diperlukan dalam mencapai tujuan tertentu.

Ini bukan tentang percaya diri secara umum, tapi lebih fokus pada seberapa yakin kamu bisa melakukan sesuatu dengan baik.

Contohnya, jika kamu harus presentasi di depan banyak orang, self-efficacy kamu dalam public speaking bisa mempengaruhi seberapa baik kamu melakukannya.

Jika kamu yakin bisa menyampaikan materi dengan baik karena pernah sukses melakukannya sebelumnya, self-efficacy-mu tinggi.

  1. Self-Esteem: Harga Diri

Sementara itu, self-esteem adalah bagaimana kamu menilai dirimu secara keseluruhan. Apakah kamu merasa dirimu berharga, layak dicintai, dan dihargai?

Self-esteem lebih ke arah harga diri—perasaan tentang nilai diri sendiri. Jika kamu punya self-esteem yang tinggi, kamu merasa dirimu penting, diterima, dan punya kualitas positif yang membuatmu merasa nyaman dengan siapa dirimu.

Misalnya, seseorang yang memiliki self-esteem tinggi akan tetap merasa dirinya berharga, bahkan jika mereka gagal dalam suatu tugas.

Mereka melihat kegagalan itu sebagai kesempatan untuk belajar, bukan sebagai bukti bahwa mereka tidak cukup baik.

Perbedaan Antara Self-Efficacy dan Self-Esteem

Nah, di sinilah letak perbedaan utama antara self-efficacy dan self-esteem:

  • Self-efficacy berhubungan dengan keyakinan pada kemampuan untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Ini lebih spesifik dan terkait dengan kepercayaan diri kita dalam konteks situasi tertentu.
  • Self-esteem lebih luas dan melibatkan cara kita menghargai diri secara keseluruhan, baik dalam kemampuan, kepribadian, hingga nilai diri kita di mata orang lain dan diri sendiri.

Sebagai contoh, seseorang bisa saja memiliki self-efficacy yang tinggi dalam bermain musik, karena mereka yakin dengan keterampilannya.

Namun, orang tersebut bisa saja memiliki self-esteem yang rendah, jika mereka merasa tidak berharga atau tidak dihargai secara keseluruhan, meskipun mereka pandai bermain musik.

Bagaimana Keduanya Saling Berkaitan?

Walaupun berbeda, self-efficacy dan self-esteem saling berkaitan. Keyakinan terhadap kemampuan kita (self-efficacy) bisa memengaruhi cara kita merasa tentang diri sendiri (self-esteem).

Ketika kita terus-menerus berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, rasa percaya diri kita akan meningkat, dan ini bisa meningkatkan self-esteem.

Di sisi lain, jika kita sering gagal dan merasa tidak mampu, self-esteem kita bisa menurun.

Namun, self-efficacy yang tinggi tidak selalu menjamin self-esteem yang tinggi. Misalnya, seorang siswa bisa sangat yakin dengan kemampuan belajarnya (self-efficacy tinggi), tapi jika dia terus merasa dirinya tidak cukup baik di mata orang tua atau teman-temannya, dia bisa saja tetap memiliki self-esteem yang rendah.

Tips Mengembangkan Self-Efficacy dan Self-Esteem Secara Bersamaan

Kabar baiknya, kamu bisa mengembangkan kedua hal ini secara bersamaan! Berikut beberapa tips praktis yang bisa kamu coba:

  1. Tetapkan Tujuan Kecil dan Realistis
    Ketika kamu menetapkan tujuan yang bisa dicapai dengan langkah-langkah kecil, setiap pencapaian akan meningkatkan self-efficacy-mu. Seiring bertambahnya keyakinan pada kemampuanmu, self-esteem juga akan meningkat karena kamu merasa mampu dan berharga.
  2. Kenali dan Rayakan Pencapaianmu
    Jangan cuma fokus pada hal-hal yang belum berhasil kamu capai. Akui pencapaian-pencapaian kecil dalam hidupmu dan rayakan kesuksesan itu. Hal ini akan membantu membangun rasa percaya diri dan harga diri yang lebih kuat.
  3. Hadapi Tantangan dengan Sikap Positif
    Saat kamu dihadapkan pada tugas sulit, lihatlah itu sebagai kesempatan untuk belajar, bukan ancaman. Dengan begitu, kamu akan lebih termotivasi untuk mencoba dan meningkatkan self-efficacy-mu. Ketika kamu berhasil melewati tantangan itu, self-esteem-mu juga akan meningkat karena kamu tahu dirimu bisa menghadapi kesulitan.
  4. Cari Lingkungan yang Mendukung
    Lingkungan yang positif dan mendukung bisa sangat membantu dalam membangun self-esteem. Ketika kamu dikelilingi oleh orang-orang yang menghargaimu dan percaya pada kemampuanmu, self-efficacy dan self-esteem akan tumbuh bersama.
  5. Temukan Role Model
    Mengamati seseorang yang sudah berhasil melalui tantangan yang mirip denganmu bisa sangat membantu meningkatkan self-efficacy. Role model ini bisa menginspirasi dan membuktikan bahwa kesuksesan itu mungkin. Seiring waktu, ini juga bisa meningkatkan self-esteem kamu karena kamu tahu kamu berada di jalur yang benar.

