Yuk Bangun Budaya Literasi di Sekitarmu! Tips Seru untuk Orang Tua & Guru

Prolite – Yuk Bangun Budaya Literasi di Rumah dan Komunitas! Tips Seru untuk Orang Tua & Guru

Di era digital seperti sekarang, literasi bukan cuma soal bisa baca dan nulis. Lebih dari itu, literasi adalah kemampuan memahami, berpikir kritis, dan mengolah informasi. Nah, masalahnya, banyak anak (dan bahkan orang dewasa) yang mulai kehilangan minat baca karena tergoda gadget dan media sosial.

Padahal, budaya literasi itu penting banget buat pengembangan diri dan masa depan. Jadi, gimana caranya membangun budaya literasi di rumah atau komunitas supaya kegiatan membaca terasa menyenangkan, bukan membosankan? Yuk, simak tips-tipsnya!

Mengapa Budaya Literasi Itu Penting?

Mungkin kamu pernah dengar pepatah, “Buku adalah jendela dunia.” Tapi sebenarnya, literasi bukan cuma soal buku. Literasi membantu kita memahami dunia di sekitar, berpikir lebih kritis, dan bisa mengekspresikan diri dengan lebih baik. Dengan literasi yang kuat, anak-anak tumbuh jadi pribadi yang percaya diri, punya empati, dan mudah beradaptasi.

Menurut laporan UNESCO Global Education Monitoring 2024, negara dengan tingkat literasi tinggi cenderung memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan masyarakat yang lebih produktif. Jadi, literasi itu bukan sekadar urusan nilai pelajaran, tapi juga bekal penting untuk kehidupan sosial, karier, dan kesejahteraan mental.

Peran Orang Tua: Jadi Role Model Literasi

Anak-anak meniru apa yang mereka lihat, bukan apa yang mereka dengar. Jadi, kalau orang tua ingin anaknya suka membaca, ya orang tuanya juga perlu menunjukkan kebiasaan itu. Beberapa langkah sederhana bisa dimulai dari sini:

  • Sediakan akses bacaan di rumah. Nggak harus rak buku besar, cukup beberapa buku anak, majalah, atau komik edukatif di sudut ruangan yang mudah dijangkau.
  • Batasi waktu layar. Kurangi penggunaan gadget, terutama saat waktu keluarga. Ganti dengan sesi membaca santai bareng.
  • Diskusi ringan setelah membaca. Tanyakan ke anak, apa yang mereka suka dari cerita itu, atau nilai apa yang bisa dipelajari. Ini melatih anak berpikir kritis dan mengungkapkan pendapat.
  • Jadikan membaca sebagai rutinitas harian. Misalnya, membaca 15 menit sebelum tidur. Dengan begitu, membaca terasa seperti kebiasaan yang alami, bukan kewajiban.

Menurut The Reading Agency UK (2025), anak-anak yang sering melihat orang tuanya membaca cenderung memiliki minat literasi dua kali lebih tinggi daripada mereka yang tidak.

Peran Guru & Sekolah: Menyulut Semangat Literasi Sejak Dini

 

Sekolah adalah tempat terbaik untuk menumbuhkan cinta baca dan tulis. Guru punya peran penting, bukan cuma mengajarkan teori, tapi juga menanamkan rasa senang terhadap literasi.

Beberapa ide yang bisa dilakukan guru di sekolah:

  • Quiet Reading Time (Waktu Membaca Tenang). Sediakan 10–15 menit setiap pagi untuk membaca buku pilihan sendiri.
  • Klub Buku Sekolah. Siswa bisa berbagi buku favorit dan mendiskusikan isi cerita secara santai.
  • Literasi Digital. Ajarkan anak menggunakan internet untuk mencari informasi positif, menulis blog sederhana, atau membuat resensi buku online.

Dengan pendekatan yang kreatif, sekolah bukan hanya tempat belajar teori, tapi juga jadi ruang eksplorasi ide dan imajinasi. Menurut riset dari Edutopia (2025), siswa yang terlibat aktif dalam kegiatan literasi sekolah memiliki peningkatan kemampuan menulis hingga 40% dalam satu semester.

