16 Korban Longsor Berhasil Ditemukan, Polri Berikan Program Trauma Healing

Pencarian korban longsor terus dilakukan (Humas Polri).

16 Korban Longsor Berhasil Ditemukan, Polri Berikan Program Trauma Healing

Prolite – Pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Majenang, Kabupaten Cilacap masih terus dilakukan hingga hari ini.

Tim SAR, Polisi, TNI dan masih banyak lainnya berusaha untuk bisa menemukan semua korban yang tertumbun longsor.

Bencana longsor yang terjadi pada Kamis 13 November 2025 mengakibatkan lebih dari 20 orang tertimbun tanah.

Hingga hari ke lima dilakukan pencarian 16 orang berhasil ditemukan meski dalam keadaan tidak bernyawa sedangkan 7 orang lagi masih dalam pencarian hingga hari ini.

Dalam hal ini tim Polri memberikan pelayanan kesehatan yang terus di perkuat sepanjang operasi pencarian korban.

Petugas medis Polri bekerja di dua titik sekaligus: RSUD Majenang sebagai pusat rujukan dan pos pelayanan kesehatan lapangan dekat lokasi longsor.

Di RSUD Majenang, pemeriksaan lanjutan diberikan kepada korban luka, termasuk penanganan cedera pada ekstremitas, perawatan luka sobek, serta penanganan pernapasan bagi warga yang mengalami inhalasi debu.

Sementara itu, di posko lapangan, petugas memberikan perawatan cepat bagi warga yang mengalami kelelahan, syok ringan, hipotermia, hingga serangan panik. Polri juga menempatkan personel khusus untuk mengawal warga lanjut usia dan anak-anak yang mengalami stres fisik akibat perubahan lingkungan pengungsian.

Untuk mengurangi antrian, jalur pasien dibagi menjadi tiga: pemeriksaan cepat, tindakan ringan, dan rujukan langsung. Hal ini membuat warga dapat menerima bantuan medis tanpa penundaan, terutama pada jam-jam awal evakuasi di pagi hari.

Pelayanan psikologis melalui program trauma healing turut diperluas cakupannya. Polri mengerahkan 15 personel Tim Trauma Healing Ro SDM Polda Jateng, dibantu konselor Polresta Cilacap serta relawan psikososial yang sudah terbiasa menangani bencana alam.

Tim ini tidak hanya berfokus pada keluarga korban yang menunggu di RSUD Majenang, tetapi juga melakukan pendekatan dari tenda ke tenda untuk memetakan kondisi emosional warga selamat.

Pendekatan ini penting untuk menjangkau warga yang enggan bercerita namun menunjukkan tanda-tanda tekanan psikologis. Untuk anak-anak, tim menyediakan aktivitas pendampingan seperti permainan terarah, sesi mewarnai, dan dukungan emosional sederhana agar mereka mampu kembali merasa aman.

Hingga malam sebelumnya, sebanyak 48 warga telah menerima layanan aktif, dengan beberapa keluarga menjalani sesi konseling lanjutan untuk membantu mereka menghadapi kehilangan.

Dalam mendukung pencarian, Polri menurunkan total 155 personel—125 dari Polresta Cilacap dan 30 dari Brimob—yang bekerja dalam pola bergilir agar stamina petugas tetap stabil.

Kapolresta Cilacap menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban dan memastikan bahwa seluruh kekuatan Polri akan terus bekerja bersama BPBD, Basarnas, TNI, dan relawan hingga seluruh korban ditemukan. Masyarakat diimbau tetap tenang, menjauhi area tebing rawan runtuhan, dan mematuhi setiap arahan petugas demi keselamatan bersama.




Longsor Desa Cibeunying Kabupaten Cilacap, Update Korban 8 Meninggal dan 12 Masih dalam Pencarian

Longsor Desa Cibeunying Kabupaten Cilacap (detikcom).

Longsor Desa Cibeunying Kabupaten Cilacap, Update Korban 8 Meninggal dan 12 Masih dalam Pencarian

Prolite – Longsor yang terjadi di Desa Cibeunying, Majenang, Kabupaten Cilacap pada Kamis (13/11) karena adanya hujan dengan intensitas tinggi di wilayah sekitar.