Self-efficacy dan self-esteem adalah dua pilar penting yang mendukung kesuksesan pribadi dan kesejahteraan mental.

Keyakinan akan kemampuan diri (self-efficacy) akan membantumu untuk mengatasi tantangan, sedangkan self-esteem yang sehat akan membuatmu merasa berharga dan diterima, apa pun hasilnya.

Mulai sekarang, yuk, fokus pada pengembangan keduanya secara bersamaan! Dengan langkah-langkah kecil, mindset positif, dan dukungan dari lingkungan sekitar, kamu bisa meningkatkan self-efficacy dan self-esteem yang akan membawa kamu pada kesuksesan yang lebih besar dan kebahagiaan dalam hidup. Kamu pasti bisa!




Low Self-Esteem: Temukan Penyebabnya dan Cara Sederhana untuk Kembali Bersinar !

Low Self-Esteem

Prolite – Low Self-Esteem: Kenapa rasa percaya diri yang rendah bisa ganggu hidupmu dan gimana cara mengatasinya, ya? 🤷‍♀️

Pernah nggak sih kamu merasa minder, nggak yakin sama kemampuan diri sendiri, atau sering kali berpikir kalau kamu nggak cukup baik?

Kalau iya, mungkin kamu sedang mengalami low self-esteem alias rasa percaya diri yang rendah. Jangan khawatir, kamu nggak sendirian!

Banyak orang mengalami hal yang sama, terutama di zaman sekarang di mana media sosial bikin kita gampang banget membandingkan diri dengan orang lain.

Tapi, apa sebenarnya low self-esteem itu? Apa saja ciri-cirinya, dan yang paling penting, gimana cara kita bisa keluar dari perasaan ini dan mulai membangun rasa percaya diri? Yuk, kita bahas bareng-bareng!

Apa Itu Low Self-Esteem?

Ilustrasi wanita yang murung – Freepik

Low self-esteem atau rasa percaya diri yang rendah adalah kondisi di mana seseorang merasa dirinya nggak berharga atau merasa bahwa dirinya nggak cukup baik dibandingkan orang lain.

Orang dengan low self-esteem cenderung lebih sering meragukan kemampuan, nilai, dan kualitas dirinya sendiri. Mereka mungkin sulit menerima pujian atau apresiasi, bahkan ketika mereka benar-benar layak mendapatkannya.

Kadang, rasa percaya diri rendah ini datang tanpa disadari. Sering kali, karena pengalaman masa lalu atau pengaruh lingkungan sekitar, kita jadi memandang diri sendiri dengan negatif.

Padahal, semua orang pasti punya kelebihan dan keunikan yang harusnya bisa dihargai, termasuk kamu!

Ciri-Ciri dan Faktor Penyebab Low Self-Esteem

Self-Harm
Ilustrasi wanita yang murung – Freepik

Kalau kamu merasa sering meragukan diri, mungkin kamu mengalami beberapa ciri berikut ini:

  • Sering merasa nggak layak atau nggak pantas: Ketika orang lain memberikan apresiasi atau pujian, kamu justru merasa nggak pantas menerimanya.
  • Selalu membandingkan diri dengan orang lain: Kamu merasa bahwa orang lain selalu lebih baik darimu, entah itu dari segi fisik, kemampuan, atau kehidupan mereka secara umum.
  • Sulit mengambil keputusan: Kamu sering merasa ragu dan takut salah dalam mengambil keputusan karena kurangnya rasa percaya diri.
  • Fokus pada kekurangan: Alih-alih melihat kelebihan yang kamu miliki, kamu justru terus-menerus terfokus pada kekurangan dan kesalahan yang pernah kamu buat.
  • Takut menerima tantangan: Kamu menghindari tantangan atau hal-hal baru karena merasa nggak mampu untuk berhasil.

Kalau kamu merasa relate dengan beberapa ciri di atas, mungkin saatnya buat mulai lebih memperhatikan kondisi self-esteem kamu, ya.