Peran Komunitas: Menyebarkan Semangat Lewat Kebersamaan

Budaya literasi nggak bisa tumbuh sendiri. Komunitas punya peran penting dalam memperluas gerakan membaca. Beberapa kegiatan yang bisa dicoba:

  • Grup Baca atau Book Club Lokal. Kumpulkan teman-teman sekampung atau sekompleks buat baca buku bareng setiap minggu.
  • Workshop Menulis & Cerita. Ajak anak dan remaja ikut kelas menulis puisi, cerpen, atau storytelling.
  • Tukar Buku (Book Swap). Aksi kecil tapi seru. Siapa pun bisa menukar buku yang sudah dibaca dengan buku lain.
  • Kampanye Literasi. Adakan acara baca puisi di taman, pameran buku lokal, atau kegiatan sosial berbasis literasi.

Komunitas bisa jadi jembatan penting buat memperkuat rasa kebersamaan dan mendorong anak-anak (juga orang dewasa!) agar terus belajar tanpa merasa sendirian.

Langkah Konkret Membangun Literasi di Rumah

Kalau kamu ingin mulai dari rumah, ini beberapa langkah mudah yang bisa langsung dicoba:

  1. Buat sudut baca yang nyaman. Cukup dengan bantal empuk, penerangan hangat, dan rak kecil.
  2. Challenge membaca 15 menit per hari. Catat buku yang sudah dibaca di papan kecil, beri stiker tiap kali selesai membaca.
  3. Diskusi akhir pekan. Bahas buku atau artikel menarik bareng keluarga.
  4. Gunakan media digital dengan bijak. Ada banyak e-book gratis dan podcast edukatif yang bisa dimanfaatkan.

Langkah kecil ini bisa membentuk rutinitas besar kalau dilakukan secara konsisten. Ingat, literasi itu tumbuh dari kebiasaan, bukan paksaan.

Mulai dari Satu Buku, Bangun Seribu Ide

Budaya literasi nggak harus dimulai dari sesuatu yang besar. Cukup dari satu buku, satu cerita, atau satu percakapan di meja makan. Dari sana, rasa ingin tahu dan semangat belajar bisa tumbuh perlahan.

Yuk, jadi bagian dari gerakan literasi! Entah kamu orang tua, guru, atau anggota komunitas, setiap tindakan kecilmu bisa membuka dunia baru bagi anak-anak dan lingkunganmu. Karena, pada akhirnya, literasi bukan sekadar membaca kata-kata—tapi memahami kehidupan.




8 Jendela Baru Literasi dengan Platform Online Gratis

Platform

Prolite – Yo, Sobat Literasi! Jaman sekarang, literasi nggak cuma di buku fisik doang, tapi juga meluncur kenceng di platform online.

Banyak pintu baru terbuka, banyak banget jendela literasi yang bisa kita buka. Dan yang lebih menariknya lagi, semua bisa diakses tanpa bayar di platform online!

Nah, berikut 8 platform online gratis yang bisa jadi jendela baru buat nambah wawasan kita. Yuk, duduk manis, dan siap-siap buka pintu dunia literasi baru!

8 Rekomendasi Platform Literasi Online Gratis

Ilustrasi membaca di gadget – Freepik

1. Google Books

Mengakses ribuan buku digital secara gratis sambil menikmati fitur pencarian yang memudahkan adalah kesempatan yang luar biasa untuk para pembaca. Dengan begitu banyak pilihan, setiap orang dapat menemukan bacaan yang sesuai dengan minat dan preferensinya.

2. Project Gutenberg

Dengan menyediakan lebih dari 60,000 e-book klasik yang dapat diunduh tanpa biaya, platform ini benar-benar menjadi surga bagi pencinta sastra. Beragam genre dan penulis tersedia, memungkinkan pembaca mengeksplorasi dan menemukan karya-karya klasik yang belum pernah mereka baca sebelumnya.

3. Khan Academy

Platform yang tidak hanya berfokus pada literasi kata, tetapi juga literasi matematika dan ilmu pengetahuan. Penyajian materi melalui video pembelajaran interaktif dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan mudah dipahami.