Hal tersebut di ungkapkan Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Guswanto, menyampaikan bahwa pengamatan di Pos Hujan Majenang menunjukkan curah hujan cukup tinggi, yakni masing-masing 98,4 mm/hari dan 68 mm/hari pada 10–11 November 2025. Setelah itu, wilayah tersebut masih mengalami hujan ringan yang mempertahankan kondisi tanah tetap basah hingga akhirnya terjadi pergerakan tanah yang memicu longsor.

“Rangkaian hujan tersebut membuat kondisi tanah semakin basah dan lereng menjadi lebih rentan terhadap pergerakan,” ujar Guswanto di Jakarta, Sabtu (15/11).

Oleh karena itu hingga adanya pergeseran tanah dan mengakibatkan longsor di wilayah sekitar.

Pada pencarian hari ketiga tim SAR gabungan telah mengevakuasi 8 korban dalam kondisi meninggal dunia sedangkan untuk korban hilang mencapai 12 orang.

Kepala Kantor SAR Cilacap, M Abdullah, mengatakan bahwa rencana awal operasi SAR hari ini terbagi dalam dua sektor, yaitu sektor A dan sektor B. Namun, ada perubahan khusus pada salah satu titik pencarian.

“Di hari keempat rencananya kami melaksanakan operasi SAR di dua sektor yaitu A dan B. Namun ada perubahan, di mana di worksite A-3 tidak kami lakukan pencarian karena empat korban sudah ditemukan dalam keadaan meninggal dunia,” ujar Abdullah, Minggu (16/11).

“Maka di hari keempat kami akan laksanakan pencarian di worksite A-1 dan A-2 lalu di worksite B-1 dan B-2,” jelasnya.

Untuk memperkuat upaya pencarian, tim yang sebelumnya bertugas di A-3 dialihkan ke sektor B.

“Tim SAR dari worksite A-3 akan kami geser ke worksite B-2,” tambah Abdullah.

Selain itu, menurut Abdullah jumlah alat yang bakal dikerahkan hari ini jumlahnya bertambah secara signifikan. Dari sebelumnya hanya 9 ekskavator menjadi 21.

Bukan hanya alat berat yang di turunkan untuk mencari namun tim SAR juga mengerahkan 17 alkon pompa air, 9 anjing pelacak hingga menambah personel mencapai 600 orang.




Pemkot Bandung Gerak Cepat Tangani Longsor di TPU Nagrog, Delapan Makam Direlokasi

Pemkot Bandung Gerak Cepat Tangani Longsor di TPU Nagrog, Delapan Makam Direlokasi (dok Pemkot Bandung).

Pemkot Bandung Gerak Cepat Tangani Longsor di TPU Nagrog, Delapan Makam Direlokasi

Prolite – Pemerintah Kota Bandung bergerak cepat menangani longsor yang terjadi di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Nagrog, Kecamatan Ujungberung, akibat hujan lebat pada Sabtu 8 Maret 2025.

Longsor dengan diameter sekitar 30 meter dan kedalaman 10 meter ini berdampak pada delapan makam di Blok E. Sebanyak 8 makam tersebut telah direlokasi ke tempat lebih aman.

Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang (Disciptabintar) Kota Bandung, Bambang Suhari bersama Camat Ujungberung, Abriwansyah Fitri dan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) langsung turun ke lokasi untuk melakukan peninjauan, Minggu, 9 Maret 2025.

Bambang mengatakan, proses evakuasi makam dilakukan sesuai prosedur, dengan persetujuan ahli waris dan disaksikan langsung oleh mereka. Kedelapan jenazah dipindahkan ke Blok H sebanyak 2 jenazah dan ke Blok N sebanyak 6 jenazah.

dok Pemkot Bandung
dok Pemkot Bandung

“Alhamdulillah, semua ahli waris menyetujui pemindahan makam ke tempat yang lebih aman. Mudah-mudahan hari ini cuaca mendukung sehingga proses evakuasi berjalan lancar,” ujarnya.

Bambang juga mengungkapkan, longsor ini diakibatkan oleh aliran air yang melintasi TPU Nagrog dan melewati Perumahan Gending Mas.

Selain merusak area makam, longsor juga mengancam satu bangunan musala dan toilet di TPU yang kini menggantung di tepi longsoran.