Lalu ada banyak faktor yang bisa memicu rendahnya rasa percaya diri. Berikut beberapa di antaranya:

  • Pengalaman masa lalu: Trauma masa kecil, seperti bullying, pelecehan, atau kurangnya dukungan dari keluarga, bisa membuat seseorang tumbuh dengan rasa percaya diri yang rendah.
  • Tekanan sosial: Kita hidup di dunia yang penuh dengan ekspektasi sosial, baik dari teman, keluarga, atau lingkungan kerja. Tekanan untuk memenuhi standar ini bisa bikin kita merasa nggak cukup baik.
  • Perbandingan diri dengan orang lain: Media sosial bisa jadi tempat yang berbahaya kalau kita terlalu sering membandingkan diri kita dengan orang lain. Orang-orang cenderung menampilkan “sisi terbaik” mereka, yang kadang bikin kita merasa hidup kita kurang menarik atau kurang sempurna.

Semua faktor ini bisa mengikis rasa percaya diri secara perlahan. Tapi, tenang aja! Kita bisa mengatasinya.

5 Dampak Negatif Low Self-Esteem Terhadap Kehidupan Sehari-hari

Ilustrasi wanita yang jenuh dengan pekerjaannya – Freepik

Low self-esteem nggak cuma bikin kita merasa nggak nyaman secara emosional, tapi juga bisa berdampak pada berbagai aspek kehidupan. Berikut 5 dampak negatifnya:

  1. Kehidupan kerja terganggu
    Orang dengan low self-esteem mungkin merasa ragu untuk menunjukkan kemampuan atau berinovasi di tempat kerja. Mereka juga cenderung menolak promosi karena merasa nggak layak, padahal mereka sebenarnya punya potensi besar.
  2. Hubungan dengan orang lain jadi sulit
    Rasa percaya diri yang rendah bisa membuat seseorang merasa nggak layak dicintai atau dihargai. Akibatnya, hubungan romantis atau persahabatan bisa terganggu karena rasa tidak aman atau cemas yang berlebihan.
  3. Tertutup pada kesempatan baru
    Kesempatan sering kali datang dalam bentuk tantangan. Tapi, dengan low self-esteem, kita cenderung menghindari hal-hal baru karena takut gagal atau ditolak.
  4. Overthinking berlebihan
    Orang dengan low self-esteem cenderung terjebak dalam lingkaran pikiran negatif, meragukan keputusan yang mereka buat, dan terlalu khawatir tentang pendapat orang lain.
  5. Kesehatan mental terganggu
    Rasa tidak percaya diri yang berkepanjangan bisa memicu masalah kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan stres yang berkepanjangan.

Cara Mengatasi Low Self-Esteem dan Membangun Rasa Percaya Diri

Ilustrasi pria yang percaya diri – Freepik

Sekarang, gimana caranya untuk keluar dari lingkaran low self-esteem? Berikut beberapa langkah praktis yang bisa kamu coba:

  • Tetapkan tujuan realistis
    Jangan terlalu keras pada diri sendiri. Mulai dengan tujuan-tujuan kecil yang bisa kamu capai. Setiap pencapaian, sekecil apapun, bisa memberikan dorongan pada rasa percaya diri kamu.
  • Hargai dirimu sendiri
    Latih diri untuk menghargai apa yang sudah kamu capai dan nikmati prosesnya. Setiap orang punya keunikan dan kekuatannya masing-masing, termasuk kamu. Jangan ragu untuk merayakan pencapaianmu!
  • Jangan bandingkan diri dengan orang lain
    Fokus pada perjalanan hidupmu sendiri. Ingat, kita semua punya perjalanan yang berbeda, dan membandingkan diri dengan orang lain hanya akan membuatmu semakin meragukan diri.
  • Kelilingi dirimu dengan orang yang positif
    Dukung dirimu dengan lingkungan yang memberi energi positif. Teman atau keluarga yang mendukung bisa membantu membangkitkan rasa percaya diri.
  • Praktikkan self-compassion
    Belajar untuk lebih memahami dan mengasihi diri sendiri, terutama saat kamu merasa gagal atau melakukan kesalahan. Semua orang pernah gagal, dan itu adalah bagian dari proses belajar.

Rasa percaya diri yang rendah memang bisa mengganggu berbagai aspek kehidupan. Tapi, kamu nggak harus terjebak di dalamnya selamanya.

Dengan menetapkan tujuan yang realistis, menghargai diri sendiri, dan belajar untuk nggak membandingkan diri dengan orang lain, kamu bisa perlahan-lahan membangun kembali self-esteem yang kuat.

Jadi, jangan biarkan low self-esteem mengendalikan hidupmu! Yuk, mulai cintai dan hargai dirimu sendiri lebih banyak lagi. 🌻