4. Duolingo

Duolingo memang menjadi pilihan yang fantastis bagi mereka yang ingin mengasah literasi dalam bahasa asing. Dengan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dan interaktif, Duolingo membantu pengguna memperoleh keterampilan bahasa dengan cara yang lebih menarik. Dari

5. Coursera

Tidak hanya menyajikan buku digital, tetapi juga menawarkan kursus online gratis dari universitas terkemuka dunia. Ini memberikan kesempatan luar biasa untuk mendapatkan literasi yang lebih mendalam di berbagai bidang.

6. Librivox

Menyediakan audiobook gratis yang dibacakan sukarelawan, cocok untuk yang lebih suka mendengarkan cerita.

7. Storybird

Tempat bagi penulis amatir untuk mengekspresikan ide mereka dan membaca karya dari sesama pengguna.

8. Goodreads

Goodreads adalah situs jaringan sosial yang dikhususkan untuk katalogisasi buku. Mirip dengan platform jaringan sosial lainnya, Goodreads menyediakan fitur pertemanan, grup, dan diskusi.

Ilustrasi berbagai macam buku bacaan – Freepik

Melibatkan pembaca dalam komunitas literasi online, memberikan rekomendasi buku, dan menyediakan ulasan dari pengguna lain.

Dengan semakin banyaknya platform literasi online gratis, kita berada di tengah-tengah era di mana pengetahuan dapat diperoleh dengan lebih mudah. 

Masyarakat dapat terus mengembangkan literasi mereka tanpa harus mengeluarkan biaya signifikan. 

Sebuah revolusi literasi yang sangat positif, membuka peluang bagi semua orang untuk mengeksplorasi dunia pengetahuan secara bebas. Mari bersama-sama memanfaatkan peluang ini untuk terus tumbuh dan belajar!




Perpusnas Writers Festival 2023 : Wadah Literasi di Bandung yang Sajikan Berbagai Agenda Menarik

Perpusnas Writers Festival

BANDUNG, Prolite – Perpusnas Writers Festival (PWF) sukses digelar di Kota Bandung, Jawa Barat, selama periode 6-8 September 2023. Festival ini menawarkan berbagai agenda literasi yang berlangsung selama tiga hari penuh.

PWF di Kota Bandung ini merupakan hasil kerja sama antara Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dengan Museum Konferensi Asia Afrika (KAA). Festival ini berpusat di dua lokasi utama, yaitu Gedung De Majestic dan Museum KAA.

Perpusnas Writers Festival untuk Tingkatkan Kegiatan Literasi di Indonesia

Salah satu kegiatan di PWF – Humas Kota Bandung

Menurut Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Muhammad Syarif Bando, salah satu tujuan utama dari penyelenggaraan Perpusnas Writers Festival adalah untuk meningkatkan ketersediaan bahan bacaan di Indonesia.

Ia mengungkapkan bahwa Indonesia masih menghadapi kekurangan buku bacaan yang signifikan.

Dalam perbandingan yang mengkhawatirkan, di Jakarta, satu buku hanya tersedia untuk 90 orang, sementara di luar Jakarta, satu buku harus dibagi oleh 15 ribu orang.

Padahal, standar UNESCO menyarankan bahwa satu buku seharusnya dapat diakses oleh tiga orang.

Melalui PWF, Syarif berharap dapat mendorong generasi muda, khususnya, untuk menciptakan karya tulis, termasuk yang mempromosikan kearifan lokal.

Dengan cara ini juga, diharapkan akan ada peningkatan signifikan dalam jumlah bahan bacaan yang tersedia untuk masyarakat.

“Kami ingin menanamkan budaya membaca kepada masyarakat. Kami sedang melakukan segala upaya untuk meningkatkan tingkat literasi di Indonesia,” ujar Syarif.

Upaya seperti PWF memiliki potensi besar untuk merangsang minat membaca dan menumbuhkan minat menulis di kalangan masyarakat, yang pada gilirannya akan memperkaya sumber daya literatur Indonesia dan meningkatkan tingkat literasi secara keseluruhan.

Menulis, Mengukir Peradaban

Tema Perpusnas Writers Festival 2023 – Humas Kota Bandung

Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama, dan Humas Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Sri Marganingsih, menyatakan bahwa PWF yang digelar kali ini merupakan yang pertama di luar Jakarta.