“Kami sudah berkoordinasi dengan DSDABM, dan hari ini petugas mereka melakukan peninjauan untuk segera menangani dampak longsor ini,” jelas Bambang.

Selain TPU Nagrog, Bambang mengatakan, saat ini peninjauan juga dilakukan di sejumlah TPU lain yang berpotensi terdampak longsor.

Dari 13 TPU yang diperiksa, beberapa di antaranya sudah mendapatkan penanganan, seperti TPU Cikutra dan TPU Sirnaraga, yang sebelumnya sempat mengalami longsor besar.

“Alhamdulillah, kirmir (penahan tanah) di TPU Cikutra dan Sirnaraga kini sudah lebih kuat setelah dilakukan perbaikan bersama DSDABM dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS),” ungkap Bambang.

Sementara itu, tujuh TPU lain yang dilintasi aliran sungai seperti Babakan Ciparay, Astanaanyar, Guburu, Malaer, Cibarunai, Cikutra, dan Nagrog akan terus dipantau untuk mengantisipasi potensi longsor.

“Insyaallah, kami akan terus memantau dan menangani agar kejadian serupa tidak terulang, khususnya di TPU yang berisiko tinggi akibat gerusan air,” ungkapnya.

Salah satu ahli waris makam yang dipindahkan, Tina warga Kelurahan Pasanggrahan mengapresiasi upaya cepat Pemkot terutama Disciptabintar dalam merelokasi makam keluarga yang terancam longsor.

“Alhamdulillah terima kasih kepada Pemkot Bandung yang telah bekerja cepat memindahkan makam keluarga kami. Di sini kami ada dua makam, makam ibu dan bapak,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kepala UPT Daerah Aliran Sungai (DAS) DSDABM, Asep Suryana menjelaskan, proses perbaikan membutuhkan waktu lebih dari satu bulan mengingat kondisi tanah yang curam dan dalam.

“Penanganannya tidak bisa sekadar darurat karena ini sangat curam, sekitar 10 meter. Biasanya untuk longsor dengan tinggi 5-6 meter masih bisa ditangani dengan karung atau rucuk, tapi di sini tidak memungkinkan. Kami harus segera bertindak agar longsoran tidak melebar,” ujar Asep.

Saat ini, tim DSDABM telah meninjau lokasi dan akan segera melakukan tindakan teknis dengan alat yang memungkinkan, karena akses ke TPU Nagrog cukup sempit.

Di luar itu, Menjelang Idul Fitri, TPU Nagrog diperkirakan akan ramai oleh peziarah. Oleh karena itu, Camat Ujungberung, Abriwansyah Fitri mengimbau masyarakat untuk menggunakan kendaraan roda dua agar tidak terjadi kemacetan.

“Kami imbau warga yang ingin berziarah ke TPU Nagrog agar tidak menggunakan mobil, karena akses jalan menuju TPU ini cukup kecil dan hanya bisa dilalui motor. Ini demi kenyamanan dan kelancaran bersama,” katanya.

 




Longsor, 32 Warga Jalan Industri Dievakuasi

longsor jalan industri

Longsor Akibat Pergeseran Tanah, 3 Rumah Hancur

BANDUNG, Prolite – Akibat pergeseran tanah atau longsor, dua rumah di Jalan Industri Dalam, RT 8/8, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung amblas. Sedikitnya 32 warga sekitar dievakuasi ke tempat aman menghindari longsor lanjutan.

Sekertaris RT Yopi Setiawati (50) menyampaikan saat kejadian pukul WIB, sebenarnya sebagian warga pria dewasa tengah melakukan kerja bakti di anak sungai Citepus. Tetiba seorang warga merasakan ada getaran atau pergesaran tanah.

“Saat itu juga suami saya dan beberapa bapak-bapak yang lain naik sambal mau memindahkan motor, nah saat itu juga terdengar suara bangunan jatuh dan suami saya juga jatuh hingga ada luka lecet sedikit,” jelas Yopi saat ditanya wartawan, Minggu (17/11/2024).

Kejadian yang tiba-tiba itu tidak diketahui penyebab pastinya apa, hanya saja tanh bangunan tersebut terus longsor bahkan hingga siang hari masih terjadi jatuhan-jatuhan bangunan hingga suaranya cukup membuat kaget warga yang tengah evakuasi.

longsor jalan industri

Keluarga yang dievakuasi kata Yopi ada sebanyak 32 jiwa, di antaranya 3 keluarga dari yang rumahnya hancur, yakni keluarga bu Wiwin, pak Dede Sumpena, dan pak Ujang Sutisna. Sementara ini dievakuasi ke SD Industri tak jauh dari lokasi kejadian.

“Ya kerugian satu rumah sekitar Rp 50 juta ya, dan yang satu itu bangunannya baru,” jelasnya.

Yopi dan para korban longsor sangat berharap perbaikan kirmir atau benteng segera dilakukan pasalnya khawatir saat hujan terjadi Kembali longsor dan akibatnya korban semakin banyak.

“Ini saja yang dievakuasi 32 jiwa karena rumah di belakang rumah rusak itu khawatir kena dampak. Bahkan pernah disini hujan hingga banjir mencapai kepala orang dewasa. Makanya kami berharap segera diperbaiki,” harap Yopi.

Pantauan di lapangan, warga berkerumun di lokasi kejadian longsor, sebagian tengah membantu mengangkut barang-barang berharga yang masih bisa diselamatkan. Sementara petugas kepolisian terus berjaga-jaga dan memasang garis agar warga tidak banyak yang keluar masuk wilayah tersebut terutama di jembatan Industri akses keluar masuk jalan.

Anggota Tagana dan TNI pun tampak berada di lokasi melakukan evakuasi awal, guna antisipasi terjadi longsoran kembali. Sementara itu kondisi salah satu rumah tampak porak-poranda bahkan bangunan dan barang-barangnya berjatuhan masuk ke sungai tersebut.




6 Rumah dan Jalan Kereta Terdampak Longsor

BOGOR, Prolite – Telah terjadi longsor di Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, hujan mengguyur Kota Bogor terjadi sejak hari Selasa (14/3) malam. Hujan terus menerus mengakibatkan longsor dan menimpa 6 rumah warga di RT 7 RW 4.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Teofilo Patrocinio mengatakan, longsor setinggi 30 meter di Empang itu terjadi pada pukul WIB.

Seluruh personel BPBD bersama Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Bogor berhasil mengevakuasi 13 korban.

Baca Juga : Kolam Retensi Cisanggarung, Antisipasi Banjir Arcamanik

“Dari 17 korban tertimbun, 11 orang selamat, 2 meninggal dunia, dan 4 masih belum ditemukan. Dua korban tewas yakni Mustofa, 30, dan Alfandy, 2,” ucapnya.

Bukan hanya itu, longsor yang terjadi di Empang juga membuat 1 rumah ibadah rusak dan berdampak pada akses kereta api Bogor-Sukabumi yang menggantung sepanjang 15 meter.

PT Kereta Api Indonesia atau KAI Daop 1 Jakarta mencatat sebanyak tiket jurusan Bogor Sukabumi untuk pemberangkatan 15 Maret 2023 batal berangkat, maka dari itu pihak KAI mengembalikan 100 persen tiket yang sudah dibeli penumpang.

Baca Juga : La Nina Panjang, Kota Bandung Dingin

Selain itu dampak dari hujan terus menerus yang terjadi di Kota Bogor mengakibatkan banjir di Jalan Pangeran Assogiri, Kecamatan Bogor Utara, Jalan Cibalagung, Kecamatan Bogor Barat, Perumahan Minabhakti, Kecamatan Bogor Selatan.

Wali Kota Bogor melakukan kunjungan kepada masyarakat yang berdampak longsor di Empang. Dalam kunjungannya tersebut, Dedie berjanji Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bakal membantu seluruh korban terdampak longsor di Empang.

Untuk tempat tinggal, Pemkot Bogor bakal menyediakan rusunawa sebagai tempat evakuasi sementara para korban longsor di Empang. “Kami evakuasi dulu beberapa waktu ke depan. Supaya warga tenang, selamat, tidak berada di lokasi rawan, dan tetap bisa melakukan aktivitas sehari-hari,” terang dia. Dedie juga berjanji, pihaknya akan menanggung biaya pengobatan korban-korban selamat longsor di Empang yang mengalami luka-luka. (*/ino)