Keputusan untuk memilih Kota Bandung sebagai lokasi penyelenggaraan festival ini disebabkan oleh sejarah dan signifikansi kota tersebut dalam konteks dunia.

Perpusnas Writers Festival di Kota Bandung mengusung tema “Menulis, Mengukir Peradaban”. Menurut Sri, terdapat setidaknya 19 kegiatan yang telah direncanakan dalam rangkaian PWF ini.

Kegiatan-kegiatan tersebut melibatkan beragam aspek literasi, seperti talk show, bedah buku, workshop, kompetisi menulis, pemutaran film, musikalisasi puisi, pameran buku, pertunjukan seni sastra, dan penelitian sejarah.

Tema yang dipilih dan beragamnya kegiatan diharapkan dapat memberikan wawasan dan inspirasi yang luas kepada para pengunjung dan peserta PWF.

Sri mengungkapkan harapannya melalui Perpusnas Writers Festival adalah untuk memperkuat literasi di Indonesia.

Buku bacaan di event PWF – Humas Kota Bandung

Dalam upaya mencapai tujuan ini, festival ini mendorong lahirnya berbagai karya tulis yang dapat dihasilkan oleh berbagai kalangan peserta, dan nantinya karya-karya ini dapat diterbitkan oleh Perpusnas Press.

“Karena PWF adalah sebuah festival, maka materi yang dibahas sangat beragam dan melibatkan berbagai pihak, mulai dari penulis, seniman, hingga pemangku kebijakan,” jelasnya.

Sri juga menetapkan target peserta sebanyak seribu orang yang diharapkan hadir selama tiga hari penyelenggaraan PWF ini.

Semakin banyak peserta yang terlibat, semakin besar dampak yang dapat dihasilkan dalam upaya memperkuat literasi di Indonesia.

Masih ada satu hari tersisa untuk mengikuti beragam kegiatan menarik di Perpusnas Writers Festival (PWF) Bandung.

Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mendapatkan wawasan baru, berpartisipasi dalam diskusi, mengeksplorasi dunia literasi, dan menikmati berbagai acara yang ditawarkan!




Literasi Kunci Kemajuan Bangsa : Rayakan Hari Aksara Internasional pada 8 September 2023

Hari Aksara Internasional

Prolite Mengingat besok adalah tanggal 8 September yang memperingati Hari Aksara Internasional, penting bagi masyarakat untuk menyadari pentingnya literasi bagi kemajuan bangsa.

Literasi adalah kemampuan untuk membaca, menulis, dan memahami informasi. Hal ini penting bagi masyarakat karena memungkinkan mereka untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat.

Melalui literasi, masyarakat dapat mengakses informasi dan pengetahuan yang luas. Informasi dan pengetahuan ini dapat digunakan untuk mengembangkan diri, meningkatkan kualitas hidup, dan berpartisipasi dalam pembangunan masyarakat.

Hari Aksara Internasional
Illustrasi Aksara Jawa dari Aditya Bayu Perdana

 

Hari Aksara Internasional pertama kali dicetuskan pada tahun 1965, pada Konferensi Internasional Menteri Pendidikan untuk Pemberantasan Buta Huruf yang diadakan di Teheran, Iran.

Konferensi tersebut dihadiri oleh 140 negara dan menyepakati pentingnya literasi bagi pembangunan masyarakat.

Pada tahun 1966, UNESCO, organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya PBB, menetapkan Hari Aksara Internasional sebagai hari peringatan internasional.

Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi bagi kemajuan suatu bangsa.

Di Indonesia, Hari Aksara Internasional diperingati dengan berbagai kegiatan, seperti seminar, diskusi, dan lomba-lomba literasi.

Kegiatan-kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya literasi bagi kemajuan bangsa.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa Hari Aksara Internasional penting:

Ilustrasi siswa siswi membaca buku di perpustakaan sekolah – beritamagelang

  • Literasi memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi dan pengetahuan.
  • Literasi memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat.
  • Literasi memungkinkan masyarakat untuk berkembang dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menyadari pentingnya literasi dan mendukung upaya-upaya untuk meningkatkan literasi di masyarakat.